Welcome to The Family

Jumat, 08 Maret 2013

Pengaruh Pikiran_Hukum Proyeksi dan Gravitasi









Petinju dunia terkenal, Muhammad ’Ali, selalu berkata, “Akulah petinju terbaik di dunia. Aku selalu memprediksikan kemenangan dalam setiap pertandingan melawan siapa pun dengan kekuatan apa pun. Aku siap membuktikan ucapanku dengan tindakan.” Selain karena iman pada Allah, rasa percaya diri yang kuat, pikiran positif, proyeksi yang kuat yang dihubungkan dengan perasaan, dan latihan yang serius, ia berhasil menjadi petinju kelas dunia.

    Ketika ditanya, “Mengapa Anda berkata seperti itu?” Ia menjawab, “Selain latihan fisik yang aku lakukan setiap hari, aku juga melakukan latihan berpikir positif (persepsi) yang aku percaya menjadi faktor penentu keberhasilan. Di antara faktor penunjang keberhasilan itu adalah rasa percaya diri dan proyeksi yang aku hubungkan dengan perasaanku. Latihan berpikir positif yang aku lakukan didasarkan atas itu semua.”

Juara karate sekaligus aktor dunia, Bruce Lee, melatih murid-muridnya bertanding dengan cara yang tidak populer saat itu. Ia menyebut latihan itu dengan istilah “mudah dan menahan”. Setiap sepuluh menit pertama dan sepuluh menit terakhir dalam setiap latihan ia melatih kekuatan pikiran murid-muridnya. Latihan ini diberikan untuk membantu mereka membangun rasa percaya diri dan keyakinan bahwa mereka mampu memprediksi kemenangan.

Para ahli melakukan penelitian. Mereka meletakkan seekor tikus di dalam sangkar dan di bagian ujungnya diletakkan sepotong keju. Sekitar sepuluh sentimeter dari posisi kedua ada kawat bermuatan listrik ringan. Apa pun yang menyentuhnya pasti kesetrum. Tikus itu sengaja tidak diberi makan selama 24 jam kemudian dimasukkan ke dalam sangkar itu. Maka, tikus mulai berjalan mendekati keju. Saat menyentuh kawat bermuatan listrik, ia kesetrum. Ia melompat balik kanan, kemudian lari tunggang langgang. Segenap kekuatan yang ada ia kerahkan untuk menyelamatkan diri. Hal seperti ini berlangsung selama satu minggu. Setelah itu, kawat bermuatan listrik itu diambil, lalu tikus kembali dimasukkan ke dalam sangkar itu. Seperti biasa ia mendekati keju. Ketika itulah para ahli dikejutkan oleh tindakan sang tikus. Ketika berjalan, tekanan darah dan detak jantungnya masih normal. Namun, ketika mendekati tempat kawat bermuatan listrik  (yang sudah tidak ada), tiba-tiba ia berhenti. Detak jantungnya bertambah kencang dan tekanan darahnya meninggi. Ia terlihat sangat gugup dan jalannya semakin cepat. Tepat di tempat ia kesetrum, ia melompat, memutar badan, kemudian lari tunggang langgang. Padahal kawat bermuatan listrik itu sudah tidak ada. Jadi, penelitian ini membuktikan bahwa tikus sudah terprogram bahwa di tempat itu ada kawat bermuatan listrik yang membuatnya kesetrum. Maka, ia memproyeksikan keberadaannya meski kawat itu sudah tidak ada. Karena proyeksi itu, ia bersikap sama: melompat, memutar badan, lalu lari sekencang-kencangnya. Begitu juga setiap kali ia mendapatkan potongan keju. Pada akhir riset, para ahli menulis bahwa tikus itu betul-betul sudah terprogram. Ia memproyeksikan bahwa di sangkar terdapat potongan keju dan arus listrik.

Manusia juga seperti itu. Ketika melakukan sesuatu dan mendapatkan hasil tertentu maka ia memproyeksi hasil yang sama. Ia menjadi tertarik padanya karena pikiran dan proyeksi yang sama pula. Jika seseorang menginginkan hasil yang sama. Jika seseorang menginginkan hasil yang berbeda maka ia harus menciptakan perubahan dalam pikiran yang membentuk proyeksi.

Suatu hari seorang ayah membawa anaknya bermain di taman. Ketika sang ayah membeli makanan untuk dimakan bersama, sang anak tidak menghiraukan. Ia malah bermain dan berlari hingga ke bukit yang tidak jauh dari tempat itu. Ia minta diizinkan masuk ke dalam gua yang ada di bukit itu. Sang ayah tidak keberatan asal anaknya berhati-hati. Masuklah anak itu dengan hati gembira. Di dalam gua ia berteriak, “Aku senang sekali.” Tiba-tiba ia mendengar suara serupa, “Aku senang sekali.” Seperti ingin meyakinkan diri, anak itu kembali teriak, “Aku senang.” Suara itu juga berkata, “Aku senang.” Mendengar suara yang kedua kali, anak itu merasa takut. Ia langsung lari menghampiri ayahnya. Setibanya di pangkuan sang ayah, ia ceritakan apa yang terjadi di dalam gua.

Mendengar cerita anaknya, sang ayah meninggalkan semuanya dan ikut masuk ke dalam gua. Di sana ia kembali meminta sang anak mengulangi apa yang telah dilakukan. Anak itu berkata, “Aku senang.” Mendengar suara seperti yang dikatakannya, ia bertanya pada sang ayah, “Apa itu, Ayah?” Sang ayah menjawab, “Itu namanya gema, Anakku.” Anak itu bertanya lagi, “Apa itu gema, Ayah?” Sang ayah menjawab, “Gema itu pantulan suaramu. Anakku, aku ingin engkau tahu bahwa apa yang engkau pikirkan akan kembali kepadamu seperti jalan pikiranmu. Jika yang engkau pikirkan adalah toleransi, kemudian engkau meyakininya, lalu mengikatnya dengan perasaanmu, maka ia akan menjadi bagian dari perilakumu. Anakku, itulah yang oleh para ilmuwan disebut hukum gravitasi. Karena itu, hati-hatilah dengan pikiranmu dan perasaanmu. Sebab, hal itu akan menarik apa pun yang engkau pikirkan dan rasakan.”

Ada seorang teman yang menggunakan hukum proyeksi dan gravitasi untuk menemukan tempat parkir mobilnya. Setiap itu ia lakukan, ia selalu berhasil dengan cara tidak terpikirkan sama sekali. Yang ia lakukan hanyalah berkata pada diri sendiri, “Kendati tempat parkir sudah penuh, aku pasti menemukan tempat untuk memarkir mobilku.” Dan benar, ia mendapatkannya. Suatu hari, saya bersamanya. Sambil bercakap-cakap kami meluncur ke sebuah gedung pertemuan yang besar dan dipenuhi banyak mobil. Ia cerita tentang hukum proyeksi dan gravitasi. Menurutnya, setelah mempelajari bersama saya dalam pelatihan “hukum akal bawah sadar yang menentukan jalan hidupmu”, ia selalu mempraktikkan dalam hidupnya. Hasil yang diperoleh pun membaik. Hidupnya pun semakin baik. Ketika tiba di gedung pertemuan, ia tidak mendapatkan tempat untuk memarkir mobilnya. Sembari memandang saya ia berkata, “Bukan salah hukum itu, tapi karena aku tidak menggunakannya. Sebab, aku sibuk bercengkerama denganmu. Sekarang, mari kita keluar dari sini dan kembali lagi. Nanti aku akan menggunakan hukum itu.” Betul, kami pun keluar dari area itu. Sebelum kembali ke gedung, ia berhenti. Ditariknya napas dalam-dalam, kemudian ia memikirkan dirinya sendiri. Setelah itu, ia berkata, “Sepenuh apa pun, aku pasti mendapatkan tempat parkir.” Bersamaan dengan kami masuk ke arena gedung pertemuan, sebuah mobil keluar meninggalkan tempat kosong. Temanku tertawa dan berkata, “Seperti yang Anda lihat, hukum itu berfungsi. Namun, Anda harus menggunakannya untuk kemaslahatan Anda.” Pepatah Jepang menjelaskan, “Hati-hati dengan apa yang Anda pikirkan. Sebab, sangat mungkin Anda dapat mencapainya.”

Rasulullah saw. Bersabda, “Bersikap optimislah terhadap kebaikan, niscaya kalian mendapatkannya.” Kalimat ini mengandung hukum proyeksi dan gravitasi. Karena itu, Rasulullah saw. Berpesan bahwa jika kita menginginkan kebaikan maka kita harus memproyeksikannya. Selain itu Rasulullah saw. Bersabda. “Berdoalah kepada Allah dengan keyakinan. Ketahuilah bahwa Allah tidak menerima doa dari hati yang lalai dan bermain-main.” Ini pernyataan lain dari Rasulullah yang menegaskan kekuatan hukum proyeksi dan gravitasi. Kekuatan pikiran lebih jauh dari yang dibayangkan manusia. Ia bisa membawa Anda pada kebahagiaan atau kesengsaraan.

Mari kita lanjutkan menyingkap kekuatan pikiran dan pengaruhnya pada hukum keyakinan.



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pikiran Melahirkan Kebiasaan
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar

Pengaruh Pikiran_Hukum Pantulan









Ahmad adalah pemuda berusia dua puluh tahun. Sejak kecil ia dikenal berwatak keras. Setiap orang ia perlakukan dengan kasar dan akhlak tidak terpuji. Di sisi lain, ia tekun belajar dan memiliki cita-cita yang tinggi. Setelah selesai kuliah, ia meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih gelar magister dan doktor. Tetapi, bidang yang ia minati tidak ada di negaranya. Terpaksa ia merantau ke negara lain untuk mewujudkan cita-citanya. Di negara yang baru Ahmad tinggal di sebuah kontrakan yang terdiri dari lima belas pintu. Kontrakan itu dikelola oleh laki-laki paruh baya dan istrinya. Adalah kebiasaan Ahmad dalam bersikap seenaknya memperlakukan orang lain. Ia mudah menyuruh dan melarang hingga cenderung dijauhi semua orang. Suatu hari, tengah malam, perut Ahmad terasa mulas. Karena kesakitan ia teriak keras sekali. Semua orang menghampirinya dan memberikan pertolongan. Pengelola kontrakan itu menghubungi ambulan, agar Ahmad segera dilarikan ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan, para dokter mengatakan bahwa Ahmad menderita radang usus. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, Ahmad harus menjalani operasi sebelum ususnya pecah yang bisa mengakibatkan kematian. Akhirnya, lelaki paruh baya itu memutuskan Ahmad dioperasi. Semua dokumen yang diperlukan ia serahkan kepada pihak rumah sakit. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Semua penghuni kontrakan, termasuk pemilik kontrakan, istrinya, dan anak perempuannya, menunggu di ruang tunggu untuk memastikan bahwa Ahmad baik-baik saja. Setelah siuman dari pengaruh obat bius, Ahmad melihat mereka di sekitarnya. Berhari-hari mereka masih mnunggui Ahmad sampai ia diijinkan keluar dari rumah sakit. Ketika sampai di kontrakan, Ahmad tidak dibiarkan begitu saja sampai kesehatannya benar-benar pulih. Sejak peristiwa itu terjadi perubahan dalam kehidupan Ahmad, terutama setelah mendapat perhatian dari keluarga pemilik kontrakan ketika ia sakit. Ahmad memutuskan untuk kembali kepada Allah. Ia rajin mendirikan shalat. Akhlaknya semakin baik. Ahmad menjadi sosok yang menyenangkan di lingkungan kontrakan.

    Suatu ketika pemilik kontrakan jatuh dari tangga lantai dua. Tak kuat menahan sakit, ia teriak sampai pingsan. Melihat kejadian itu, Ahmad langsung membawanya ke rumah sakit. Ahmad tetap menemaninya sampai ia benar-benar pulih. Ahmad bahkan menyuapinya dan membantunya minum obat. Karena terharu, pemilik kontrakan itu menangis. Sembari memeluk Ahmad ia berkata, “Aku pernah berharap Allah memberi anak laki-laki untukku agar bisa membantu mengurus kontrakan. Ternyata, Dia mengirimmu kepadaku.” Ahmad pun tak kuasa membendung air mata.

    Waktu terus berjalan dan masa belajar selesai. Ahmad berhasil meraih gelar magister. Karena masa kuliahnya sudah selesai, Ahmad harus pulang ke negaranya. Semua barangnya ia kemasi. Sebelum keluar untuk pamit pada pemilik kontrakan dan keluarganya, mereka telah menunggu sambil menangis. Istrinya bertanya, “Apakah kau sudah mengemasi barang-barang?” Ahmad menjawab, “Ya.” Perempuan itu lantas berkata, “Tapi masih ada dua koper yang kau tidak akan sanggup membawanya.” Ahmad kaget, “Dua koper apa?” katanya. Perempuan itu menjawab, “Koper pertama berisi cinta kami padamu dan koper kedua berisi cintamu pada kami. Bagaimana pun Anda tidak mungkin bisa membawanya pergi karena semua itu ada dalam hati kami.” Akhirnya semua berangkulan sambil menangis. Ahmad berjanji akan datang lagi menemui mereka, bukan untuk mengejar cita-cita, melainkan karena cinta yang Allah anugerahkan kepada mereka.

    Kisah ini memberi gambaran bahwa dunia dalam diri Ahmad dipenuhi perilaku negatif, kebencian, dan dendam hingga membuat dunia luarnya tidak menyenangkan. Semua orang menjauhinya. Dunia luarnya merupakan pantulan dari dunia dalam dirinya. Dalam hal ini Zéno berkata, “Hidup adalah pantulan pikiran dan keyakinan Anda. Untuk mengubah hidup, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah mengubah pikiran dan keyakinan Anda.” Karena itu, sikap orang lain kepada Ahmad tidak akan berubah kecuali karena ia telah berubah setelah jatuh sakit. Ia juga melihat sendiri bahwa ada sebagian orang yang mencintai orang lain secara tulus. Mereka senantiasa siap mengulurkan tangan dalam kondisi apa pun. Itulah yang membuat perubahan pada diri Ahmad sampai ia memutuskan untuk mengubah sikap dan perilakunya. Ketika terjadi perubahan positif di dalam maka ia akan memantul pada dunia luar.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Bagaimana sikap orang lain terhadap Anda? Apakah Anda merasa mereka saling membantu dan menghormati? Atau mereka malah menentang, melawan, dan tidak menghormati Anda? Apakah cita-cita Anda terwujud seperti yang Anda inginkan, atau tidak? Sudahkah Anda menjadi seperti yang Anda inginkan? Apakah Anda menghadapi hambatan yang lebih besar dari diri Anda sendiri?

    Jawaban Anda untuk pertanyaan- pertanyaan ini akan memberi satu kesadaran bahwa apa pun yang terjadi pada Anda adalah pantulan dari pikiran dan keyakinan dalam diri Anda, baik berkenaan dengan diri sendiri atau orang lain. Jika Anda menginginkan perubahan dalam hidup, maka lihatlah diri Anda sendiri. Anda akan menemukan solusi yang dibutuhkan, Allah berfirman kepada kita, Dan pada diri kalian sendiri. Maka apakah kalian tidak memerhatikan? (al-Dzâriyât: 21). Mahasuci Allah yang Mahabijaksana dan Mahamulia. Dialah yang memberi kita kekuatan untuk mengubah diri sendiri atas izin-Nya. Dialah juga yang membuat kita maju, tumbuh, dan berkembang mencapai puncak dan hidup bahagia. Dia memberi kita kemampuan untuk memilih dan memberikan kebebasan mengambil keputusan.

    Jadi, Anda bebas memilih kehinaan atau kemuliaan. Anda bebas memilih memanfaatkan setiap detik kehidupan atau membuang-buang waktu dengan berkeluh kesah dan mencela orang lain. Yang jelas, setiap saat akal Anda akan bekerja dengan cermat dan semangat. Ia akan membuka file-file data sejenis dengan yang Anda pikirkan. Di sinilah kita melihat bahwa dunia luar adalah pantulan pikiran Anda. Dunia luar adalah pantulan dunia dalam. Perubahan yang Anda inginkan tidak akan pernah terjadi hingga Anda mengubah dunia dalam diri Anda. Gandi pernah berkata, “Buatlah perubahan dalam hidup Anda. Ketika Anda mengubah yang ada dalam diri, dunia akan mengikuti apa yang Anda inginkan.”



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pikiran Menambah atau Mengurangi Energi 
Pikiran Melahirkan Kebiasaan
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar

Pengaruh Pikiran_Hukum Korespondensi









Alam batin Anda terdiri dari persepsi, pengertian segala sesuatu, prinsip, keyakinan, dan cara pandang terhadap segala sesuatu, termasuk manusia. Karena itu, apa pun yang Anda pikirkan akan memengaruhi apa yang Anda lihat di alam luar.

    Contoh: ada orang mengatakan bahwa dirinya gugup dan orang lain yang menyebabkan seperti itu. Sebenarnya tidak ada orang lain yang membuatnya gugup. Yang ada adalah ia mengetahui pengertian gugup dan bagaimana menjadi gugup. Jika ia pergi ke mana pun di dunia ini, ia pasti tetap gugup ketika menghadapi sesuatu yang membuatnya demikian. Jadi, bukan orang lain atau benda di sekitar yang menyebabkan seseorang gugup atau tenang, melainkan data yang tersimpan di akal bawah sadar. Ketika sejak kecil seseorang terbiasa gugup ketika menghadapi suasana tertentu, dalam kondisi yang sama akal bawah sadarnya akan terbuka. Oleh karena itulah alam batin menciptakan alam lahir.

    Dalam peribahasa India dikatakan, “Alam lahir tidak memengaruhi seseorang, tapi memperlihatkan apa yang ada dalam pikirannya.” Seorang ahli berkata, “Tidak seorang pun bisa membuat Anda merasa lebih kecil darinya tanpa izin dari Anda sendiri.” Ini kenyataan. Tidak seorang pun bisa menembus alam batin Anda dan membuat Anda merasakan sesuatu. Anda sendiri yang menentukan persepsi Anda. Anda sendiri yang memilih pengertian dan cara pandang Anda terhadap alam luar. Anda sendiri yang menentukan perasaan Anda. Anda sendiri yang menentukan perilaku Anda.

    Ada satu perinsip dalam ilmu jiwa yang sering disampaikan oleh Dr. Milton Ericson, seorang doktor di bidang psikonalitik dan peletak dasar hipnotisme dengan sugesti ala Milton Ericson. Prinsip itu adalah “Setiap orang bertanggung jawab atas akalnya dan setiap orang bertanggung jawab atas hasil kerjanya.”

    Jika di depan Anda ada sebuah gelas berisi air panas, lalu Anda memegangnya, apa yang terjadi? Tangan Anda akan kepanasan karena gelas itu panas. Mengapa? Karena air di dalam gelas itu panas, dan menyebabkan bagian luar gelas terasa panas. Untuk memegangnya dengan nyaman, Anda harus menggunakan alas tangan atau menunggu hingga air itu dingin. Dengan demikian, bagian luar gelas itu akan ikut dingin.

    Jika Anda mengambil segelas air putih yang jernih, lalu Anda masukkan setetes tinta merah ke dalamnya, apa yang terjadi? Air akan bewarna merah  karena bercampur tinta. Hal ini menggambarkan bahwa file-file akal seseorang sebenarnya sangat bersih. Tetapi pikiran negatif yang dimasukkan menjadikan file-file itu negatif. Ketika seseorang berinteraksi dengan dunia luar, ia berinteraksi sesuai file yang ia miliki.

    Ketika memberikan seminar tentang kekuatan pikiran positif dan perbuatan strategis, saya memegang suah apel. Kepada para peserta saya tanyakan, “Jika kita peras apel ini, sari apa yang akan kita dapat?” Semua menjawab bersamaan, “Tentu sari apel.” Saya tanya lagi, “Mungkinkah kita menghasilkan sari jeruk?” Mereka menjawab, “Tentu tidak.” Saya tanya lagi, “Mungkinkah kita menghasilkan sari anggur?” Mereka menjawab,”Tentu tidak. Apa pun yang Anda lakukan, Anda tetap akan menghasilkan sari apel.” Semua tertawa.

    Saya lantas menjelaskan maksud dan tujuan dari contoh tersebut. Saya katakan bahwa apel hanya memberikan sari apel, jeruk hanya menghasilkan sari jeruk, dan strawberry hanya menghasilkan sari strawberry. Jadi, buah apa pun yang Anda peras, ia hanya memberi sesuatu yang ada di dalamnya. Begitu pula halnya dengan manusia: ia hanya memberi atau mendatangkan sesuatu yang ada dalam dirinya. Jika yang ada dalam diri seseorang adalah sikap tidak toleran, maka sikapnya terhadap siapa pun akan sesuai dengan file yang berhubungan dengan sikap tidak toleran. Sebaliknya, jika alam batin seseorang mengandung cinta dan toleransi maka sikap itu akan terlihat di alam luarnya. Karena itu Allah berfirman, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (al-Ra’d: 11).

    Jika Anda benar-benar menginginkan perubahan, ubahlah file batin Anda terlebih dahulu. Jika sudah Anda lakukan, perubahan akan terlihat di alam luar Anda secara otomatis. Pepatah India mengatakan, “Jika tidak ada musuh dalam batin maka musuh dari luar tidak dapat menyakiti Anda.”

    Di antara sekian surat yang saya terima, ada seorang siswa yang menuliskan bahwa hidupnya berantakan karena perselisihan dengan seorang guru. Akibatnya ia tidak suka pada sekolah. Lebih dari itu ia berpikir untuk meninggalkan bangku sekolah dan mencari kegiatan lain. Surat yang lain bercerita tentang kisah seseorang yang ditinggal sang kekasih karena alasan tertentu. Yang ia katakan kepada saya tidak berbeda dengan yang pertama. Ia mengaku hidupnya sudah hancur karena ditinggal pujaan hatinya. Surat yang lain meminta saya menunjukkan cara membentengi pikiran. Sebab, pikirannya sudah terlampau negatif hingga membuatnya hampir kehilangan akal.

    Dalam kunjungan ke Montreal, seseorang yang berusia sekitar empat puluh tahun menemui saya. Ia berkata, “Dr. Ibrahim, aku menaruh harapan besar pada Anda. Aku harap Anda membantuku.” Saya tanyakan, “Apa yang Anda alami?” Ia berkata, “Aku ingin Anda jadikan aku sebagai orang yang semangat dan bahagia. Kuharap Anda memberiku hipnotis dengan sugesti. Lakukan apa saja pada otakku. Yang penting jadikan aku bersemangat dan bahagia.” Setelah itu ia memejamkan mata dan berkata, “Aku sudah siap, wahai dokter.”

    Kepadanya saya teriakkan kata, “Sejak hari ini Anda bersemangat dan bahagia!” Setelah itu saya minta ia membuka mata. Orang itu berkata, “Ada yang lain?” Saya katakan, “Tidak.” Orang itu tertawa dan berkata, “Sungguh aku sangat membutuhkan bantuan Anda. Apa yang harus  aku perbuat?” Ketika itu saya katakan padanya, “Saya ajak Anda untuk berpikir rasional: tidak ada kekuatan apa pun di dunia ini yang mampu membuat Anda jadi apa pun kecuali Anda mengubah apa yang ada dalam diri Anda.”

    Penelitian membuktikan bahwa orang-orang yang berusaha menurunkan berat badan dengan obat atau operasi pasti kembali pada kondisi semula, bahkan bisa jadi lebih gemuk lagi. Mengapa demikian? Mereka hanya menempuh jalan termudah dan tidak melakukan sesuatu dari diri mereka sendiri. Untuk mencapai tujuan tersebut mereka harus melalui empat tahapan, yaitu pikiran, jiwa, makanan, dan fisik. Pada setiap tahapan, mereka harus sungguh-sungguh dan membuat perubahan yang wajar di dalam dirinya. Dengan demikian, hasilnya baru terlihat nyata.

Hal serupa juga terjadi dalam hubungan dengan orang lain. Jika hubungan Anda dengan seseorang memburuk, baik dengan suami, istri, ayah, ibu, saudara, karyawan, direktur, dan lain-lain, maka Anda harus melakukan perubahan pikiran Anda tentang hubungan ini. Anda juga harus mengubah pengertian yang tertanam dalam diri dan dalam keyakinan Anda tentangnya. Hanya dengan cara inilah Anda akan mendapatkan perubahan yang diinginkan. George Bernard Shaw berkata, “Masalah yang muncul karena diriku sendiri lebih berbahaya daripada masalah yang muncul karena orang lain.” Karena itu, jika Anda ingin mengubah segala sesuatu dalam hidup, mulailah dari pikiran yang membentuk file-file akalmu. Dengan demikian, hukum korespondensi akan bekerja menguntungkan Anda, bukan merugikan Anda. Ingat, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (al-Ra’d: 11).


Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pikiran Tidak Mengenal Waktu  
Pikiran Menambah atau Mengurangi Energi 
Pikiran Melahirkan Kebiasaan
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar

Kamis, 07 Maret 2013

Pengaruh Pikiran_Hukum Konsentrasi









Sistem kerja akal bawah sadar membuat pikiran Anda meluas dan menyebar hingga membuka pintu bagi hukum berpikir paralel yang membuat Anda mengetahui sesuatu yang serupa dengan yang Anda pikirkan. Selanjutnya, membuka pintu bagi hukum yang dianggap paling berbahaya jika digunakan untuk berpikir negatif, tapi menjadi penunjang terkuat menuju keberhasilan dan kebahagiaan jika digunakan untuk berpikir positif.

Di salah satu restoran di Paris saya berbincang dengan seorang panitia penyelenggara pelatihan tentang jadwal kegiatan saya dan rencana promosinya. Kami asyik berbincang meski di dekat kami ada acara ulang tahun pernikahan. Suara gaduh dan derai tawa mereka terdengar begitu keras. Saya mengusulkan untuk pindah ke tempat lain agar lebih tenang. Sang panitian kaget mendengar usulanku. Ia bertanya, “Mengapa harus pindah? Bukankah tempat ini baik dan makanannya sangat enak.” Saya katakan, “Suasana di sini sangat gaduh.” Ia berkata, “Aku sama sekali tidak merasakannya.” Akhirnya kami meneruskan perbincangan. Ia tiba-tiba diam dan berkata, “Anda benar, wahai Dr. Ibrahim. Suasana di sini sangat gaduh. Aku tidak bisa berkonsentrasi. Mari kita pindah ke tempat lain jika Anda berkenan.”

Sekarang saya jelaskan apa yang telah terjadi: panitia itu konsentrasi pada perbincangan seputar jadwal kegiatan saya dan rencana promosi. Maka, akalnya tidak memedulikan segala sesuatu selain yang ia perhatikan. Akal manusia tidak bisa terkonsentrasi pada dua hal atau lebih dalam satu waktu. Ketika saya katakan tentang suasana yang sangat gaduh, saya telah membuatnya memikirkan suasana itu. Kemudian ia menjadi konsentrasi padanya. Implikasinya, akal mengabaikan masalah yang sedang kami perbincangkan dan membuatnya konsentrasi pada suasana gaduh. Karena itu ia putuskan tidak meneruskan pembicaraan di tempat ini.

Begitulah hukum konsentrasi. Apa pun yang membuat Anda konsentrasi, ia menjadikan Anda fokus dan merasakannya. Akal mengabaikan segala sesuatu yang lain agar Anda bisa memberi perhatian lebih pada sesuatu yang menjadi objek konsentrasi Anda. Setelah itu ia akan menggeneralisasi hingga terus terjadi di waktu dan di tempat mana pun. Kemudian ia menjadikan Anda mengkhayalkan sesuatu yang Anda fokuskan pada masa yang akan datang.

Contoh: Anda memutuskan keluar untuk jalan-jalan bersama seorang teman yang sudah lama tidak berjumpa. Bersamanya Anda merasa akan menghabiskan waktu dengan perasaan senang. Pada kasus ini, hukum konsentrasi akan bekerja sebagai berikut:
Hukum:    teman ini sangat baik dan Anda sudah lama tidak berjumpa dengannya.
Perasaan:    Anda merasa bahagia. Sebab, Anda akan berjumpa dengannya dan mengenang masa-masa belajar dulu.
Pengabaian:    akal mengabaikan segala sesuatu yang bersifat negatif tentang dia.
Generalisasi:    otak menggeneralisasikan informasi ini dan membuka file yang mendukung pendapat Anda yang menegaskan bahwa ia benar-benar orang yang baik. Sejak kecil dia sudah baik dan pada masa-masa belajar dia juga baik. Begitulah otak menggeneralisasi bahwa orang itu benar-benar baik, kapan dan di mana pun.
Imajinasi:    dalam kasus ini, otak berimajinasi bahwa Anda menghabiskan waktu bersama dia dalam suasana yang menyenangkan.

    Saat Anda bertemu dengannya, perasaan yang dibayangkan benar-benar terjadi. Tetapi, tiba-tiba Anda berbeda pendapat dengannya. Suasana menegang. Anda pun marah. Tetapi Anda tetap habiskan waktu dengannya meski berakhir dengan perasaan tak menyenangkan. Pada kasus ini hukum konsentrasi bekerja sebaliknya hingga menjadi seperti berikut:

Konsentrasi:    negatif karena peristiwa terakhir yang terjadi bersamanya.
Hukum:    menyebabkan waktu Anda terbuang percuma karena Anda tidak pernah berpikir bakal terjadi seperti itu.
Perasaan:    negatif, dan itu terlihat di ekspresi wajah, gerakan tubuh, cara bernapas, dan detak jantung.
Pengabaian:    otak mengabaikan segala sesuatu yang positif tentang teman ini supaya bisa konsentrasi pada satu informasi. Dan, informasi tersebut negatif.
Generalisasi:    orang ini selalu menimbulkan perasaan negatif pada diri Anda. File-file dalam otak mengukuhkan hal itu. Semasa belajar, ia memang seperti itu. Banyak yang ia ambil dari Anda. Setelah besar, Anda pun sangat marah padanya. Begitulah akal mendapatkan dukungan dari file yang sejenis dengan konsentrasi.
Imajinasi:    selanjutnya Anda tidak mau bertemu dengan orang ini. Bahkan, Anda tidak sudi memenuhi undangannya.

    Sebagaimana Anda lihat, kerja hukum konsentrasi berhasil dalam hal positif atau hal yang negatif. Apa pun yang Anda pikirkan akan membuat hukum aktif (sistem kerja) akal bawah sadar menyebar luas. Setelah itu, hukum berpikir paralel menjadikan Anda melihat sesuatu yang sama. Hukum konsentrasi menjadikan Anda menjatuhkan hukum padanya dan merasakannya. Kemudian Anda mengabaikan segala sesuatu yang lain agar bisa konsentasi padanya. Otak pun membantu Anda lebih banyak dengan membuka semua file sejenis untuk mendukung Anda. Maka, Anda akan menggeneralisasi pengalaman itu dan berimajinasi bahwa pada masa depan Anda melakukan sesuatu atau meninggalkannya.

    Contoh: jika seseorang memikirkan sesuatu yang membuatnya cemas, hukum-hukum yang ada akan bekerja. Sesuatu yang tidak ia pikirkan secara otomatis diabaikan. Ia pun meyakini bahwa dirinya adalah orang yang cemas. Jika seseorang memikirkan kebahagiaan maka ia akan melihat banyak hal yang membahagiakan. Otak akan mengabaikan segala sesuatu yang mendatangkan kesengsaraan.

    Jika seseorang memikirkan kesengsaraan, hukum pun akan bertindak sejalan dengan pikirannya. Apa pun tidak memberikan kebaikan padanya karena ia telah mengabaikan segala sesuatu yang membahagiakan. Kapan dan di mana pun yang ia lihat hanya kesengsaraan. Penyebabnya adalah hanya satu pikiran, positif atau negatif. Pikiran itu membuat semua informasi yang ada bekerja dengan baik, aktif, dan kuat. Semua informasi itu membantu Anda mewujudkan apa yang ada dalam pikiran Anda, baik positif atau negatif. Dari sini pikiran akan membawa Anda pada hukum keempat, yaitu hukum korespondensi. Hukum ini menetapkan bahwa alam batin Anda menyebabkan alam luar Anda. Yang demikian itu membuat Anda melihat alam luar serupa dengan alam batin Anda.



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pikiran Tidak Mengenal Jarak
Pikiran Tidak Mengenal Waktu  
Pikiran Menambah atau Mengurangi Energi 
Pikiran Melahirkan Kebiasaan
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar

Senin, 04 Maret 2013

Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar



Jika tak ada hukum yang dipakai dan dihormati oleh manusia, tentu kehidupan mereka seperti dalam rimba: yang kuat yang menang. Meski sudah ada hukum, kita masih menemukan orang-orang yang berusaha menghindarinya. Yang demikian itu bisa jadi karena status sosial, keluarga, atau status ekonomi. Contoh kecil adalah menerobos lampu merah saat berkendaraan, membawa kendaraan dengan kecepatan yang melebihi batas maksimal, menghindari hukum agar tidak harus membayar pajak, memalsukan dokumen resmi, dan lain-lain.

    Namun, ada hukum yang tidak dapat dikelabui, yaitu hukum rohani yang oleh sebagian ilmuwan disebut “hukum kehidupan” dan sebagian yang lain menyebutnya “hukum alam”. Disebut demikian karena hukum ini berada dalam diri manusia dan berjalan menuju arah yang ditentukan oleh pikirannya. Dan saya lebih suka menyebutnya “hukum akal bawah sadar”.


    Anda akan mengenal hukum ini bukan sekedar namanya, melainkan fungsinya. Semua hukum ini berjalan bersama manusia dan memengaruhinya sesuai dengan jalan pikirannya. Sebagian pembahasan ini akan saya ambilkan dari hasil rekaman saya tentang “hukum akal bawah sadar yang menentukan arah perjalanan Anda”, agar memberikan pengetahuan yang lebih luas tentang kekuatan pikiran kepada Anda.












Sistem ini berjalan berdasarkan prinsip: apa pun yang Anda pikirkan, negatif atau positif, pasti menyebar dan meluas pada hal-hal yang sejenis dengan apa yang Anda pikirkan. Jika Anda memikirkan kecemasan maka Anda menjadi sangat sensitif terhadap sesuatu yang mencemaskan atau melahirkan kecemasan. Anda akan selalu mengamati hal-hal yang menyebabkan kecemasan, orang-orang yang dilanda kecemasan, atau orang –orang yang menyebabkan kecemasan Anda semakin bertambah. Bagaimana hal ini terjadi?

Di dalam otak ada wilayah yang disebut wilayah logika. Wilayah ini berada di wilayah akal analitik. Tugasnya memberi alasan logis pada apa pun yang dipikirkan seseorang dan menjadi kekuatan konsentrasi pada segala sesuatu yang berhubungan dengan pikiran itu, langsung atau tidak langsung.

Saya ingin bertanya pada Anda: pernahkah Anda memikirkan sebuah mobil yang memikat hati Anda? Ketika berpikir untuk membelinya, bukankah Anda melihat seluruh bagia mobil itu? Pernahkah Anda memikirkan seseorang, tiba-tiba ia menelepon Anda? Anda pasti berkata, “Subhânallâh, aku baru saja memikirkan Anda!”

Kita juga menemukan bahwa sistem kerja akal bawah sadar bekerja mendukung Anda ketika Anda memikirkan seseorang yang negatif. Karena, wilayah logika akan memberikan berbagai alasan yang Anda inginkan untuk memperkuat pikiran Anda. Ia juga membuat Anda menjadi sangat peka terhadap setiap informasi atau orang yang berhubungan dengan pikiran Anda. Jika Anda memikirkan kegagalan dan Anda katakan pada diri sendiri, “Aku telah gagal,” maka hukum (ketetapan) ini akan melakukan sesuatu agar Anda melihat diri sendiri benar-benar gagal dan kegagalan selalu ada di sekitar Anda. Jika Ada berpikir kesiapan, sia-sia, cemas, dengki, benci, dendam, takut, dan pikiran negatif lainnya maka hukum (sistem kerja) akal bawah sadar akan mendukung Anda. Dengan hukum kebiasaan, cara ini akan menjadi kebiasaan Anda. Jika Anda berpikir positif seperti keberhasilan, toleransi, cinta, membantu orang lain, belajar, dan lain-lain, sistem kerja (hukum) akal bawah sadar pun akan bersikap sama terhadap Anda. Ia akan membantu memperkuat pikiran Anda, menggali informasi, serta mencarikan orang atau sesuatu yang sejenis dengan apa yang Anda pikirkan. Contoh: jika Anda ingin berlibur akhir pekan (weekend), Anda pasti akan memerhatikan berbagai iklan yang ada di media. Bisa jadi iklan semacam itu sebelumnya sudah bertebaran, tetapi Anda sama sekali tidak memerhatikannya. Hukum ini terus aktif kapan, di mana, dan dalam kondisi apa pun. Ia tidak pernah berubah dan tidak dapat dipengaruhi oleh apa pun. Ia selalu bergerak aktif dengan kekuatan yang mengantarkannya pada kesuksesan seperti yang ada dalam pikiran Anda.

Sistem kerja akal bawah sadar ini selalu berjalan mulus. Ketika Anda memikirkan sesuatu yang negatif maka ia akan membantu Anda mewujudkan pikiran negatif itu. Sebaliknya, jika Anda memikirkan sesuatu yang positif, ia pun membantu Anda mewujudkannya. Ia ada untuk melayani Anda, mengikuti pikiran Anda, dan membuatnya menyebar luas. Jadi, sistem kerja akal bawah sadar bisa menyebabkan Anda sengsara dan gagal atau bahagia dan berhasil. Ia selalu berhasil mendukung Anda sesuai dengan jalan pikiran  Anda. Mari kita gali sistem kerja akal bawah sadar berikutnya dan pengaruhnya terhadap arah hidup Anda.










Saya pernah ke pulau Cona, Hawaii, untuk belajar dasar pengembangan manusia. Seperti biasa saya bangun pagi-pagi, pukul lima. Usai shalat subuh, saya lari pagi. Sebelum berangkat, seseorang berkulit hitam yang usianya sekitar empat puluh tahun ingin olahraga bersama saya. Kami pun lari pagi bersama menempuh jarak sekitar dua mil. Setelah itu kami berhenti dan istirahat di tepi pantai yang indah. Tiba-tiba orang itu berkata, “Lihatlah di air itu, Anda akan melihat ikan-ikan yang unik. Warna-warninya sungguh menawan.” Saya melihat ke tempat yang ia tunjuk, tapi tidak melihat apa-apa. Dalam hati saya berkata, “Tampaknya berbagai pelajaran tentang persepsi yang telah kami terima dalam pelatihan memengaruhi otaknya.” Saya berkata padanya, “Sepertinya tadi malam Anda tidak tidur sehingga Anda melihat sesuatu yang unik, sementara aku tidak melihat apa-apa.” Ia tertawa. Sambil menunjuk ia berkata kepadaku, “Coba lihat di sana. Anda akan melihat ikan yang aku katakan padamu.” Saya menarik napas dalam-dalam untuk mendapatkan ketenangan pikiran dan raga. Sekali lagi saya melihat tempat yang ia tunjuk.

Ternyata benar: saya melihat ikan yang sama sekali belum pernah saya lihat. Warna-warnanya sangat indah. Keindahan yang diciptakan oleh Allah. Dari pengalaman ini saya baru memahami hukum persepsi, yaitu salah satu hukum akal bawah sadar. Hukum persepsi ini menegaskan, “Segala sesuatu ada dalam persepsi. Jika Anda tidak mengetahui saat ini, bukan berarti sesuatu itu tidak ada dalam persepsi, tapi ia tidak ada dalam persepsi Anda saja.” Benar, ikan yang dilihat oleh teman saya itu hanya ada dalam persepsinya. Karena itu ia dapat melihatnya dengan mudah, sementara ikan itu tidak ada dalam persepsi saya kerena saya menganggapnya berkhayal. Setelah menarik napas dalam-dalam, mendapatkan ketenangan jiwa, dan bebas dari hukum apa pun, saya baru bisa melihat ikan itu dan berada dalam persepsi saya. Saat itu juga saya tahu bahwa di sana ada sejumlah ikan sejenis.hal ini mempertegas hukum akal bawah sadar yang telah saya jelaskan: “Segala sesuatu yang Anda pikirkan pasti menyebar dan meluas sesuai dengan apa yang Anda pikirkan.” Kemudian terjadi sesuatu yang tidak pernah  saya duga sama sekali karena konsentrasi saya sepenuhnya  ada pada ikan itu dan keluarganya yang saya lihat dengan jelas sekali. Saya katakan pada teman itu, “Lihatlah di sana, Anda akan melihat ikan langka dengan jenis yang berbeda.” Ia tidak melihat apa-apa. Kami seperti bertukar peran. Tidak lama kemudian ia bisa melihatnya. Kami pun memperluas wilayah persepsi sehingga kami melihat banyak jenis ikan langka yang lain di tempat yang sama. Pada saat itu saya teringat pada hukum kedua, yaitu hukum berpikir linear: “Apa pun yang Anda pikirkan pasti menyebar luas pada sesuatu yang sejenis dengan yang Anda pikirkan dan akan menambahkan data-data sejenis dengannya.”

Sekarang saya ingin bertanya:
Pernahkah Anda merasa kagum pada sebuah mobil dan, beradasarkan hukum akal bawah sadar, Anda jadi melihatnya di setiap tempat? Kemudian Anda jadi mobil lain yang sejenis dengan mobil di atas di setiap tempat, dan melihat mobil yang lain lagi di setiap tempat. Hukum ini membuat pikiran memberikan pikiran yang lain. Ketika Anda berpikir tentang sepupu Anda yang pernah membuat Anda marah, maka kemudian Anda juga berpikir tentang sepupu Anda yang lain yang juga pernah membuat Anda marah. Kemudian Anda juga berpikir tentang seorang pegawai Anda yang pernah membuat Anda marah. Inilah yang disebut dengan hukum berpikir paralel. Jika Anda memikirkan kecemasan, ia akan menyebar. Kemudian ia membuka pintu bagi hukum berikutnya. Akibatnya, kadangkala Anda frustrasi, kadangkala Anda sedih, dan kadangkala Anda gemetar. Jika seseorang takut naik pesawat karena alasan tertentu dan membiarkan ketakutan itu tidak diatasi, maka penyakit ini akan menyebar luas dan semakin kuat. Jika terus demikian ia tidak akan bisa bepergian dengan pesawat, dalam kondisi apa pun. Hukum berpikir paralel pun akan berlaku: ia akan takut ketinggian pesawat pasti terbang tinggi. Ia akan takut pada aktivitas pendakian karena aktivitas tersebut juga berjalan ke ketinggian. Hukum berpikir paralel akan terus beraksi dengan kuat. Bisa jadi kemudian ia takut pada tempat yang tertutup karena ruangan pesawat serba-tertutup. Bisa juga ia takut pada tempat-tempat gelap dan lainnya. Begitulah hukum paralel beraksi dengan sangat teliti agar seseorang dapat sukses dalam mewujudkan apa yang ia pikirkan.

            Jika seseorang berpikir akan menderita pusing setiap siang hari, dan rasa pusing semakin menjadi jika ia sedih atau marah, maka hukum pertama mulai aktif. Kemudian rasa pusing semakin menjadi dan menyebar: tidak hanya terjadi pada siang hari, melainkan pada sore dan malam hari.  Hukum selanjutnya pun berlaku pada kondisi selain sedih atau marah yang membuat rasa pusingnya semakin kuat, kemudian rasa sakit menjalar ke seluruh tubuh. Bukan hanya sakit di kepala, tapi sakit itu telah merambat ke mulut, mata, hidung, dan wajah. Begitulah hukum bekerja sangat teliti agar membuat Anda berhasil menggapai apa yang Anda pikirkan.

            Contoh: seorang siswa tidak suka pada guru bahasa Inggris yang dinilai telah mempermalukannya di depan siswa yang lain. Peristiwa itu mengganggu pikirannya hingga terbawa pulang. Kemudian peristiwa itu ia ceritakan kepada keluarga dan teman-temannya. Maka, sistem kerja (hukum) akal bawah sadar menjadi semakin kuat, membuat siswa tersebut tidak menyukai sang guru, bahkan pelajarannya. Ia tidak mau dekat dengan gurunya dan tidak mau mempelajari materi yang diajarkan. Hukum ini terus meluas dan membuatnya berpikir tentang guru dan pelajaran lain yang tidak ia sukai. Hukum ini terus meluas hingga siswa tersebut tidak suka pada sekolahnya. Selain itu, ia juga tidak punya gairah belajar. Dalam kasus ini kita menemukan hukum berpikir paralel mulai bekerja. Siswa tersebut merasa bahwa belajar sudah tidak ada artinya. Begitulah hukum ini bekerja dengan sangat teliti dan efektif untuk memberi apa yang Anda inginkan.

            Hukum-hukum itu bekerja dengan kekuatan dan dinamisme yang sama ketika Anda memikirkan hal-hal positif. Dengan begitu hukum ini membantu Anda mewujudkan cita-cita dan impian.

            Sebagaimana Anda saksikan, satu pikiran yang dianggap sepele ternyata memiliki kekuatan luar biasa. Pikiran itu bisa menjadi penyebab keberhasilan atau kegagalan dan kebahagiaan atau kesengsaraan Anda.

            Ikutlah bersama saya meneruskan perjalanan menguak kekuatan pikiran dan pengaruhnya pada hukum konsentrasi.


Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)



Baca juga :  
Pikiran Melampaui Batas Waktu 
Pikiran Tidak Mengenal Jarak
Pikiran Tidak Mengenal Waktu  
Pikiran Menambah atau Mengurangi Energi 
Pikiran Melahirkan Kebiasaan

Welcome to The Family

Hey kid! (hey kid)
Do I have your attention?
I know the way you've been living
Life's so reckless, tragedy endless
Welcome to the family

Hey!
There's something missing
Only time will alter your vision
Never in question, lethal injection
Welcome to the family

Not long ago you found the answers were so crystal clear
Within a day you find yourself living in constant fear
Can you look at yourself now, can you look at yourself?
You can't win this fight

And in a way it seems there's no one to call
When our thoughts are so numb
And our feelings unsure
We all have emptiness inside, we all have answers to find
But you can't win this fight!

Hey kid! (hey kid)
I have to question
What's with the violent aggression
Details blurry, lost him too early
Welcome to the family

Hey!
Why won't you listen?
Can't help the people you're missing
It's been done, a casualty rerun
Welcome to the family

I try and help you with the things that can't be justified
I need to warn you that there is no way to rationalize
So have you figured it out now, so have you figured it out?
You can't win this fight

And in a way it seems there's no one to call
When our thoughts are so numb
And our feelings unsure
We all have emptiness inside, we all have answers to find
But you can't win this fight!

Gunning for you and all mankind,
I've lost my mind
Psychotic rabid dementia
I won't be fine

Guitar Solo

I see you're a king who's been dethroned
Cast out in a world you'll never know
Stand down, place your weapon by your side
It's a war, in the end we'll surely lose but that's alright
So have you figured it out now, so have you figured it out?

And in a way it seems there's no one to call
When our thoughts are so numb
Our feelings unsure
We all have emptiness inside, we all have answers to find
But you can't win this fight

Deep inside where nothing's fine
I've lost my mind
You're not invited, so step aside
I've lost my,
Deep inside where nothing's fine
I've lost my mind
You're not invited, so step aside
I've lost my...