Welcome to The Family

Minggu, 10 Maret 2013

Pengaruh Pikiran_Hukum Keyakinan








Di salah satu negara Arab, saya diundang menghadiri acara yang diliput sebuah stasiun televisi. Pada acara itu pemandu acara bertanya, “Percayakah Anda bahwa ada beberapa batu yang bisa menyembuhkan penyakit?” Saya katakan padanya, “Anggap saja aku berikan tujuh batu pada Anda. Aku katakan pada Anda bahwa salah satu batu itu bisa menyembuhkan penyakit. Selanjutnya, aku katakan pada Anda, “Selamat, karena Anda telah memilih satu-satunya  batu yang bisa menyembuhkan penyakit.” Anda pun memutuskan untuk menggunakan batu itu, dan Anda percaya hasil yang diperoleh dari batu ini dan positif. Enam bulan kemudian aku hubungi Anda lewat telepon. Aku katakan bahwa batu yang Anda pilih bukan batu mukjizat, tapi batu biasa. Anda akan berkata, ‘Tetapi batu ini benar-benar membantu penyembuhanku.’ Ketika itu aku katakan, “Yang membantu penyembuhan Anda adalah kepercayaan Anda, bukan batu ini. Dan yang benar-benar menyembuhkan Anda adalah Allah.” Peribahasa Arab mengatakan, “Yakinlah pada batu maka ia akan menyembuhkan Anda.”

    Satu penelitian tentang kekuatan keyakinan pernah dilakukan oleh Universitas Yale, Amerika Serikat. Kepada beberapa mahasiswa dikatakan, “Orang bermata biru jauh lebih cerdas daripada orang yang bermata hitam. Hasil belajar mereka jauh lebih baik.” Tidak ada penjelasan lebih, tapi sesuatu yang menakjubkan terjadi, hasil belajar mahasiswa bemata biru berkembang sangat pesat. Sebaliknya, nilai yang didapat mahasiswa bermata hitam merosot tajam. Para peneliti kembali mengumpulkan mereka. Kepada para mahasiswa itu disampaikan bahwa telah terjadi kekeliruan dalam penelitian. Sebab, mahasiswa bermata hitam ternyata jauh lebih cerdas dibandingkan mahasiswa bermata dengan warna selain hitam. Para peneliti kemudian meminta maaf pada semuanya.

    Untuk kedua kalinya terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan. Hasil ujian mahasiswa bermata hitam melesat tinggi. Sebaliknya, hasil ujian yang diperoleh mahasiswa bermata biru merosot tajam. Setelah itu para peneliti mengumpulkan mereka kembali. Kepada mereka dikatakan bahwa warna mata tidak ada hubungannya dengan kecerdasan. Para ahli juga menyampaikan yang mereka lakukan hanyalah meneliti tentang kekuatan keyakinan. Dijelaskan juga bahwa hasil yang diperoleh kedua kelompok mahasiswa itu bukan karena warna mata, melainkan karena keyakinan bahwa mereka lebih unggul. Karena keyakinan ini, terbentuklah citra diri yang kuat pada setiap mahasiswa yang membuat sikap mereka berjalan seperti keyakinan dan citra diri mereka. Itulah yang mempengaruhi hasil ujian yang mereka dapatkan.

    Henry Ford, pembuat mobil Ford pertama di dunia, mengatakan sesuatu yang membuat saya sangat kagum, “Jika Anda yakin melakukan sesuatu atau Anda yakin tidak mampu melakukan sesuatu, Anda benar dalam dua keyakinan itu.”

    Keyakinan melahirkan perbuatan. Jika Anda yakin mampu mempelajari bahasa baru dalam enam bulan maka Anda terdorong bersikap seperti itu. Tetapi, jika Anda yakin tidak mampu, sikap Anda akan sejalan dengan keyakinan itu. Jadi, keyakinan adalah kekuatan luar biasa yang mengukuhkan pikiran seseorang sehingga menumbuhkan perasaan, perbuatan, hasil, dan membuat kehidupan persis seperti yang ada dalam pikiran.

    Ketika ditabrak mobil truk besar Ronne Scallion masih berusia delapan tahun. Saat itu ia hendak menyeberang jalan. Peristiwa itu mengancam hidupnya. Beruntung Tuhan menyelamatkannya dari kematian. Namun, para dokter terpaksa mengamputasi kedua kakinya. Beberapa hari kemudian, Ronne pulang ke rumah orangtuanya. Hatinya hancur berkeping-keping. Sang orangtua hanya bisa menenangkan bahwa apa yang terjadi merupakan kehendak Allah. Kepadanya disampaikan banyak contoh orang-orang terkemuka, salah satunya adalah Hellen Keller yang dilahirkan dalam keadaan tidak bisa melihat, mendengar, dan berbicara. Namun, belakangan ia menjadi sosok yang sangat berpengaruh.

    Ronne mulai tenang karena mendengar hiburan dari ayahnya. Ia memutuskan untuk kembali bersekolah. Sungguh tidak diduga bahwa teman-teman sekolahnya banyak yang menjauh, bahkan ada yang mengolok-oloknya. Karena sangat sedih, Ronne berhenti sekolah. Agar tetap dapat belajar, sang ayah memanggilkan guru ke rumah untuk Ronne menjalani home schooling. Ronne terus belajar. Hasil yang diperoleh mencengangkan semua orang. Hal itu melahirkan impian baru untuk terus beradaptasi dan melangsungkan hidupnya. Suatu hari, Ronne nonton televisi. Kebetulan yang diputar adalah kejuaraan karate tingkat dunia. Meskipun berbahaya, Ronne merasa bisa ikut dalam permainan ini. Impian bisa ikut olahraga karate disampaikan Ronne kepada orangtuanya. Tentu mereka tidak dapat memenuhi permintaannya ketika itu. Tetapi, karena Ronne memaksa, sang ayah memutuskan untuk menemaninya ke tempat latihan karate. Pimpinan tempat latihan itu adalah seorang penyandang gelar juara yang bernama Lez Lee. Ia bersedia membantu Ronne. Pada awalnya ia memberikan pelatihan olah pikiran, olah jiwa, latihan bernapas, lalu latihan trik bertarung. Dalam menjalani semua latihan itu, Ronne duduk di atas kursi yang dapat digerakkann dan biasa digunakan dalam ajang pertandingan. Seiring bergulirnya waktu, Ronne menjadi sangat mahir bermain karate. Karena itu ia meminta Lez Lee mengikutsertakannya dalam pertandingan. Setelah berhasil memberi pengertian kepada orangtuanya, Lez Lee mengiyakan permintaan Ronne. Dalam pertandingan pertama yang diikuti, Ronne kalah. Tetapi ia pantang menyerah. Berbagai pertandingan setelah itu ia ikuti dan pengalaman dan kemahirannya semakin meningkat. Tiga tahun kemudian, setelah mengikuti berbagai pertandingan, Ronne berhasil menyabet kejuaraan tingkat lokal. Ia memutuskan untuk ikut pertandingan di tingkat yang lebih tinggi. Maka, piala olimpiade tahun 1980 berhasil ia rebut. Ia menjadi orang cacat pertama yang meraih kejuaraan tingkat dunia. Dalam wawancara yang diturunkan sebuah media cetak, ia berkata, “Aku sangat yakin bahwa apa yang terjadi padaku memiliki sebab-sebab tertentu yang ada di sisi sang Pencipta. Apa pun tantangannya, aku pasti menang.” Lebih lanjut ia berkata, “Aku percaya, dengan kemauan yang kuat Anda akan berhasil. Letakkan keyakinan dan kemauan yang kuat ini dalam perbuatan. Anda pasti terpana melihat hasil yang Anda raih.”

    Kini Ronne Scallion berhasil mendapatkan delapan penghargaan untuk sabuk hitam. Selain itu, ia memiliki sebuah tempat pelatihan karate. Murid-muridnya lebih dari tiga ratus orang. Kebanyakan adalah orang-orang cacat yang memiliki harapan besar. Di sini Ronne Scallion baru tahu bahwa Tuhan mengambil kedua kakinya, namun Dia memberinya kehidupan yang sempurna dan membuatnya dapat membantu orang lain.

    Kisah ini mengandung hikmah bahwa kekuatan pikiran mengalahkan keyakinan. Pada gilirannya, ia memberi kekuatan yang mendorong untuk berbuat. Meskipun Anda menghadapi berbagai rintangan, yakinlah bahwa semua itu adalah anugerah dari Allah. Seiring perjalanan waktu, Anda akan sadar bahwa semua yang terjadi adalah untuk kebaikan Anda. Yang harus Anda lakukan pertama kali adalah mengubah pikiran, menerima dan mensyukuri anugerah Allah. Kemudian berbuatlah. Dengan demikian Anda akan menyadari bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar