Welcome to The Family

Jumat, 20 Juni 2014

Tujuh Prinsip Berpikir Positif



3.    Jangan Jadi Masalah. Pisahkan Dirimu dari Masalah

“Apa pun yang Anda pikirkan tentang diri sendiri, Anda tetap lebih kuat dari yang Anda bayangkan,” begitu kata teman saya, Reges Nado, yang saat itu menjabat direktur utama hotel bintang lima di Montreal, Kanada, dan saya adalah asistennya. Saya rasa impian saya pupus dan marah karena satu transaksi dengan perusahaan penerbangan yang bernilai satu juta dolar setiap tahun, selama lima tahun, batal dilaksanakan. Proyek tersebut saya serahkan kepada direktur bidang pengadaan yang bersikap negatif terhadap humas maskapai penerbangan itu. Padahal, dialah yang bertanggung jawab atas penandatanganan kontrak kerja sama.

    Dalam kondisi seperti itu, saya berusaha intervensi dengan harapan masalah itu dapat diselesaikan dengan baik. Namun, humas itu tetap bersikeras untuk menjalin kontrak kerja sama dengan hotel lain. Lebih dari itu, ia menyalahkan saya. Ia menuduh saya meremehkannya dan tidak professional. Ia juga bersumpah untuk tidak akan menjalin kerja sama dengan kami. Bahkan ia mengajak maskapai penerbangan lain untuk tidak menjalin kerja sama dengan kami.

    Saya meminta bertemu dengan direktur utama hotel. Semua yang terjadi saya ceritakan kepadanya. Saat itu saya katakan bahwa saya akan bertanggung jawab. Untuk itu saya mengajukan pengunduran diri. Ketika hendak keluar dari ruangannya, sang direktur utama meminta saya duduk kembali. Ia berkata, “Ibrahim, berkat pikiran, keahlian, dan rencana strategis Anda hotel ini menjadi hotel terbaik di Kanada. Anda telah membantu hotel meraup keuntungan bernilai jutaan dolar. Mengapa Anda berpikir seperti ini?” Saya jawab, “Seharusnya aku sendiri yang melakukan kontrak kerja sama itu.” Ia berkata, “Anda pasti tidak dapat melakukan banyak hal dalam satu waktu. Anda tidak mungkin berada di banyak hal tempat dalam satu waktu yang sama. Mestinya direktur bidang pengadaan itu bersikap bijaksana. Kuminta Anda menarik kembali surat pengunduran diri itu. Mulai hari ini, pisahkan antara diri Anda dan cobaan hidup.” Saya terhenyak mendengar ucapan direktur utama itu. Seharusnya saya paham betul hal itu, karena saya sudah mempelajari syariat Islam, metode pengembangan diri, dan semua hal yang berhubungan dengan potensi diri. Usai mengucapkan terima kasih kepada direktur utama, saya pulang ke rumah. Saya menulis peristiwa tersebut, termasuk bagaimana saya menyikapinya. Apa yang bisa saya pelajari? Bagaimana saya harus bersikap selanjutnya? Sejak hari itu, cobaan apa pun yang saya hadapi dalam hidup ini selalu mengingatkan pada diri sendiri bahwa saya bukan masalah. Sebagai manusia, saya adalah mukjizat tanpa batas. Masalah hanya romantika hidup yang dapat kita pelajari agar lebih bijaksana, lebih ahli, dan lebih berpengalaman.

    Saya akan memberikan gambaran singkat tentang potensi tak terbatas yang dianugerahkan Allah kepada kita:

    Akal manusia memiliki 150 miliar sel lebih. Dr. Michael R. Anastasio dari Universitas Hardvard menegaskan bahwa untuk menghitung jumlah sel dalam otak dibutuhkan waktu lebih dari lima ribu tahun. Akal manusia lebih cepat daripada cahaya. Ia punya kemampuan menyimpan lebih dari 2.000.000 informasi dalam satu detik. Sebuah atsar menyebutkan bahwa ketika Allah menciptakan akal, Dia berfirman kepadanya, “Datanglah,” maka akal datang. Setelah itu Dia berfirman, “Pergilah,” maka akal pergi. Dan Allah berfirman, “Demi kemuliaan dan keagunganKu, Aku tidak pernah menciptakan makhluk yang lebih mulia darimu.”

    Mata Anda memiliki kemampuan untuk membedakan lebih dari 10.000.000 warna dengan cepat. Penciuman Anda memiliki kemampuan mengenal lebih dari 50.000 jenis bau-bauan dalam tempo yang singkat. Indra pengecap Anda memiliki kemampuan mengenali banyak benda yang dingin, hangat, manis, pahit, dan berbagai rasa lainnya.

    Kerja jantung Anda sangat mengagumkan. Meski tidak pernah Anda hitung, ia berdegup lebih dari 100.000 kali setiap hari.

    Jika energi Anda dialirkan ke satu negara maka dapat menghasilkan listrik selama satu minggu. Bayangkan!

    Semua potensi tersebut ada dalam diri Anda, diri saya, dan diri setiap orang di bumi ini. Apakah Anda meyakini semua itu sebagai masalah? Apakah semua itu adalah hambatan? Tentu tidak. Masalah hanya salah satu kondisi aktivitas hidup yang harus dihadapi secara wajar dan disikapi dengan tenang hingga kita menemukan solusinya. Karena itu berhati-hatilah. Kuasailah masalah dan jangan sampai masalah menguasai Anda. Pisahkan Anda dari masalah. Berhati-hatilah akan ucapan Anda pada diri sendiri atau pada orang lain setelah kata “aku”. Karena kata “aku” meliputi segalanya di setiap tempat, waktu serta pada setiap materi dan energi. Ketika Anda mengatakan, “Aku gagal” berarti kegagalan itu berlaku pada setiap tempat, setiap waktu, setiap pikiran, bahasa, dan potensi termasuk potensi spiritual. Karena itu, hati-hatilah setiap kali Anda mengatakan, “Aku . . .” karena kata setelahnya adalah keyakinan yang dapat menimbulkan berbagai masalah untuk Anda. Jangan pernah meletakkan kata negatif setelahnya. Sebaiknya katakan sesuatu yang mendukung dan menguatkan Anda, seperti “Aku percaya diri”, “Aku mampu mengatur waktu”, “Aku kreatif dan mampu menemukan solusi dari masalah apa pun.” Dengan demikian, berarti Anda menyuapi otak Anda dengan gizi positif. Inilah bekal positif Anda dalam menghadapi setiap masalah seberat apa pun. Mark Twain berkata, “Kehidupan ini tidak terdiri dari kenyataan atau hasil kerja, tapi terdiri dari pikiran yang lahir dari akal manusia.” Pikirna yang kita gunakan dalam berkonsentrasi pada persoalan melahirkan perasaan, perilaku, dan hasilnya. Pikiran yang Anda semai di ladang akal akan Anda tuai pada hasil yang Anda dapatkan. Seorang penulis Amerika, Stephen Covey, berkata, “Cara kita memikirkan masalah adalah masalah itu sendiri.” Jadi, masalah adalah dampak dari sesuatu yang terjadi, baik positif atau negatif. Jika Anda pikirkan lebih jauh maka Anda akan menemukan bahwa sumbernya adalah pikiran. Pikiran Anda menguasai waktu dan energi Anda ketika Anda berpikir. Pikiran Anda memengaruhi hasil yang Anda dapatkan dalam kenyataan hidup Anda. Karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih pikiran. Pikirkanlah sesuatu yang dapat membantu kita mencapai harapan.

    Mulai hari ini, tuliskanlah 10 kelebihan yang telah Allah anugerahkan kepada Anda. Kutiplah ayat-ayat Al-Quran, hadis, dan berbagai ilmu yang menunjang kelebihan Anda. Buatlah artikel sebagai hasil pengamatan agar dapat berguna untuk Anda dan orang lain. Ringkaslah hasil pengamatan Anda dalam beberapa pikiran yang dimulai dari atas kepala lalu turun ke bawah. Artinya Anda mulai dari otak: misalnya Anda menemukan bahwa otak mengandung lebih dari 150 miliar sel. Otak lebih cepat dari cahaya, padahal kecepatan cahaya adalah 186 mil/detik. Otak memiliki kapasitas menyimpan lebih dari 2.000.000 informasi dalam satu detik.

Setelah itu turunlah ke dua telinga, lalu dua mata, hidung, mulut dan seterusnya hingga bagian paling bawah, yaitu kaki. Jika Anda lakukan pengamatan seperti ini, saya yakin iman Anda pada Allah akan bertambah. Jika demikian, Anda tidak akan pernah mengucapkan kata “Aku” yang disertai dengan kata negatif. Sebab, Anda sudah mengenal kemampuan Anda yang tak terbatas yang telah Allah berikan. Anda pasti akan memisahkan diri Anda dari masalah. Anda ternyata lebih besar, lebih kuat, dan lebih indah dari sekadar menjadi masalah. Ingatlah pada firman Allah, Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (al-Tin: 4).




Kamis, 19 Juni 2014

Tujuh Prinsip Berpikir Positif


2.    Masalah Tidak Akan Membiarkan Anda dalam Kondisi yang Ada: Ia Akan Membawa Anda pada Kondisi yang Lebih Buruk atau yang Lebih Baik.


Syekh Muhammad Mutawallî al-Sya’râwî menuturkan dalam Allâh wa al-Nafs al-Basyariyyah, “Anda tidak akan mampu menyelesaikan masalah dengan pikiran Anda yang sudah ada tentangnya. Sebab, pikiran ini adalah penyebab lahirnya masalah itu. Untuk menyelesaikannya, Anda harus berpikir dengan cara yang lain.”

    Setiap masalah yang datang kepada kita dalam hidup ini membuat kita keluar dari rasa tenang, damai, dan nyaman. Masalah juga memengaruhi pikiran, konsentrasi, kekuatan, dan perasaan kita sampai kita dapat melepaskan diri darinya dengan cara-cara tertentu. Kita akan menemukan orang yang berkepribadian negatif akan kehilangan keseimbangan ketika menghadapi masalah hingga ia berpikir secara negatif dan emosional. Perhatiannya akan difokuskan pada masalah dan dampak yang paling buruk. Dengan begitu, perasaannya semakin negatif dan mendorongnya berperilaku negatif hingga masalah yang ia hadapi semakin rumit. Baginya masalah membuat kondisinya menjadi lebih buruk.

    Orang yang berkepribadian positif akan memusatkan perhatian pada upaya mencari solusi dengan cara-cara yang rasional dan perasaan yang tenang. Maka, ia mempelajari masalah yang ada dan memperbaiki sikapnya hingga dapat berperilaku positif. Baginya masalah justru mengantarkannya kepada kondisi yang lebih baik.

    Saya pernah berkunjung ke Aljazair untuk memberikan ceramah dan pelatihan tentang kekuatan potensi manusia. Pada akhir sesi pertama yang membahas “Cara Berprestasi”, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun datang kepada saya. Ia bersikeras agar meluangkan waktu untuknya. Tanpa basa-basi ia berkata, “Dr. Ibrahim, aku tahu betul Anda sangat sibuk. Aku sangat menghargai waktu yang Anda luangkan untukku. Aku hanya ingin mengatakan kepada Anda bahwa aku memasuki tahun ketiga di bangku kuliah. Aku berasal dari keluarga tak mampu. Karena itu, aku tidak mampu membeli komputer yang menjadi andalan aktivitasku di meja kuliah. Aku bisa saja menyalahkan keluargaku atau kondisiku. Namun, aku berpikir untuk memanfaatkan waktu dengan cara-cara yang positif. Untuk itu aku datang ke warung internet. Di situ aku belajar mati-matian selama berjam-jam. Aku berpikir mamanfaatkan keahlianku untuk menambah penghasilan. Maka, aku mengajari beberapa mahasiswa tentang penggunaan internet, meskipun mendapatkan upah tidak seberapa. Enam bulan kemudian aku bisa membeli komputer. Sekarang aku punya cita-cita lain. Aku ingin berangkat ke Mesir dalam rangka menghadiri pelatihan untuk para pelatih professional yang akan Anda gelar di Kairo. Aku sudah mengambil keputusan untuk menjadi pelatih yang sukses dan bermanfaat, baik bagi diriku, orang lain, atau negara. Aku hanya ingin mengatakan itu kepada Anda, Doktor. Insya Allah, tidak lama lagi, Anda akan mendengar namaku.”

    Benar, beberapa hari kemudian, saya melihat dia di hadapan saya, mengikuti acara pelatihan itu. Ia berhasil mendapatkan sertifikat, kemudian menjadi tenaga pelatih pengembangan sumber daya manusia. Ia juga hafal Al-Qur’an seluruhnya.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Mungkinkah pemuda itu memusatkan semua perhatiannya pada keluhan atau tidak?
Mungkinkah ia mengalami frustrasi dan iri pada orang lain?
Mungkinkah ia menjadi sumber kesengsaraan orangtuanya?

    Jawabannya tentu, “Mungkin.” Pemuda seperti dia sangat mungkin berkonsentrasi pada hal-hal negatif. Tetapi ia membuat keputusan untuk menjadi orang sukses. Untuk menggapai impiannya, ia harus memikirkan cara yang dapat membantunya. Maka, ia memilih warung internet. Daripada membuang waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, ia memilih belajar sampai mahir. Ia terus menggunakan potensi yang dimiliki dengan tetap tawakal pada Allah sampai berhasil mewujudkan impiannya.

    Ini contoh sederhana tentang orang yang tidak membiarkan kondisi menguasai dirinya. Ia tahu menyadari bahwa apa yang terjadi pada dirinya tidak penting. Yang penting adalah apa yang harus dilakukan terhadap apa yang terjadi pada dirinya.

    Mulai hari ini, jangan pernah lagi menyalahkan kondisi, orang lain, sesuatu, atau kehidupan. Hal itu hanya akan membuat Anda merasakan hal-hal negatif dan menjauhkan Anda dari impian. Pusatkan perhatian Anda pada apa yang Anda inginkan. Coba dan coba lagi sambil tetap tawakal pada Allah. Suatu saat Anda pasti akan dibuat kaget dengan hasil positif yang Anda capai.



Rabu, 18 Juni 2014

Tujuh Prinsip Berpikir Positif



1.    Masalah dan Kesengsaraan Hanya Ada dalam Persepsi



Pada kunjungan ke salah satu negara Arab, seorang perempuan berusia tiga puluh tahun datang pada saya. Dengan suara lirih dan linangan air mata ia berkata, “Dr. Ibrahim, aku sudah menikah sejak sepuluh tahun yang lalu dan sekarang dikaruniai tiga orang anak. Sebagai pedagang, suamiku selalu pergi.”

    Tiba-tiba perempuan itu terdiam. Tidak lama kemudian, ia berkata lagi, “Aku ingin bererai darinya. Dan, aku ingin Anda membantuku untuk mengambil keputusan ini.” Saya tanyakan, “Apakah suami Anda menikahi perempuan lain?” Ia menjawab, “Tidak.” Saya bertanya lagi, “Apakah ia memukuli Anda?” Ia menjawab, “Tentu tidak. Kalaupun mau, ia pasti tidak bisa lakukan hal itu.” Saya tanyakan lagi, “Apakah ia menyayangi anak-anak?” Ia menjawab, “Ya, ia sangat menyayangi mereka.” Saya bertanya lagi, “Apakah ia menjalankan kewajibannya memberi nafkah keluarga?” Ia menjawab, “Ya. Sebenarnya ia sangat dermawan. Ia tidak pernah mengabaikan kebutuhan kami.”
    Saya bertanya lagi, “Apakah ia pernah keluar dengan perempuan lain?” Ia menjawab tegas, “Tidak. Aku masih sangat percaya ia lelaki setia.” Kemudian saya katakan, “Kalau begitu, mari kita melihat gambaran suami Anda sampai saat ini. Seperti yang Anda katakan, dia seorang ayah yang menyayangi anak-anaknya; menunaikan tanggung jawab dan kewajibannya terhadap keluarga; tidak menikahi perempuan lain; tidak memukul Anda; dan sangat setia. Bukankah begitu?” Perempuan itu menjawab, “Ya.” Saya katakan, “Jika Anda benar-benar ingin meninggalkannya, pikirkan baik-baik. Bisa jadi ada ratusan perempuan yang mengharap dapat menikah dengan laki-laki seperti ini.”

    Tiba-tiba perempuan itu tertawa, lantas berkata, “Sepertinya ia tidak seburuk dugaanku.” Saya bertanya, “Mengapa Anda sangat marah padanya?” Ia menjawab, “Ia sudah tidak pernah meluangkan waktu untukku seperti dulu. Ia juga sudah tidak mau menceritakan masalah dan pekerjaannya kepadaku. Itu berarti ia sudah tidak butuh pendapatku. Tetapi, sekarang aku sadar bahwa selama ini aku selalu mengkritik dan meremehkan impiannya. Mungkin karena itu ia tidak mau tukar pikiran lagi denganku.” Saya bertanya, “Apakah Anda  masih ingin bercerai darinya?” Dengan senyum tersipu malu ia berkata, “Tidak, Dr. Ibrahim. Dia laki-laki istimewa dan aku sangat mencintainya.” Dengan nada bercanda saya katakan, “Tapi ada hal lain yang harus Anda ketahui. Jumlah kaum perempuan di dunia ini tiga kali lipat dibandingkan jumlah kaum laki-laki. Jika terus demikian, jumlah kaum laki-laki akan mengecil dan akhirnya hanya ada di museum-museum, di samping dinosaurus. Suatu saat nanti akan ada yang mengatakan ini dinosaurus dan ini manusia berjenis kelamin laki-laki. Karena itu, seorang istri tidak boleh menyia-nyiakan suaminya. Sebab, ia tidak akan mendapatkan laki-laki lain yang menggantikannya.” Sambil tertawa perempuan itu berkata, “Aku tidak akan pernah meninggalkannya.”

    Apa yang saya lakukan terhadap perempuan itu adalah mengubah persepsinya. Dengan begitu, saya membantunya memperluas cakrawala pandangnya. Selanjutnya ia mengubah persepsi negatif menjadi positif. Akal manusia hanya bisa fokus pada satu informasi dalam satu waktu. Wanita tersebut ternyata fokus pada hal-hal negatif tentang suaminya yang ia tidak suka. Karena pikiran negatif itu terjadi berkali-kali maka jadi keyakinan. Keyakinan itulah yang mendorongnya untuk meminta cerai, menenggelamkan biduk rumah tangganya. Beruntung perempuan itu segera sadar bahwa ia bisa memperbaiki hubungan dengan suaminya dengan tidak mengkritik, menyalahkan, mengeluh, atau meremehkan. Dengan demikian, kepercayaan sang suami tumbuh kembali padanya seperti sedia kala.

    Dengan mengubah persepsi maka kenyataan jadi berubah. Perceraian yang direncanakan berubah menjadi cinta dan kekuatan untuk mempertahankan mahligai rumah tangga.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Jika orang yang frustrasi, sedih, dan selalu mengeluh dioperasi hingga persepsinya dibedah dan kesehatannya kembali pulih, apakah ia masih akan menghadapi masalah lagi? Tentu tidak. Sebab semua masalah yang ia hadapi ada dalam persepsinya. Selain persepsi, masalah juga berhubungan dengan makna yang ia rumuskan, cara berpikir, keputusan, dan pilihan.

    Jika  Anda mengubah persepsi Anda tentang masalah, memikirkannya sebagai hadiah terindah dari Allah, lalu berkonsentrasi pada upaya mencari solusi, maka Anda akan menemukan pintu harapan terbuka lebar di depan Anda. Karena itu, jangan biarkan persepsi Anda tentang suatu masalah memengaruhi Anda. Sebab persepsi adalah program akal terdahulu yang bisa jadi keliru. Ubahlah persepsi Anda niscaya kehidupan Anda juga berubah. Permasalahan dan kesengsaraan hanya ada dalam persepsi belaka.


Kamis, 01 Mei 2014

Bagian - Bagian Komputer

Sebelum kita bisa membongkar sebuah komputer, terlebih dahulu kita harus tahu bagian-bagian dari komputer serta fungsinya. Berikut adalah bagian-bagian dari sebuah komputer :

1. Layar Monitor
     Berfungsi untuk menampilkan informasi dari mesin komputer yang sudah diterjemahkan agar dapat dipahami manusia. Monitor ada dua jenis, yaitu monitor tabung (CRT) dan monitor layar datar atau biasa disebut dengan LCD.

    a. Monitor tabung (CRT/Cathode Ray Tube)
        Disebut tabung karena di dalamnya terdapat tabung yang mengeluarkan sinar pada lapisan fosfor. Sinar tersebut berasal dari fosfor yang berpendar oleh tembakan elektron dari sebuah alat di belakang tabung yang disebut defleksi yoke.

    b. Monitor LCD (Liquid Crystal Display)
        Monitor jenis ini lebih ramah lingkungan dan menghemat daya. Dinamakan LCD karena menggunakan cristal cair sebagai penampil cahayanya. Terdapat banyak sekali titik cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai sebuah titik cahaya. Walau disebut sebagai titik cahaya, kristal cair ini tidak memancarkan cahaya sendiri. Sumber cahaya di dalam sebuah perangkat LCD adalah lampu neon berwarna putih di bagian belakang susunan kristal cair.
Titik cahaya yang jumlahnya puluhan ribu bahkan jutaan inilah yang membentuk tampilan citra. Kutub kristal cair yang dilewati arus listrik akan berubah karena pengaruh polarisasi medan magnetik yang timbul dan oleh karenanya akan hanya membiarkan beberapa warna diteruskan sedangkan warna lainnya tersaring.

2. CPU (Central Processing Unit)
     CPU merupakan otak dari sebuah komputer. Semua proses pengolahan data terjadi di bagian ini. Berikut bagian-bagian dari CPU :
a. Motherboard
    Berfungsi sebagai media pengolahan data. Semua bagian komputer terhubung dengan bagian motherboard ini.
b. Processor
    Merupakan pusat pengolahan data, mengatur lalu lintas data yang terjadi di komputer. Semakin tinggi kecepatan processor maka semakin cepat pula pengolahan data yang terjadi.
c. Hardisk
    Berfungsi sebagai media penyimpan data. Semua data yang ada disimpan di bagian ini.
d. RAM (Random Access Memory)
    Berfungsi sebagai media penyimpanan data sementara sebelum memasuki hardisk. Semakin besar kapasitas RAM semakin cepat pula lalu lintas data. 
e. VGA Card
    Berfungsi menghubungkan komputer ke monitor. VGA Card juga berperan dalam menghasilkan kualitas gambar yang bagus di monitor.

3. Mouse dan Keyboard
     Piranti input yang utama adalah mouse dan keyboard. Mouse berbentuk menyerupai tikus, biasanya terdapat tiga tombol. Di tampilan monitor mouse biasanya berupa pointer yang berbentuk panah, berfungsi untuk memilih objek di monitor. Sedangkan keyboard berupa papan ketik yang terdiri dari huruf dan karakter-karakter, berfungsi untuk memasukkan data ke komputer.

4. Piranti Output
     Contoh piranti output yaitu :
    a. Speaker
        Berfungsi untuk menghasilkan/mengeluarkan suara dari komputer. Biasanya untuk menyetel dan mendengarkan musik.
    b. Printer
        Berfungsi untuk mencetak hasil kerja dari komputer, berupa data-data maupun gambar.

Jumat, 25 April 2014

Tiga Kekuatan



Memilih


Disadari atau tidak, apa pun yang terjadi dalam kehidupan menusia bersumber dari pilihannya. Cara Anda duduk, tidur, berbicara, bersikap, makan, dan sebagainya adalah pilihan Anda sendiri. Sebagian besar tindakan kita bergerak secara spontan tanpa didasari proses berpikir. Karena, yang demikian itu telah menjadi bagian dari program pribadi dan juga pilihan yang sudah menjadi kebiasaan. Kita menggerakkannya tanpa berpikir panjang dan tanpa evaluasi. Seorang murid yang tidak mau belajar telah mengambil keputusan dan memilih tidak belajar. Hasil yang akan ia dapatkan adalah anak dari pilihannya yang tidak memerhatikan dan tidak mau belajar. Begitu pula perokok telah mengambil keputusan dan memilih untuk merokok. Berbagai penyakit yang menyerangnya adalah akibat dari pilihannya sendiri.

    Wanita hamil yang gemar merokok akan berakibat kehilangan janin yang dikandungnya pada bulan keenam karena pilihan dan gaya hidupnya. Seorang direktur yang terlalu sibuk hingga tak punya waktu buat keluarga telah memilih kesibukan itu dalam hidupnya. Karena pilihannya itu sang istri mungkin akan meminta cerai. Seorang juara olahraga yang tidak berlatih lagi akan menuai kekalahan dan kegagalan. Semua itu terjadi karena piliha sendiri. Orang yang suka menggunjing orang lain akan tidak dipercaya oleh orang-orang di sekitarnya.

    Jika Anda memerhatikan semua aspek kehidupan Anda saat ini, seluruhnya adalah hasil pilihan Anda pada masa lalu. Anda mungkin memilih bangun pagi untuk shalat subuh atau memilih tidur larut malam hingga membuat Anda sulit bangun untuk menunaikan shalat subuh. Anda mungkin memilih menjadi orang toleran atau sebaliknya. Andalah yang memilih menjadi pribadi jujur atau pembohong, berhasil atau gagal, berpikir positif atau negatif, yang fokus pada solusi atau berkubang dalam kesulitan, dan memerhatikan kesehatan atau tidak.

    Semua yang Anda kerjakan adalah pilihan yang awalnya ada dalam pikiran Anda. Anda memikirkan, melakukan, dan mengulanginya hingga menjadi kebiasaan. Jika sudah demikian, kebiasaan itu akan berjalan secara spontan. Albert Einstein berkata, “Pilihan Anda saat ini adalah awal kehidupan Anda yang baru.” Confucius berkata, “Kekuatan terbesar dalam hidup ini adalah kekuatan memilih.” Bernard Shaw juga berkata, “Pilihan yang menentukan arah kehidupan kita, bukan keadaan.”

    Anda bebas memilih pikiran, cara mengatasi persoalan, dan cara pandang terhadap masalah. Hidup ini sederhana, tapi kita sering membuatnya rumit dan kompleks.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Apa saja pilihan hidup Anda? Bagaimana Anda menghabiskan waktu sehari-hari?

    Saya menentukan pilihan untuk tidur pukul sepuluh malam. Saya memilih bangun pada pukul empat pagi. Saat itu saya shalat dua belas rakaat ditambah witir, kemudian shalat subuh, lalu bertasbih sampai larut dalam cinta pada Allah. Setelah itu saya memilih berolahraga selam satu jam. Saya mendengarkan para pembicara tingkat dunia memberikan pencerahan tentang pengembangan diri. Dengan begitu, saya mengembangkan pikiran saya dan memberi gizi pada otak dengan pengetahuan. Itulah pilihan yang saya lakukan walau dalam perjalanan ke berbagai negara.

    Allah menciptakan kita sebagai makhluk yang dapat memilih dan memiliki potensi taat atau maksiat. Dia ingin kita menghadap-Nya berdasarkan pilihan sendiri, bukan karena paksaan seperti makhluk lain. Mulai hari ini, pilihlah untuk tidur lebih awal. Dengan demikian, Anda dapat mengambil manfaat dari setiap detik dalam hidup untuk mendekatkan diri kepada Allah. Putuskan agar kesehatan dan berat badan Anda menjadi lebih baik. Pilihlah cara terbaik, kemudian lakukan. Evaluasi pilihan Anda dan perbaiki sampai Anda berhasil meraih impian Anda. Lakukan hal serupa pada aspek kepribadian, keluarga, sosial, pekerjaan, dan finansial. Dengan demikian, berarti Anda telah meniti jalan terbaik yang akan mengantarkan pada kekuatan terakhir dari tiga kekuatan, yaitu tanggung jawab.


Sabtu, 19 April 2014

Cara Reset Ink Cartridge Epson T11/T20

Pada printer Epson T11/T20, akan mengalami kondisi di mana kedua lampu menyala tanpa kedip yaitu hijau dan merah. Pada kondisi ini printer tidak dapat digunakan untuk mencetak. Yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Tekan tombol merah satu kali dan lepaskan, maka cartridge akan berjalan ke kiri kemudian ke tengah.
2. Karena pada T11/T20 tidak bisa menggunakan tombol resetter pada cartridge, maka kita lakukan secara manual, yaitu dengan mengangkat cartridge lalu pasang kembali.
3. Selanjutnya tekan lagi tombol merah satu kali, maka cartridge akan berjalan ke kanan kemudian mulai memproses penstabilan.
4. Jika sudah berhasil maka lampu merah padam dan lampu hijau menyala normal.
5. Ulangi lagi langkah-langkah jika belum berhasil.

Apabila sudah beberapa kali tapi tidak berhasil, maka ada beberapa kemungkinan:
- chip cartridge bermasalah. Biasanya chip kotor oleh tinta, atau dalam beberapa kasus pada printer lama chip cartridge terkena korosi/karat, jika itu terjadi bersihkan saja dengan penghapus karet. Jangan menggunakan logam karena dapat membuat tembaga pada chip terkikis. Jika masih tidak bisa maka gantilah dengan chip atau cartridge yang baru.
- pada printer infus, biasanya selang infus tersangkut. Selang yang tersangkut menyebabkan sensor di dalam printer tidak merespon gerakan carriage (tempat cartridge), sehingga lampu indikator merah menyala. Lakukanlah tata ulang pada selang infus.

Apabila mengalami kasus di atas dan cara-cara tersebut masih belum berhasil, konsultasikanlah pada teknisi printer.
Jika ada pertanyaan silakan masukkan di kolom komentar.

Tiga Kekuatan


Tiga kekuatan ini adalah sumber keseimbangan dan berpikir positif dalam hidup. Jika salah satu tidak ada, seseorang akan mudah berpikir negatif. Tiga kekuatan ini terdiri dari keputusan, pilihan, dan tanggung jawab.


    Tiga kekuatan ini tidak bisa dipisahkan. Jika dipisahkan maka akan terjadi ketidakseimbangan dan akan mengundang rasa frustrasi serta menjadi mangsa “tiga pembunuh”. Dengan demikian, Anda akan mencela, mengkritik, dan membanding-bandingkan. Konsentrasi dan pikiran Anda menjadi negatif dan akan melahirkan perasaan dan kenyataan hidup yang negatif. Pada dasarnya, sebagian besar orang memilih pikiran, konsentras, dan perilakunya. Setiap keputusan yang diambil adalah hasil pilihannya. Persoalannya terletak pada keberanian bertanggung jawab. Bisa jadi seseorang menyadari dirinya sengsara, tapi tidak tahu bahwa kesengsaraannya merupakan hasil pikiran dan pilihannya sendiri hingga ia tidak merasa harus bertanggung jawab. Itu sebabnya ia ia akan terseret melakukan “tiga pembunuh”. Ia akan mencela orang lain berdasarkan perasaannya, membandingkan dirinya dengan orang lain, dan menyalahkan nasibnya. Dengan penjelasan ini saya berharap Anda mulai menyadari bahwa Anda telah menggunakan tiga kekuatan, baik yang positif atau yang negatif.

Pengetahuan adalah kekuatan. Pengetahuan Anda tentang apa yang terjadi di dalam diri akan membantu Anda untuk melakukan perubahan dan kemajuan di jalan yang benar. Anda tidak akan menjadi mangsa perasaan negatif yang mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Mari kita bersama mempelajari tiga kekuatan tersebut hingga kita tahu cara memanfaatkannya dengan positif dalam setiap aspek kehidupan.
 
Keputusan


Ketika berada di salah satu negara Arab, saya menumpang taksi ke hotel. Dalam perjalanan, sopir taksi itu mengeluhkan kodisi finansial, sosial, dan kehidupannya yang serba sulit. Ia juga mengeluhkan pemerintah yang tidak peduli pada masyarakat lemah. Saya bertanya, “Sejak kapan Anda bekerja sebagai sopir taksi?” Ia menjawab, “Sudah lebih tiga puluh tahun.” Saya tanya lagi, “Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki mobil sendiri?” Ia memandang saya keheranan, kemudian berkata, “Ustadz, sepertinya Anda ini dari planet lain. Kesulitan yang menjerat hidup orang-orang seperti kami tidak memberi kesempatan untuk sukses.” Selanjutnya ia balik bertanya kepada saya, “Jika Anda berada pada posisiku, apa yang akan Anda perbuat?” Saya jawab, “Aku ingin punya banyak armada taksi.” Orang itu tertawa kencang. Ia kira pernyataanku lelucon belaka.

    Pada sebuah perguruan tinggi, saya memberi kuliah tentang kekuatan perubahan dan bagaimana ia menjadi salah satu faktor penting kemajuan. Setelah memberi kuliah, beberapa mahasiswa mendatangi saya. Salah satu dari mereka berkata, “Doktor, terima kasih atas kuliahnya. Sungguh sangat mengesankan! Tetapi sayang, tidak realistis. Nyatanya setelah tamat dari kuliah, kami tidak mendapatkan pekerjaan, seperti para alumni sebelumnya.” Saya tanyakan, “Dari para alumni sebelumnya, adakah yang mendapatkan pekerjaan?” Ia menjawab, “Ya.” Saya tanyakan, “Kalau begitu, apa masalahnya? Mengapa Anda memfokuskan diri pada hal-hal negatif dengan berpikir tidak mendapatkan pekerjaan?” Setelah berkata demikian saya mendekatinya dan berkata, “Berikan perhatian Anda pada apa yang Anda inginkan, bukan pada apa yang tidak Anda inginkan. Mulai hari ini, putuskan bahwa Anda akan mencari pekerjaan setiap hari selama sepuluh jam. Jika itu yang Anda lakukan, aku pastikan Anda mendapatkan pekerjaan.”

    Kisah ini contoh nyata dari kehidupan yang ada. Sopir taksi mengambil keputusan untuk hidup dengan cara seperti itu: mengeluh, mencela, dan tidak menciptakan perubahan apa pun adalam hidupnya. Sang mahasiswa memutuskan untuk memberi perhatian pada hal-hal negatif sehingga ia kehilangan harapan pada masa depan.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Apakah Anda bahagia dengan pekerjaan Anda? Apakah Anda bahagia dengan keluarga Anda?
Bagaimana hubungan Anda dengan Allah?
Bagaimana kesehatan Anda? Apakah Anda merasa puas dengan berat badan dan kesehatan Anda?
Bagaimana kehidupan pribadi Anda? Apakah Anda merasa lebih maju dan lebih baik?
Apakah Anda merasa cukup puas dengan kondisi keuangan Anda?

    Jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan di atas adalah hasil dari keputusan yang telah Anda ambil pada masa lalu. Disadari atau tidak, keputusan itu telah memengaruhi kondisi hidup dan hasil yang Anda raih hari ini.

    Mungkin kita tidak dapat menguasai lingkungan dan pengaruh eksternal yang ada di sekitar kita. Tetapi, kita punya kemampuan untuk memutuskan bagaimana menyikapi kesulitan-kesulitan yang ada. Anda mungkin lebih fokus pada pemecahan masalah atau pada mengkrtitik, menyalahkan, dan marah. Sepenuhnya Anda dapat memilih salah satu di antara dua sikap itu. Keputusan ada di tangan Anda.

Lima Dasar Keputusan
1.    Keputusan berpikir
Dalam The Aladdin Factor, Jack Canfield dan Mark Victor Hansen menulis bahwa setiap hari manusia menerima lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan dalam menyikapi berbagai pikiran itu adalah orientasi yang ditentukan oleh manusia sendiri. Jika ia memutuskan memilih orientasi negatif maka hasilnya akan negatif. Jika ia memutuskan memilih orientasi positif maka hasilnya pun positif. Seperti Anda tahu tentang hubungan akal bawah sadar bahwa hukum aktivitas akal bawah sadar membuat pikiran tertentu menyebar.
    Karena itu, Anda harus memerhatikan pikiran Anda: apakah pikiran yang akan Anda jadikan makanan bagi akal Anda bermanfaat atau tidak? Persis seperti Anda memilih makanan bagi tubuh Anda. Pikiran adalah makanan bagi akal. Agar keputusan untuk berpikir ini bernilai positif, Anda harus mengenal pikiran Anda, kemudian mencari cara penyelesaiannya. Dengan begitu, hukum aktivitas akal bawah sadar akan bekerja untuk kebaikan Anda. Dengan mengulang hal sedehana seperti ini, berarti Anda telah melatih akal untuk memilih pikiran dan melatihnya mencari solusi.

2.    Keputusan berkonsentrasi
Hukum konsentrasi adalah salah satu hukum akal bawah sadar yang paling penting. Apa pun yang menjadi pusat perhatian akan digeneralisasi oleh akal. Akal akan menafikan pikiran lain agar dapat berkonsentrasi pada informasi tertentu. Jika pusat perhatian Anda adalah kegagalan, Anda akan menemukan bahwa akal memberikan berbagai informasi tentang kegagalan. Ia akan memperkuat persepsi kegagalan itu supaya Anda bisa benar-benar dekat dengannya. Kerja seperti itu juga terjadi pada pikiran yang positif. Jika yang Anda pikirkan adalah kebahagiaan, akal akan membuang gagasan tentang kesengsaraan dan menggeneralisasi kebahagiaan. Oleh sebab itu, Anda harus menentukan pusat perhatian Anda dengan tepat. Agar kekuatan konsentrasi bemanfaat bagi Anda, pertama kali Anda harus tahu apa yang menjadi pusat perhatian Anda. Langkah selanjutnya adalah konsentrasi pada solusi dan berbagai alternatif yang mungkin ada. Dengan demikian Anda telah menjadikan hukum akal bawah sadar dan hukum konsentrasi berpihak pada Anda.

3.    Keputusan merasakan
Perasaan adalah bahan bakar manusia. Sebagai bahan bakar, ia bisa saja membakar pemiliknya jika bersifat negatif dengan menimbulkan berbagai penyakit jiwa dan fisik. Karena itu, perhatikanlah perasaan Anda, kemudian konsentrasilah pada gerak napas Anda. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan dengan tenang. Lakukan beberapa kali. Pada setiap embusan napas ucapkan, “Alhamdulillah.” Dengan demikian Anda telah memberi makanan oksigen pada otak dan Anda telah menggunakan kekuatan spiritual. Selanjutnya pusatkan pikiran Anda pada rumusan solusi.

4.    Keputusan perilaku
Ada sesuatu yang saya sebut dengan istilah “mata rantai persepsi” yang dimulai dengan kesadaran. Kesadaran membuat kita berpikir tentang makna. Makna membuat kita konsentrasi, merasakan, dan berperilaku. Ketika Anda menguasai akar perilaku, yaitu kesadaran, berarti Anda telah membuat seluruh mata rantai persepsi bekerja untuk kebaikan Anda. Jika pikiran, konsentrasi, dan perasaan bersifat positif maka akan melahirkan perilaku positif.

5.    Keputusan memperbaiki
Mata rantai persepsi menghasilkan sesuatu yang Anda capai. Jika hasil yang Anda capai tidak sesuai harapan, lakukan pebaikan dalam setiap langkah. Pelajarilah hasil yang telah Anda capai, buat catatan dan susun rencana baru untuk bertindak. Kegagalan atau keberhasilan dalam setiap aspek kehidupan selalu dapat dievaluasi dan diperbaiki. Belajarlah apa yang telah Anda dapatkan dan gunakan untuk bertindak pada masa-masa selanjutnya hingga Anda menggapai cita-cita.

    Kecermatan dalam mengambil keputusan akan mengantarkan Anda pada kekuatan berikutnya, yaitu memilih.




Jumat, 18 April 2014

Cara mengisi tinta Canon tipe IPxxxx

Berikut cara mengisi tinta Canon tipe IP2770 :



1. Matikan terlebih dahulu dengan menekan power (lampu hijau) pada printer satu kali. Buka printer dan tarik carriage (tempat catrid) ke tengah, jika tidak bisa ditarik berarti carriage terganjal kunci. Lepaskan kunci tersebut dengan mendorongnya menggunakan jari.
2. Buka tutup catrid dengan cara yang tampak seperti pada gambar.

 
3. Ambil catrid dan letakkan di tempat yang lebih tinggi dari tabung infus, supaya saat mengisi tinta ke tabung tidak menyebabkan catrid bocor akibat tekanan tinta yang berlebih.


Cara Mengisi Ulang Catrid Canon

Printer Canon adalah salah satu jenis printer yang menggunakan catrid yang memakai busa. Tidak seperti catrid printer Epson yang bisa diganti tintanya, catrid printer Canon dalam setelan pabrik tidak bisa diisi ulang. Sehingga ketika habis kita diharuskan mengganti dengan catrid yang baru, sedangkan harga catrid Canon ini bukan tergolong murah. Tapi dalam prakteknya catrid printer ini bisa diisi ulang secara manual, hanya saja ketika dipasang menggunakan catrid isi ulang tersebut maka di program Canon di komputer akan menunjukkan bahwa tinta tidak original. Tinta akan terdeteksi original jika dan hanya jika catrid diganti dengan catrid yang baru.
Mengisi ulang catrid printer Canon ada cara-cara dan tekhniknya, tidak bisa sembarangan karena bisa menyebabkan catrid rusak/mati. Bahkan dalam kondisi tertentu juga bisa menyebabkan printer tersebut rusak. Berikut cara-cara mengisi tinta pada printer Canon, oleh karena setiap printer beda maka caranya pun beda.

Cara mengisi tinta printer Canon tipe IPxxxx

Rabu, 16 April 2014

Ciri-Ciri Kepribadian Positif



Tuhan, apa yang tidak Kauberi kepada orang yang telah Kauberi akal? Apa yang Kauberi pada orang yang tidak Kauberi akal?

[Imam ‘Alî ibn Abî Thâlib]

Dalam kunjungan ke salah satu negara Arab, seorang pemuda menghadiri acara saya. Saat itu ia memakai kacamata hitam dan didampingi seorang perempuan selaku penunjuk jalan. Tahu ia buta, saya mendekatinya. Saya ucapkan selamat atas keterbukaannya untuk maju dan berkembang meski kondisi fisiknya seperti itu. Pemuda itu tersenyum. Setelah menyampaikan salam, ia duduk di tempat yang disediakan untuknya secara khusus. Tema pelatihan saat itu tentang kekuatan rasa percaya diri. Pelatihan itu sarat dengan informasi. Ketika saya membuka forum tanya jawab, pemuda itu ternyata mengetahui banyak hal. Setiap kalimat yang saya ucapkan ia tulis dengan huruf braile. Usai acara, ia meminta diperkenankan untuk ikut menghadiri pelatihan bagi para terapis profesional yang akan digelar di Mesir. Saya tidak tahu harus berkata apa karena pelatihan tersebut digelar selama tujuh hari dan menuntut kondisi yang prima secara fisik dan pikiran. Saya kagum pada pikiran positif pemuda ini. Tekadnya sangat bulat untuk berprestasi dalam hidup. Kesulitan apa pun akan ia hadapi. Karena tak kuasa menolak, saya mengabulkan keinginannya. Beberapa hari kemudian pemuda itu datang bersama seratus peserta lainnya dari berbagai wilayah. Tujuan mereka satu: mendapatkan sertifikat pelatihan. Ternyata pemuda tersebut sangat disiplin dalam waktu. Di setiap sesi acara ia terlibat aktif. Dalam waktu yang relatif singkat, ia sudah disenangi oleh banyak orang karena kepribadiannya yang positif dan mengesakan. Ia selalu tersenyum dan interaksinya dengan orang lain diwarnai cinta dan perhatian. Tibalah waktu ujian teori dan praktik. Semua peserta terkagum-kagum ketika mengetahui bahwa pemuda ini mendapatkan nilai sembilan.

    Pada akhir pelatihan ia meminta bertemu dengan saya. Kami duduk bersama. Saat itu ia bercerita tentang penyakit kanker yang menyerang matanya. Para dokter sudah mengupayakan operasi agar penyakitnya tidak menyebar tapi tidak berhasil hingga ‘Umar ibn “Abd Al-Aziz—nama pemuda tersebut—buta sejak kecil. Namun, ia tidak menyerah pada kenyataan itu. Ia selalu berpikir untuk beradaptasi dengan kenyataan yang ada dan berprestasi dalam hidupnya. Ia mempelajari huruf braile dan ia sungguh berprestasi. Dibantu beberapa teman yang ahli di bidang elektronik dengan huruf braile, ia belajar cara menggunakan teknologi modern.

    Saya bertanya, “Bagaimana Anda menyikapi kesulitan yang Anda hadapi?” Sembari tersenyum ia menjawab tenang, “Kesulitan memberiku kekuatan yang lebih besar dan semangat yang lebih membara. Setiap masalah, baik yang datang dari orang atau sesuatu, tidak akan aku biarkan memengaruhi pikiranku, apalagi menghalangi tujuan hidupku. Sebaliknya, aku belajar dari segala sesuatu hingga aku menjadi seorang direktur sebuah perusahaan yang memiliki cabang di beberapa negara. Aku juga menjadi pelatih professional untuk memberi pelatihan kepada banyak orang agar hidup ini menjadi bermakna.” Inilah kepribadian positif yang saya bicarakan itu. Kepribadian yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tawakal kepada-Nya. Kepribadian yang yang tahu apa yang diinginkan, kapan harus menginginkan, dan bagaimana bisa mendapatkannya. Apa yang ia pikirkan dibuktikan dengan perbuatan dan tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif apa pun. Darinya saya belajar tentang sesuatu yang tidak dipelajari di bangku kuliah atau dalam pelatihan.

    ‘Umar pergi bersama sang istri meninggalkan senyum yang yang senantiasa berkesan di hati para peserta. Sejak saat itu saya dan ‘Umar menjalin hubungan pertemanan karena tidak mudah menemukan seseorang dengan kepribadian positif seperti dia untuk menjadi sumber kekuatan, semangat, dan inspirasi dalam kehidupan.

    Mari kita menelusuri sifat-sifat kepribadian positif dan bagaimana kita bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada sepuluh sifat utama yang menjadi ciri khas kepribadian positif. Sifat-sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita, serta memberi kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa.

1.    Beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah
      Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepada Allah, tawakal kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya di setiap waktu. Allah berfirman, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tawakal kepada-Nya (Âli ‘Imrân: 159).

2.    Nilai-nilai luhur
      Pribadi yang sukses hidup dengan nilai-nilai luhur. Sebesar apa pun pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari perilaku negatif, seperti bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok serta segala yang membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah. Kepribadian yang sukses memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. dan orang-orang saleh.

3.    Cara pandang yang jelas
      Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu merencanakan aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia inginkan.

4.    Keyakinan dan proyeksi positif
     Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu. Keyakinan dan proyeksi ini terkait erat dengan iman pada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik.

5.    Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah
      Pribadi yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara menge-sampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual. Ia hadapi segala sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

6.    Belajar dari masalah dan kesulitan
      Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada pemecahan masalah, tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman yang dapat diandalkan.

7.    Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya.
      Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual, keluarga, sosial karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut memengaruhi aspek kehidupan yang lain. Ia sikapi segala masalah dengan wajar dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

8.    Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan.
     Pribadi yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Karena tahu tujuan yang diinginkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala kemungkinan, lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. Ia juga selalu melakukan evaluasi dan memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan kepercayaanpada Allah sepenuhnya.

9.    Hidup dengan cita-cita, perjuangan, dan kesabaran.
      Pribadi yang sukses tahu betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa sangat sempit. Tanpa cita-cita seseorang akan hilang ditelan gelombang kesulitan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan berbagai aneka penyakit kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses tahu bahwa cita-cita adalah fondasi kemajuan. Tanpa cita-cita, segala sesuatu akan terhenti. Tanpa perbuatan dan perjuangan, kemajuan tidak akan pernah terjadi. Karena itu pribadi yang sukses selalu berusaha keras dalam mengejar cita-cita dan menghadapi tantangan hidup. Ketika ia berpkir tentang segala kemungkinan, ia bersabar menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Karena, dasar kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakkal pada-Nya, dan yakin bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang yang berbuat baik.

10.    Pandai bergaul dan suka membantu orang lain
      Pribadi yang sukses suka bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa saja. Ia juga menyukai cara-cara positif, seperti menghormati orang lain hingga mudah diterima, dan tidak pernah berusaha menguasai orang lain. Ia mencintai orang lain dan suka membantu mereka. Tangannya selalu terulur untuk membantu siapa saja, bantuan harta, waktu, atau pelajaran. Kepribadian yang sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan tetap hidup dan membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan bantuan.

    Sudah barang tentu masih banyak sifat terpuji yang dimiliki oleh orang dengan kepribadian yang sukses. Saya biarkan Anda memilih dan mengambil sifat apa pun yang Anda anggap cocok untuk mendukung mencapai kemajuan dalam setiap aspek kehidupan Anda.

    Mari kita lanjutkan pelajaran menguak misteri kekuatan berpikir. Kita akan menguak sesuatu yang saya sebut dengan “tiga kekuatan” yang terdiri dari memilih, mengambil keputusan, dan tanggung jawab. Kemudian kita pelajari bersama cara tiga kekuatan ini memengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, baik positif atau negatif.[]



Senin, 14 April 2014

Cara Membuat Mention atau Smiley di Facebook

Mungkin bagi sebagian facebooker membuat mention atau smile adalah hal mudah. Tapi bagi yang baru-baru aja make facebook pasti gak tahu caranya. Bahkan yang udah lama pun kadang gak tahu (atau emang gak mau tahu??hhe).
Untuk membuat mention kita hanya perlu ketikkan kode-kodenya aja. Berikut kodenya, bekicottt (eh cekidott).



Demikian kode-kodenya semoga bermanfaat sob. Salam pesbukers.

Kamis, 06 Maret 2014

Macam-Macam Berpikir Positif






Berpikir positif untuk menguatkan cara pandang


Berpikir positif jenis ini digunakan seseorang untuk mengukuhkan cara pandangnya tentang sesuatu. Dengan demikian, ia akan merasa pandangannya benar walau hasilnya negatif.

    Contoh: perokok yang membenarkan pendapatnya tentang merokok. Menurutnya, rokok bisa menenangkan saraf dan membuatnya stabil dalam bekerja atau berinteraksi dengan anak-anaknya. Karena itu ia merokok agar tetap stabil.

    Ada kisah jenaka tentang seorang bocah berusia lima tahun yang bernama Tâmir. Ia tidak mau sekolah dan tidak mau bangun pagi. Sang ibu mengadukan masalah tersebut kepada gurunya dengan berharap mendapat bantuan penyelesaian. Di sekolah, sang guru berbicara tentang kerajinan. Ia katakan bahwa anak yang bangun pagi bisa mencapai cita-citanya lebih dulu dibandingkan yang tidak. Untuk menguatkan penjelasannya, sang guru menceritakan kisah burung yang bangun pagi. Karena ia rajin, maka Allah memberinya makanan berupa ulat-ulat. Ia pun bisa memenuhi perutnya sepanjang hari. Setelah berkata demikian, sang guru memandang Tâmir. Ia bertanya, “Wahai Tâmir, apa pendapatmu tentang kisah ini?” Tanpa ragu Tâmir menjawab, “Ulat-ulat itu mati karena ia bangun terlalu pagi.”

    Jenis cara berpikir ini dapat berguna jika dipakai untuk mengukuhkan satu gagasan yang membantu diri sendiri dan orang lain. Contoh cara berpikir positif untuk menguatkan pendapat adalah cara berpikir Rogers Panster, juara dunia lari seratus meter, yang mendengar pendapat seorang komentator bahwa makhluk apa pun di muka bumi ini tidak mungkin menempuh jarak satu mil dalam tempo tiga menit. Panster tidak mengomentari pendapat ini, tapi ia yakin dapat melakukannya. Ia tidak buang-buang waktu dengan berdebat. Ia segera berlatih lari sejauh satu mil dalam tempo tiga menit. Seperti biasa, orang-orang yang merasa dirinya tidak akan berhasil mengkritik dan mematahkan semangat orang lain. Kritik mereka cukup pedas, tetapi Roger Panster tidak mengindahkannya. Olok-olokan mereka tidak didengarkan. Ia terus berusaha lari sejauh satu mil dalam tempo tiga menit. Dalam waktu kurang dari enam bulan ia menjadi orang pertama yang berhasil melakukan itu. Ia berhasil menghancurkan jaring-jaring pikiran negatif. Ia berhasil mengukuhkan pendapatnya bukan dengan ucapan, melainkan dengan tindakan.

    Lebih mengagumkan lagi, pada tahun yang sama, 26 orang lain pun dapat berlari menempuh jarak satu mil dalam tempo tiga menit. Kok bisa? Sebab di sana ada orang yang mengatakan, “Mungkin, mungkin, dan mungkin. Jika mungkin bagi seseorang maka mungkin juga untukku.” Tidak hanya dengan ucapan, tapi dibuktikan dengan perbuatan: latihan secara teratur dan berkelanjutan, sampai berhasil mewujudkannya. Dalam kasus ini kita melihat bahwa pikiran positif seperti ini mengukuhkan pendapat orang yang berpikir demikian karena ia tidak membuang-buang waktu dengan banyak bicara dan menaklukkan orang lain dengan mimik wajahnya. Ia membuktikan dengan tawakal pada Allah lalu berbuat sampai berhasil.

Berpikir positif karena pengaruh orang lain

Seseorang dapat berpikir positif karena pengaruh orang lain. Contoh: ketika menonton acara binaraga dan olahragawan, Anda tiba-tiba ingin berolahraga. Bisa jadi Anda benar-benar memulainya kemudian selalu berlatih sampai mendapat berat badan dan kesehatan yang diinginkan. Bisa jadi pula kegiatan olahraga itu Anda tinggalkan setelah melakukan beberapa kali. Pengaruh berpikir positif seperti ini bisa jadi negatif bagi sebagian orang yang terpengaruh oleh orang lain, tapi kemudian kehilangan semangat dan merasa frustrasi. Bisa juga berpengaruh positif dan mendorong seseorang untuk ikut memulai dan tidak membuang-buang waktu untuk sesuatu yang negatif atau berkeluh kesah. Justru ia terus berbuat, menganalisis, dan memperbaiki perbuatannya sampai ia berhasil meraih yang diinginkan.

    Saya ingat pada seseorang yang menghadiri obrolan sore hari di salah satu negara Arab. Karena sangat terkesan, ia minta bertemu dengan saya. Saya pun menemuinya. Ia berkata, “Aku memutuskan untuk menjadi seperti Anda.” Saya katakan padanya, “Dengan tawakal pada Allah dan melatih diri mengikuti akhlak Rasulullah saw. Setelah itu, dengan ilmu, perbuatan, komitmen, dan kesabaran, Anda akan berhasil menggapai apa yang Anda inginkan.” Beberapa hari kemudian ia menulis surat kepada saya. Dalam surat tersebut disertakan beberapa lembar foto ketika ia memberi orasi di hadapan seratus orang. Dalam surat itu ia mengatakan, “Dr. Ibrahim, terima kasih aku ucapkan kepada Anda. Aku pastikan pada Anda bahwa aku sedang menuju puncak.”

    Ini salah satu contoh tentang mengikuti orang lain. Dengan syarat Anda mengikuti cara dan informasi yang benar, kemudian  menganalisis dan memperkuatnya dengan pikiran Anda sendiri sampai menjadi bagian dari diri Anda. Jadi, dunia luar menjadi referensi bagi kemajuan dan perkembangan hidup Anda menuju yang lebih baik.

Berpikir positif karena momen tertentu

Pernahkah Anda bertanya, mengapa perilaku manusia menjadi lebih baik di bulan Ramadhan dan bulan-bulan suci lainnya?

    Momen tersebut memiliki ikatan spiritual dengan manusia. Tak seorang pun mau membuat Allah murka dan semua orang tentu ingin mendapat kebaikan yang banyak. Dengan demikian, orang akan memerhatikan perilakunya dan berhati-hati dalam bersikap terhadap orang lain dan pada diri sendiri. Tetapi setelah bulan Ramadhan ia kembali seperti sedia kala, bahkan bisa lebih buruk. Mengapa demikian? Karena pikiran dan perilaku positifnya bergantung pada momen tertentu, bukan pada nilai-nilai yang berlaku sepanjang masa.

    Selain bisa dimanfaatkan untuk memperbaiki perilaku, berpikir positif yang berkaitan dengan waktu ini, bisa pula dimafaatkan untuk membangun kebiasaan-kebiasaan positif yang baru.

    Saya ingat pada seorang kawan yang pecandu rokok cukup tinggi. Setelah sekian lama ia menderita pembekuan pembuluh darah, lalu lumpuh separuh tubuhnya. Beberapa hari setelah keluar dari rumah sakit, ia berhenti merokok. Namun, ketika menghadapi masalah dalam hidupnya ia kembali merokok, bahkan dengan intensitas yang tinggi seperti dulu. Mungkin karena sudah tidak tahan, sang istri minta diceraikan. Benar, ia pun pergi membawa ketiga anaknya, pulang ke rumah orang tuanya. Mendekati bulan Ramadhan, kawan saya itu merasa sangat kesepian. Dari waktu ke waktu ia menangis. Ia melakukan shalat dua rakaat dan berdoa pada Allah, memohon pertolongan. Memasuki bulan suci, ia berpuasa, shalat di masjid, dan berdoa pada Allah, memohon pertolongan agar berhenti dari merokok yang hampir menghancurkan kehidupan dan kesehatannya, bahkan membuatnya menanggung kerugian di dunia dan akhirat. Sebulan kemudian ia merasa mantap untuk meninggalkan rokok. Istri dan anak-anaknya pun kembali kepadanya.

    Ketika saya tanyakan padaya, “Apa yang Anda lakukan?” Ia menjawab, “Aku tawakal pada Allah, lalu aku menuliskan semua bahaya rokok di atas kertas. Setiap hari aku membacanya secara serius, terutama sebelum tidur. Sebab, aku mendengar Anda berkata ‘Pikiran itu dibangun di atas pengalaman terakhir’. Maka, aku pun ingin pengalaman terakhirku  adalah memperlakukan kebiasaan buruk ini secara tepat. Aku pernah membaca buku yang berisi penjelasan bahwa proses pembentukan kebiasaan membutuhkan waktu sekitar 21 hari. Aku berkata dalam hati bahwa dalam bulan puasa ada tiga puluh hari. Maka, aku pun memprogram diriku. Setiap hari kubulatkan tekad untuk berpuasa, shalat, dan berdoa pada Allah. Setelah itu aku mengembangkan imajinasi kreatif dengan membayangkan diriku sedang merokok. Tetapi, aku menahan diri tidak merokok. Dengan begitu, atas izin Allah,a ku berhasil menjauhi kebiasaan berbahaya yang dapat merampas segala-galanya bagi seseorang.” Setelah berkata demikian, ia menatap mata saya dan berujar, “Aku punya berita lain untuk Anda, Doktor. Aku sudah memutuskan untuk membantu siapa saja yang ingin berhenti merokok.” Saya lantas memeluk dan menyampaikan ucapan selamat. Ini contoh menggunakan pikiran positif yang dipengaruhi oleh waktu (momen) untuk tujuan yang mulia.

Berpikir positif saat menghadapi kesulitan

Ketika seseorang mengidap penyakit berbahaya, kehilangan salah satu organ tubuhnya karena sebuah kecelakaan, atau kehilangan orang dicintai, ia melalui beberapa tahapan kejiwaan yang berlangsung sekian lama. Ia juga dapat berhenti pada sikap menerima, berusaha untuk tetap maju, berpikir positif, dan fokus pada upaya menyelesaikan masalah. Sebagian orang menghadapi masalah dalam hidupnya dengan sikap negatif dan menjadi dendam pada segala sesuatu. Pikiran negatif, konsentrasinya pada kemungkinan terburuk, dan perasaannya negatif. Tentu saja hal ini memengaruhi perilaku dan semua sisi hidupnya.

    Sebagian orang, ketika menghadapi musibah, semakin dekat kepada Allah. Selanjutnya ia memikirkan bagaimana menyikapi masalah yang sedang ia hadapi, berusaha mengambil manfaatnya, dan mengubahnya menjadi sebuah keahlian.

    Ketika berada di salah satu negara Arab, saya menyampaikan seminar tentang “Seruan Bersikap Optimis”. Selesai acara, seseorang yang berusia sekitar empat puluh tahun mendatangi saya. Ia bilang, “Doktor, aku sudah kehilangan seluruh hartaku dan aku dililit utang. Aku seorang diri dan tak punya teman. Aku menjadi sangat emosional dan menderita serangan jantung. Tetapi, alhamdulillah, semuanya berjalan baik. Pada suatu sore, aku mendengar azan. Aku menangis hingga putriku, Fâthimah, yang baru berusia empat tahun berkata, ‘Papa, jangan menangis. Aku pasti akan berprestasi seperti yang Papa inginkan.’ Aku mendekapnya. Tetapi tangisanku semakin menjadi. Aku memutuskan untuk menerima hadiah Allah. Maka, aku segera berwudhu, kemudian melakukan shalat isya. Setelah itu aku berdoa kepada Allah dan memohon pertolongan-Nya. Malam itu aku tidur nyenyak: sebuah pengalaman baru yang tidak pernah aku rasakan. Pada pagi hari aku melakukan shalat subuh. Aku kembali mengulang doaku. Aku sangat percaya bahwa Allah tidak akan menelantarkan aku. Sebab, Dialah Yang Mahamulia. Pukul delapan pagi, aku berangkat kerja dengan kekuatan dan keimanan yang belum pernah aku raasakan. Kurang dari enam bulan, aku sudah melunasi semua utangku. Alhamdulillah! Lebih dari itu, aku memutuskan untuk membangun sebuah masjid.” Ia semakin mendekati saya dan berkata, “Kalau bukan karena penderitaan yang aku alami, mungkin hubunganku dengan Allah tidak akan pernah lebih baik. Begitu juga hubunganku dengan istri dan anak-anakku.”

    Ini contoh cara mendapatkan manfaat dari pikiran positif dalam kondisi yang sulit. Dalam kondisi seperti itu Allah mengirimkan risalah kepada kita dan orang-orang yang kita cintai. Selain itu, kita dituntut untuk lebih erat menjalin hubungan dengan-Nya, berakhlak mulia, dan selalu berusaha sampai berhasil menggapai kesuksesan.

Selalu berpikir positif

Inilah jenis berpikir positif yang paling baik dan paling kuat karena tidak terpengaruh oleh ruang, waktu, dan pengaruh lainnya. Ia telah menjadi kebiasaan. Ada masalah atau tidak, ia selalu bersyukur pada Allah. Selanjutnya, ia berpikir mencari solusi dari segala kemungkinan hingga pikiran itu menjadi kebiasaan hidupnya. Orang yang memiliki kepribadian semacam ini akan menjalani hidup dengan damai, tenang, dan bahagia.

    Tahun 1953 Sir Edmund Hillary mencoba mendaki gunung tertinggi ini. Meski keluarga dan teman-temannya berusaha memintanya melupakan mimpi yang mengancam hidupnya, ia tetap bersikukuh. Tekadnya sudah bulat. Semua bujukan itu ia balas dengan kalimat positif yang kemudian diidentikkan dengan namanya. Ia berkata, “Jika tak ada orang yang pernah mendaki gunung ini, aku menjadi orang yang pertama. Jika sudah ada orang yang pernah mendakinya, aku akan menjadi yang terbaik.” Ia benar-benar mendaki gunung, tapi terpaksa turun kembali karena kaki kanannya patah. Seperti biasa, para pengkritik dan pencemooh tidak tinggal diam. Mereka mencibir dan mencelanya. Tetapi ia tetap tersenyum dan berkata, “Kali ini ia mengalahkan aku. Tetapi belum berakhir. Pada kesempatan yang akan datang aku akan menaklukkannya.”

    Berkat usaha yang gigih dan semangat pantang menyerah, Sir Edmund Hillary menerima undangan untuk menerima penghargaan dari yayasan buruh di London. Penghargaan tersebut diberikan atas usahanya yang berani dan tak pernah terpikirkan sama sekali. Saat menerima penghargaan itu, banyak buruh bertepuk tangan. Dalam kesemapatan itu ia diminta menyampaikan sambutan. Saat naik ke atas panggung, ia melihat gambar gunung Everest memenuhi dinding di depannya. Hillary menatap tajam gambar gunung itu dengan tangan kanan mengepal. Ia berkata, “Gunung Everest, kau telah mencapai puncak pertumbuhan, sementara aku akan terus tumbuh setiap saat. Sebentar lagi aku pasti dapat menaklukkanmu.” Benar, ia terus mencoba, tapi nasib mujur belum berpihak padanya. Ia menderita luka parah. Meski demikian ia tidak menyerah. Ia bersikeras untuk mendaki puncak gunung tertinggi itu. Dan akhirnya ia berhasil mewujudkan mimpinya. Dalam sebuah wawancara dengan media ia berkata, “Aku berhasil mengatasi rasa takutku. Aku berhasil mengontrol diriku dari pikiran negatif yang membuat kita frustrasi  dan merasa gagal. Dengan begitu aku berhasil menaklukkan gunung Everest.”

    Di puncak kejayaan, petinju Muhammad Ali berhasil dikalahkan oleh petinju kulit hitam, George Foreman. Saat itu tulang rahang dan rusuknya patah serta wajahnya lebam. Kondisi ini memaksa ia dirawat selama satu bulan. Para dokter memintanya untuk tidak turun gelanggang. Jika tidak, nyawanya akan terancam. Pelatih dan istrinya juga memintanya berhenti total dari olahraga tinju. Muhammad Ali merasa lingkungan, capaian, dan pandangan orang-orang di sekitarnya memberinya motivasi untuk menang. Untuk itu ia meminta sang pelatih membawakan film rekaman pertandingannya dengan George Foreman. Karena tak dapat menolak permintaan itu, sang pelatih membawakannya. Muhammad Ali menonton film tersebut dengan penuh perhatian. Ia dapat berkonsentrasi mengikuti trik], gerakan Foreman, dan gerakannya sendiri. Ia ingin mendapatkan keahlian baru yang diperlukan untuk menjatuhkan “raksasa” baru ini. Muhammad Ali terus menonton film itu, menganalisis, dan mempelajarinya. Suatu malam ia bermimpi menjatuhkan George Foreman. Dari waktu ke waktu mimpi itu selalu membayangi hidupnya. Dengan sabar Muhammad Ali menunggu kesempatan keluar dari rumah sakit. Setelah keluar dari rumah sakit ia langsung melatih fisik dan pikirannya. Kondisi semakin membaik, dan Foreman menerima tantangan Muhammad Ali.

    Pertandingan ditentukan di Zaire, Afrika (sekarang Republik Congo). Setelah berduel hebat sekian lama, akhirnya Muhammad Ali berhasil mempertahankan sabuk juara tinju dunia kelas berat. Kepada media internasional Muhammad Ali berkata, “Pertama aku harus membebaskan diri dari rasa takut yang menghantuiku setelah mengalami kekalahan dan babak belur. Pikiran itu cukup lama menguasai akal dan konsentrasiku. Setelah itu, aku mengolahnya menjadi keahlian dan kekuatan yang aku manfaatkan dalam hidupku. Ketika aku berhasil menguasai diri dan pikiranku, aku juga berhasil menguasai lawanku.” Ia menatap kamera dan berkata, “Aku berpesan pada kalian yang menontonku saat ini: jangan biarkan kesulitan hidup merampas mimpi indah kalian. Pelajarilah kesulitan itu, niscaya ia akan menjadi teman terbaik kalian!”

    Begitulah pikiran positif yang selalu aktif sepanjang waktu tanpa pengaruh apa pun dan siapa pun. Sebaliknya, dalam kondisi kritis seseorang bisa menggunakan senjata paling ampuh ini untuk menguasainya. Saat kehidupan berjalan mulus, ia selalu melihat sisi positif kehidupan. Hal ini bukan berarti dari masalah, tapi sebaliknya. Apa pun masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluar melalui pintu spiritual. Ilmuwan Amerika, Wayne W. Dyer menulis dalam bukunya, “Di pintu spiritual terdapat jalan keluar dari semua persoalan.” Pernyataan ini benar. Sebab, seseorang yang mengindahkan aspek  spiritual selalu bersikap positif dan tawakal kepada Allah dalam menghadapi setiap persoalan. Dengan begitu, ia mampu mewujudkan impian hidup dan menjalaninya dengan ketentraman batin dalam setiap aspek kehidupan.

    Mari kita lanjutkan perjalanan ini untuk menguak misteri sifat-sifat kepribadian yang positif.[]