Welcome to The Family

Sabtu, 11 Februari 2012

Pikiran Membuat Arsip Memori dalam Akal

Ketika lahir, manusia itu bersih. Data-data dalam otaknya jernih. Ia belum mengerti makna dan bahasa apapun. Bahkan, ia belum mengerti apa yang terjadi di sekitarnya. Orangtua mulai mengajaknya berkomunikasi dengan ekspresi wajah dan gerakan tubuh secara berulang-ulang sampai si buah hati bisa mengucapkan kata-kata. Seiring waktu berjalan, ia tumbuh besar. Ia mulai memiliki pengetahuan sederhana tentang sesuatu yang terjadi di sekitarnya. Pengetahuan ini memberinya pengertian tentang apa yang ia tangkap dan memberikan kata tertentu yang menggambarkan pengertian itu. Di sinilah akal mulai membuka file-file kognitif bagi pengertian ini. Setiap kali mengetahui pengertian lain dari sebuah kata, terbentuklah file tersendiri untuk pengertian tersebut,. Tiap-tiap file secara khusus memuat pengertian tertentu. Maka, ketika seorang anak mendapatkan pengalaman dalam pengertian tertentu, akalnya akan merekam pengalaman itu dalam file khusus.
Sebagai contoh, file untuk cinta. Setiap kali anak menemukan sesuatu yang berarti cinta, akalnya akan merekam sesuatu itu dalam file cinta. Contoh lain adalah file marah. Seorang anak akan merekam seluruh pengalaman marah yang terjadi sepanjang hidupnya dalam file marah. Begitulah akal terus melakukan proses membuka file dan menyimpan berbagai pengalaman ke dalam file-file yang sesuai dengan pengertian pengalaman yang ditemui seseorang. Dengan demikian, terbentuklah file kasih sayang, file toleransi, file ceria, file fanatisme, file takut, file cemas, file putus asa, file persatuan, file kehilangan, file harga diri, file citra diri, file percaya diri, file kepemilikan, file kegagalan, file keberhasilan, file kebahagiaan, file kesabaran, file istikamah, dan lain-lain.
Jadi, dalam akal terdapat banyak arsip atau file yang berisi pengetahuan, bahasa, norma, keyakinan, dan prinsip. Setiap kali menghadapi pengalaman baru, otak mengidentifikasinya dengan menggunakan data-data yang sudah ada, lalu menyimpan pengalaman baru itu di dalam file sejenis.

Kejutan
Ketika seseorang takut pada sesuatu, terbukalah file rasa takut di dalam otaknya. Setiap kali menghadapi rasa takut, baik sekadar memikirkan maupun membayangkan, persepsinya akan meningkat dan rasa takut dalam file semakin menumpuk. Jika ingin bebas dari rasa takut itu, kemudian mulai mengobatinya secara konsisten, saat itulah ia terjadi kejutan. Ia akan bebas sepenuhnya dari file takut karena semua yang ada dalam file itu satu jenis.
Ada orang yang mencoba mengatasi rasa cemas, gugup, takut, kesepian, sia-sia, dan sebagainya dengan mengonsumsi obat. Padahal, obat-obatan itu tidak bisa mengubah file yang tersimpan dalam akal bawah sadarnya.

Contoh dalam kehidupan nyata
Suatu hari seorang perempuan paruh baya datang dari Meksiko menemui saya di Montreal, Kanada. Ia terpukul karena perceraian dengan suami yang sangat dicintainya. Padahal, mereka sudah sepuluh tahun hidup bersama. Mereka dikaruniai tiga anak. Pada awalnya kehidupan perempuan itu damai dan sejahtera sampai ia melihat perubahan mendadak pada suaminya. Balakangan, sang suami sering pulang malam, cenderung temperamental, tidak seperti biasanya. Setelah diselidiki, ternyata sang suami main serong dengan gadis Kanada-Prancis. Ia mencoba tegar menghadapi kenyataan itu, tapi akhirnya minta cerai.
Tiga bulan kemudian, perempuan itu merasa kesepian, takut, dan disia-siakan. Ia memutuskan membawa pergi anak-anaknya ke Meksiko, berharap ada perubahan sekaligus mengunjungi keluarga dan teman-teman. Ia pergi selama dua bulan. Selama itu ia merasakan ada perubahan. Namun, ketika ia kembali ke Montreal, histeria perasaan itu kembali menyayat jiwa. Ia mulai berobat pada spesialis berbagai bidang. Untuk sementara waktu ia bisa tenang. Tetapi, ketika kembali menyendiri, isak tangisnya pecah. Perasaan-perasaan negatif itu muncul kembali karena ia takut kesepian.
Ketika mengunjungi saya di Montreal, saya jelaskan bahwa dalam dirinya terdapat file khusus yang menyimpan seluruh peristiwa itu. File tersebut memiliki cabang yang terhubung dengan file-file lain yang terbuka. Maka, untuk merubah secara menyeluruh harus dimulai dari dalam diri sendiri. Kami pun memulai terapi. Pada pertemuan pertama, saya menggunakan metode al-istirja’ bi al-‘umr (menyingkap masa lalu) dan ‘ilâj al-dzât al-syâbbah (terapi diri dengan mengenang masa muda. Hasilnya perempuan itu merasakan ketenangan yang sebelumnya menghilang.
Pada pertemuan kedua, saya menggunakan metode memutus tali panghubung dengan akal bawah sadar (qath’ al-habl al-lâwâ’î). Metode ini secara khusus memutuskan tali yang menghubungkaan dengan sang suami sehingga perempuan tersebut benar-benar lepas dari pengaruhnya. Dan, pada pertemuan ketiga, saya menggunakan terapi kekuatan energi manusia (al-‘ilâj bi quwwat al-thâqah al-basyariyyah). Terapi ini dilakukan untuk membersihkan pusat-pusat pengaruh sang suami dalam diri perempuan itu, kemudian menyeimbangkannya dalam tujuh pusat kekuatan dalam diri manusia. Kurang dari sepuluh hari, perempuan itu bisa melepaskan diri dari pengalaman pahitnya.
Pada pertemuan terakhir, saya mengupayakan agar perempuan itu membangun masa depan yang cerah, apa pun rintangan yang ia hadapi. Sekarang ia telah kembali pada kehidupannya semula. Bahkan, kini ia menjadi lebih tegar. File-file negatif telah berubah menjadi file positif sehingga mendukungnya untuk bersikap tegar. File-file itu memiliki berbagai keterampilan yang diperoleh akal dari pengalaman tersebut.
Begitulah contoh file akal yang tersimpan di alam bawah sadar. Untuk membuat perubahan sempurna seperti yang diinginkan, mulailah dari dalam. Yaitu mengubah file khusus yang terkait dengan hal itu. Hal ini senada dengan firman Allah, Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum hingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (al-Ra’d: 11)
Jadi, sekali lagi, agar perubahan yang diinginkan terjadi secara sempurna, mulailah dari dalam. Sekuat apa pun bantuan dari luar tidak akan efektif kecuali jika Anda menolong diri sendiri dengan kembali kepada Allah. Setelah itu, mengubah arti persepsi dalam file bawah sadar. Dengan begitu, perubahan akan sempurna. Ketika Anda mengubah persepsi, segala sesuatu pun ikut berubah. File di alam bawah sadar Anda akan berubah dan akan mengubah hidup Anda seperti yang Anda idamkan.[]

Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)

Selasa, 07 Februari 2012

Pikiran Memiliki Proses yang Kuat

Berpikir itu sederhana dan hanya butuh waktu sekejap. Namun, ia  memiliki proses yang kuat dari tujuh sumber yang berbeda. Tujuh sumber itu memberi kekuatan luar biasa pada proses berpikir dan menjadi referensi bagi akal yang digunakan setiap orang, entah disadari atau tidak.

1. Orangtua
Proses berpikir yang pertama kita dapatkan dari orangtua. Ratu Elizabeth II berkata, “Aku belajar seperti proses belajarnya kera, yaitu dengan menyaksikan orangtua dan meniru mereka.” Dari orangtua kita belajar tentang kata-kata, ekspresi wajah, gerakan tubuh, perilaku, norma, keyakinan agama, prinsip, dan nilai-nilai luhur. Itulah proses berpikir yang pertama di dunia ini. Semua itu kita terima dari orangtua—orang paling penting dalam membentuk proses berpikir. Proses ini kemudian mengakar dalam diri lalu menjadi referensi utama dalam berinteraksi dengan diri sendiri atau dengan dunia luar.

2. Keluarga
Setelah orangtua, kita melihat dunia lain, yaitu keluarga: saudara laki-laki, saudara perempuan, kakek, nenek, paman, bibi, dan anak-anak mereka. Dari mereka akal menangkap informasi baru dan menggabungkannya dengan informasi yang telah ada. Dengan demikian, proses pembentukan pikiran semakin kuat.

3. Masyarakat
Masyrakat adalah orang-orang yang berinteraksi dengan kita: tetangga, tukang sayur, sopir taksi, dan semua orang yang tinggal di lingkungan kita. Akal terus mengikat informasi yang didapat dari luar dan disatukan dengan informasi yang sudah tersimpan di alam bawah sadar. Dengan begitu, proses pembentukan pikiran semakin kuat.

4. Sekolah
Yang dimaksud dengan lingkungan sekolah adalah ucapan, perilaku, dan sikap para guru atau pengelola sekolah. Karena sekolah memiliki pengaruh yang cukup besar dalam proses pembelajaran maka kita akan dengan mudah meniru apa yang ada di sekolah, baik yang positif maupun negatif. Semua itu memperkaya proses pembentukan pola pikir yang sudah ada sehingga menjadi semakin kuat di alam bawah sadar.

5. Teman
Teman itu paling penting setelah orangtua. Berteman merupakan aktualisasi diri pertama dalam kehidupan karena kita sendiri yang menentukan pilihan, tanpa pengaruh orangtua. Selain itu, teman adalah bukti kebebasan dan bukti penerimaan masyarakat. Sangat mungkin kita belajar perilaku negatif dari teman, seperti merokok, mengonsumsi narkoba, alkohol, dan bolos sekolah. Semua itu ikut mempengaruhi proses pembentukan pikiran kita. Data yang tersimpan di ruang memori kita pun kian banyak.


6. Media massa
Sebagian besar remaja menonton televisi cukup lama hingga lima puluh jam dalam seminggu. Mereka akan terpengaruh oleh apa yang ditonton, positif atau negatif. Jika mereka melihat artis atau penyanyi idola mereka merokok, besar kemungkinan mereka ikut merokok.
Dalam salah satu program televisi yang bertajuk Ada Solusi Spiritual bagi Setiap Masalah, Dr. Wayne Dyer berkata bahwa sebelum menginjak usia dua belas tahun anak-anak sudah menonton sekitar 12.000 tindak pembunuhan yang ditayangkan dalam film-film layar kaca. Hal ini menyebabkan satu dari dua belas anak di bawah usia dua belas tahun sudah memiliki senjata api.
Sebuah pusat kajian psikologi dan fisiologi di New Zealand memaparkan bahwa lebih dari 60% kondisi menyedihkan disebabkan oleh media massa yang menyebarkan hal-hal negatif, peperangan, seksualitas, dan pelanggaran tata nilai. Sekarang pun siaran televisi banyak menayangkan informasi negatif dan nyanyian cabul yang tidak mendukung nilai luhur yang dijunjung tinggi. Hal-hal semacam ini belakangan tersebar semakin luas dalam kehidupan kita hingga sangat memengaruhi perilaku anak muda. Pengaruh berbahaya ini ikut memperkaya proses pembentukan pikiran setiap orang sehingga menjadi semakin kuat dan mendalam dibandingkan sebelumnya.

7. Sumber ketujuh dari proses pembentukan pikiran adalah diri sendiri
Sekian sumber eksternal turut memperkuat terbentuknya pikiran. Pikiran itu kemudian membentuk keyakinan dan prinsip yang kuat. Selanjutnya kita bisa menambahkan sikap baru yang positif atau negatif. Akal menggabungkan sikap baru itu dengan data-data sebelumnya sehingga proses pembentukan pikiran semakin kuat dan mendalam. Dengan demikian kita mampu beradaptasi dalam menghadapi dunia luar. Kemampuan inilah yang menentukan kita sukses atau gagal dan bahagia atau sengsara.
Meski tampak sederhana dan lemah, pikiran itu lebih dalam dan lebih kuat daripada yang Anda bayangkan. Berpikir melahirkan pengetahuan, pemahaman, nilai, keyakinan, dan prinsip. Pikiran menjadi titik tolak bagi tujuan dan mimpi-mimpi. Ia menjadi referensi rasional dalam eksperimentasi, perjalanan hidup, pemaknaan, serta cara memahami kebahagiaan dan kesengsaraan. Pikiran bisa jadi penyebab penyakit kejiwaan dan fisik. Pikiran bahagia membuat kita bahagia dan pikiran sengsara membuat kita sengsara. Pikiran takut membuat kita takut dan pikiran berani membuat kita berani. Socrates berkata, “Dengan pikiran, seseorang bisa menjadikan dunianya berbunga-bunga atau berduri-duri”.
Berpikir tidak memiliki batas—lintas waktu, jarak, dan ruang. Pikiran memiliki kekuatan yang bisa muncul pada pagi, siang, dan sore dalam kondisi apapun. Pikiran adalah sumber pendorong perilaku, sikap, dan hasil yang kita dapatkan. Pikiran dapat menjadikan Anda sebagai seorang berjiwa sehat atau sakit. Pikiran dapat membuat Anda mampu membangun tata kehidupan yang sehat atau sebaliknya. Pikiran dapat menjadikan Anda sebagai orangtua teladan atau sebaliknya. Pikiran dapat menjadikan Anda sebagai karyawan atau pimpinan yang berprestasi atau sebaliknya. Semua itu bergantung pada bagaimana Anda merencanakan tujuan dan merealisasikannya. Plato mengatakan, “Sumber setiap perilaku adalah pikiran. Dengan pikiran kita bisa maju atau mundur. Dengan pikiran kita bisa bahagia atau sengsara.”
Kenyataannya, Anda, saya, dan seluruh manusia di muka bumi ini menjadi seperti sekarang karena pikiran kemarin. Esok atau lusa kita akan mencapai sesuatu yang kita pikirkan hari ini. Salah seorang guru saya berkata, “Jika Anda ingin sukses pelajarilah kesuksesan itu dan berpikirlah seperti orang-orang sukses. Jika Anda ingin bahagia, pelajarilah kebahagiaan dan berpikirlah seperti orang-orang bahagia. Ingat, pikiran adalah hasil pilihanmu sendiri. Sebelum Anda memilih pikiran tertentu maka pertimbangkanlah baik-baik. Jika pikiran tertentu memiliki dampak positif, mantapkanlah hingga ia  menjadi pengontrol perbuatan Anda secara kosisten.”
Berkat perjalanan saya ke beberapa negara dan pelatihan yang saya berikan kepada lebih dari 200.000 orang setiap tahun, saya semakin yakin bahwa hasil yang didapat oleh seseorang ditentukan oleh pikiran-pikiran yang berulang-ulang dan dihubungkan dengan persepsinya hingga menjadi keyakinan dan kebiasaan yang dilakukan secara spontan. Pikiran itu menentukan sukses atau gagal dan bahagia atau sengsara.
Di dunia olahraga, seorang petenis terkenal, AndreAgassi, akhirnya berhasil ditumbangkan oleh pemain baru yang belum punya banyak pengalaman. Para ahli menasehatinya supaya mundur karena usianya sudah lebih dari tiga puluh. Menurut mereka, ia tidak akan mampu mengalahkan pendatang baru yang masih muda, penuh semangat, energik, dan dinamis. Salah seorang rekan Andre Agassi berpesan, “Supaya Anda tetap bisa mempertahankan reputasi di benak para penggemar, Anda harus gantung raket.” Andre merasa berat menerima nasehat ini walaupun benar secara logis. Dari dalam hatinya ia mendengar bisiskan ucapan, “Jangan dengarkan nasihat mereka. Mereka memberikan nasihat berdasarkan cara pandang mereka. Coba sekali lagi, tapi ubahlah cara dan pola pikir Anda.” Andre Agassi benar-benar mencoba lagi dengan cara yang baru. Ia pergi menyendiri agar bisa berpikir dengan tenang dan merencanakan masa depannya. Sebulan kemudian Andre Agassi memutuskan untuk selalu ikut dalam kejuaraan Internasional sampai akhir hayatnya. Untuk itu ia menunjuk seorang psikolog dan ahli pengembangan diri. Semua orang jadi tahu sebab kekalahan yang berkali-kali diterima Andre Agassi, yaitu pikiran dan keyakinannya.
Ternyata semua pikiran Andre Agassi bersifat negatif: usia uzur, kelemahan fisik, dan pesimisme. Kepercayaannya pun negatif dan memengaruhi persepsinya. Ketika mulai pertandingan ia yakin bahwa ia tidak akan menang. Maka, hasilnya seperti yang ia pikirkan dan ia yakini.
Andre Agassi mulai berlatih. Ia memulai perbaikan itu dari dalam dirinya dengan cara visualisasi positif. Berjam-jam ia berlatih hingga keyakinannya berubah menjadi optimis. Artinya, pikiran Andre Agassi sudah positif. Dengan digembleng latihan psikis, fisik, dan teknik, Andre Agassi kembali meraih posisi sepuluh besar kelas dunia. Banyak orang angkat topi dan memperbincangkan Andre Agassi kerena ia mampu menaklukkan segala rintangan, baik dari dalam maupun dari luar dirinya.[]