Welcome to The Family

Jumat, 08 Maret 2013

Pengaruh Pikiran_Hukum Pantulan









Ahmad adalah pemuda berusia dua puluh tahun. Sejak kecil ia dikenal berwatak keras. Setiap orang ia perlakukan dengan kasar dan akhlak tidak terpuji. Di sisi lain, ia tekun belajar dan memiliki cita-cita yang tinggi. Setelah selesai kuliah, ia meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi untuk meraih gelar magister dan doktor. Tetapi, bidang yang ia minati tidak ada di negaranya. Terpaksa ia merantau ke negara lain untuk mewujudkan cita-citanya. Di negara yang baru Ahmad tinggal di sebuah kontrakan yang terdiri dari lima belas pintu. Kontrakan itu dikelola oleh laki-laki paruh baya dan istrinya. Adalah kebiasaan Ahmad dalam bersikap seenaknya memperlakukan orang lain. Ia mudah menyuruh dan melarang hingga cenderung dijauhi semua orang. Suatu hari, tengah malam, perut Ahmad terasa mulas. Karena kesakitan ia teriak keras sekali. Semua orang menghampirinya dan memberikan pertolongan. Pengelola kontrakan itu menghubungi ambulan, agar Ahmad segera dilarikan ke rumah sakit. Setibanya di rumah sakit, setelah dilakukan pemeriksaan, para dokter mengatakan bahwa Ahmad menderita radang usus. Berdasarkan hasil diagnosis tersebut, Ahmad harus menjalani operasi sebelum ususnya pecah yang bisa mengakibatkan kematian. Akhirnya, lelaki paruh baya itu memutuskan Ahmad dioperasi. Semua dokumen yang diperlukan ia serahkan kepada pihak rumah sakit. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Semua penghuni kontrakan, termasuk pemilik kontrakan, istrinya, dan anak perempuannya, menunggu di ruang tunggu untuk memastikan bahwa Ahmad baik-baik saja. Setelah siuman dari pengaruh obat bius, Ahmad melihat mereka di sekitarnya. Berhari-hari mereka masih mnunggui Ahmad sampai ia diijinkan keluar dari rumah sakit. Ketika sampai di kontrakan, Ahmad tidak dibiarkan begitu saja sampai kesehatannya benar-benar pulih. Sejak peristiwa itu terjadi perubahan dalam kehidupan Ahmad, terutama setelah mendapat perhatian dari keluarga pemilik kontrakan ketika ia sakit. Ahmad memutuskan untuk kembali kepada Allah. Ia rajin mendirikan shalat. Akhlaknya semakin baik. Ahmad menjadi sosok yang menyenangkan di lingkungan kontrakan.

    Suatu ketika pemilik kontrakan jatuh dari tangga lantai dua. Tak kuat menahan sakit, ia teriak sampai pingsan. Melihat kejadian itu, Ahmad langsung membawanya ke rumah sakit. Ahmad tetap menemaninya sampai ia benar-benar pulih. Ahmad bahkan menyuapinya dan membantunya minum obat. Karena terharu, pemilik kontrakan itu menangis. Sembari memeluk Ahmad ia berkata, “Aku pernah berharap Allah memberi anak laki-laki untukku agar bisa membantu mengurus kontrakan. Ternyata, Dia mengirimmu kepadaku.” Ahmad pun tak kuasa membendung air mata.

    Waktu terus berjalan dan masa belajar selesai. Ahmad berhasil meraih gelar magister. Karena masa kuliahnya sudah selesai, Ahmad harus pulang ke negaranya. Semua barangnya ia kemasi. Sebelum keluar untuk pamit pada pemilik kontrakan dan keluarganya, mereka telah menunggu sambil menangis. Istrinya bertanya, “Apakah kau sudah mengemasi barang-barang?” Ahmad menjawab, “Ya.” Perempuan itu lantas berkata, “Tapi masih ada dua koper yang kau tidak akan sanggup membawanya.” Ahmad kaget, “Dua koper apa?” katanya. Perempuan itu menjawab, “Koper pertama berisi cinta kami padamu dan koper kedua berisi cintamu pada kami. Bagaimana pun Anda tidak mungkin bisa membawanya pergi karena semua itu ada dalam hati kami.” Akhirnya semua berangkulan sambil menangis. Ahmad berjanji akan datang lagi menemui mereka, bukan untuk mengejar cita-cita, melainkan karena cinta yang Allah anugerahkan kepada mereka.

    Kisah ini memberi gambaran bahwa dunia dalam diri Ahmad dipenuhi perilaku negatif, kebencian, dan dendam hingga membuat dunia luarnya tidak menyenangkan. Semua orang menjauhinya. Dunia luarnya merupakan pantulan dari dunia dalam dirinya. Dalam hal ini Zéno berkata, “Hidup adalah pantulan pikiran dan keyakinan Anda. Untuk mengubah hidup, yang pertama kali harus Anda lakukan adalah mengubah pikiran dan keyakinan Anda.” Karena itu, sikap orang lain kepada Ahmad tidak akan berubah kecuali karena ia telah berubah setelah jatuh sakit. Ia juga melihat sendiri bahwa ada sebagian orang yang mencintai orang lain secara tulus. Mereka senantiasa siap mengulurkan tangan dalam kondisi apa pun. Itulah yang membuat perubahan pada diri Ahmad sampai ia memutuskan untuk mengubah sikap dan perilakunya. Ketika terjadi perubahan positif di dalam maka ia akan memantul pada dunia luar.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Bagaimana sikap orang lain terhadap Anda? Apakah Anda merasa mereka saling membantu dan menghormati? Atau mereka malah menentang, melawan, dan tidak menghormati Anda? Apakah cita-cita Anda terwujud seperti yang Anda inginkan, atau tidak? Sudahkah Anda menjadi seperti yang Anda inginkan? Apakah Anda menghadapi hambatan yang lebih besar dari diri Anda sendiri?

    Jawaban Anda untuk pertanyaan- pertanyaan ini akan memberi satu kesadaran bahwa apa pun yang terjadi pada Anda adalah pantulan dari pikiran dan keyakinan dalam diri Anda, baik berkenaan dengan diri sendiri atau orang lain. Jika Anda menginginkan perubahan dalam hidup, maka lihatlah diri Anda sendiri. Anda akan menemukan solusi yang dibutuhkan, Allah berfirman kepada kita, Dan pada diri kalian sendiri. Maka apakah kalian tidak memerhatikan? (al-Dzâriyât: 21). Mahasuci Allah yang Mahabijaksana dan Mahamulia. Dialah yang memberi kita kekuatan untuk mengubah diri sendiri atas izin-Nya. Dialah juga yang membuat kita maju, tumbuh, dan berkembang mencapai puncak dan hidup bahagia. Dia memberi kita kemampuan untuk memilih dan memberikan kebebasan mengambil keputusan.

    Jadi, Anda bebas memilih kehinaan atau kemuliaan. Anda bebas memilih memanfaatkan setiap detik kehidupan atau membuang-buang waktu dengan berkeluh kesah dan mencela orang lain. Yang jelas, setiap saat akal Anda akan bekerja dengan cermat dan semangat. Ia akan membuka file-file data sejenis dengan yang Anda pikirkan. Di sinilah kita melihat bahwa dunia luar adalah pantulan pikiran Anda. Dunia luar adalah pantulan dunia dalam. Perubahan yang Anda inginkan tidak akan pernah terjadi hingga Anda mengubah dunia dalam diri Anda. Gandi pernah berkata, “Buatlah perubahan dalam hidup Anda. Ketika Anda mengubah yang ada dalam diri, dunia akan mengikuti apa yang Anda inginkan.”



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  
Pikiran Menambah atau Mengurangi Energi 
Pikiran Melahirkan Kebiasaan
Pengaruh Pikiran terhadap Sistem Kerja Akal Bawah Sadar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar