Welcome to The Family

Kamis, 27 Juni 2013

Faktor-faktor Penyebab Berpikir Negatif_3

Rutinitas yang negatif

Pernahkah Anda mendengar seseorang yang mengeluhkan rutinitas hidupnya? Pernahkah Anda sendiri merasa rutinitas Anda tidak menyenangkan?

    Mencari posisi aman agar tetap bertahan hidup adalah tabiat manusia. Karena itu, ia memetakan wilayah yang oleh psikolog terkemuka, Dr. Carl Jung, disebut “zona aman dan tenang”. Di wilayah inilah seseorang merasa aman. Wilayah ini terdiri dari tiga unsur utama: tempat tinggal, pekerjaan, dan orang yang hidup bersamanya.

    Dalam hal ini Albert Einstein pernah berkata, “Seseorang merasa aman ketika mendapatkan tempat tinggal, pekerjaan, dan orang-orang yang ia cintai hidup bersamanya.” Ungkapan bijak dari filsafat India Kuno mengatakan, “Jika Anda mendapatkan rumah sebagai tempat tinggal, Anda beruntung. Jika Anda mendapatkan sesuatu yang bisa menopang hidup, Anda cerdik. Jika Anda mendapatkan orang-orang yang bisa hidup bersama dengan saling berbagi cinta, Anda bahagia. Jika Anda memiliki semua itu, berarti Anda orang yang paling kaya.”

    Semua orang hidup dalam rutinitas tertentu dan dalam lingkungan keluarga, masyarakat, dan pekerjaan tertentu. Ketika terjadi perubahan hidup, kita merasa kehilangan rasa aman dan tidak tenang. Karena itu, setiap orang berusaha keras untuk memiliki “zona aman” yang menjamin kelangsungan hidupnya. Namun, zona aman tersebut bisa berubah menjadi rutinitas negatif yang bisa-bisa mengganggu stabilitas kejiwaan.

    Rutinitas negatif yang dimaksud adalah melakukan hal yang sama dengan cara yang sama sepanjang waktu tanpa perubahan. Contoh: bangun tidur, minum kopi, sarapan, lalu berangkat kerja. Aktivitas ini selalu dilakukan setiap hari. Begitu pula setelah pulang dari kerja, ia melakukan hal yang sama. Begitulah ia berkutat dengan rutinitas tersebut hingga hidupnya terasa tak bermakna.

    Sesuatu yang paling membahagiakan adalah jika seseorang merasa berhasil, berkembang, dan lebih maju. Sekitar lima puluh hotel bintang lima yang berdiri megah di Montreal, Kanada, melakukan penelitian tentang kebutuhan manusia. Hal itu dilakukan untuk mendongkrak animo masyarakat agar berkenan singgah di hotel itu. Penelitian tersebut menghasilkan urutan kebutuhan manusia sebagai berikut: kelangsungan hidup, jaminan material, afiliasi, kebebasan, cinta, penghargaan, pencapaian, perubahan dan bermakna.” Ternyata, pencapaian berada pada urutan keenam dari yang dibutuhkan manusia. Pernyataan yang dilontarkan para ahli tentang penelitian ini: tanpa pencapaian, seseorang tidak akan pernah merasa hidupnya bermakna. Hal itulah yang menyebabkan karyawan berhenti sehingga menimbulkan kerugian di pihak pengelola hotel.

    Secara psikologis, tidak adanya prestasi menyebabkan maraknya kasus bunuh diri, terutama di kalangan anak muda yang merasa frustrasi dan kesepian. Karena tidak mendapatkan jalan keluar dari persoalan yang dihadapi, akhirnya mereka bunuh diri.

    Orang yang hidup dalam rutinitas negatif akan kehilangan perhatian terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu di sekitarnya. Selain itu, apa pun perubahan yang terjadi, baginya terasa hambar. Tak pelak, ia menganggung kesedihan.

    Dalam suatu kesempatan, seorang karyawan menemui saya. Ia berkata, “Dr. Ibrahim, berkat karunia Allah aku ini sukses, baik secara finansial, pekerjaan, maupun keluarga. Tetapi aku tidak merasa bahagia. Aku ingin Anda membantuku.” Untuk itu, saya menanyakan pola hidupnya. Ia bilang, “Rutinitas yang menjemukan. Sejak sepuluh tahun yang lalu, yang aku kerjakan selalu sama.” Saya tanya, “Mengapa Anda tidak membuat perubahan positif yang membuat bahagia?” Ia menjawab, “Sudah kucoba, tapi aku takut gagal.”

    Inilah contoh sederhana dari rutinitas negatif yang tumbuh dari pikiran negatif.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar