Welcome to The Family

Senin, 03 Juni 2013

Pikiran dan Mata Rantai Persepsi_5








Mari kita mengulang kembali pemahaman tentang pikiran dan mata rantai persepsi. Pikiran melahirkan kenyataan yang sama; kenyataan ini menyebar dan meluas; terjalin hubungan harmoni antara manusia dan kenyataannya; manusia akan mendapat dukungan akal untuk kenyataan ini, baik positif atau negatif; pikiran membawanya pada prinsip bahwa akal manusia dibangun di atas kenyataan terakhir. Sekarang mata rantai persepsi membawa Anda pada prinsip perkembangan, yaitu Anda akan selalu menjadi lebih dari Anda saat ini. Dalam hukum akal bawah sadar, prinsip itu disebut hukum perkembangan dan perubahan. Segala sesuatu di dunia ini pasti mengalami perubahan. Benih yang Anda tanam hari ini akan menjadi pohon di masa depan dan pohon akan menumbuhkan buah.

    Pada awalnya manusia adalah janin, kemudian bayi, remaja, dewasa, dan lanjut usia. Prinsip ini memperluas cakrawala Anda dan membuat Anda bersikap waspada dalam berpikir. Sebab, Anda akan menjadi lebih besar. Jika seseorang terpaku pada pikiran bahwa ia sering gugup maka akan didukung oleh akalnya lalu pikiran itu dijadikan lebih banyak dan lebih kuat. Jika seseorang mengaku dirinya emosional maka tingkat emosinya akan semakin bertambah kuat. Jika seseorang menilai dirinya tidak bisa mengingat sesuatu yang dibaca atau didengar maka pikirannya akan kacau, bahkan dapat menyebabkan gangguan jiwa.

    Ketika baru belajar di sekolah perhotelan di Mesir, saya punya seorang teman yang berkali-kali mengaku benci pada guru protokoler. Dari waktu ke waktu ia sampaikan kebencian itu pada semua siswa. Guru itu dinilai telah mempermalukannya di hadapan siswa-siswa yang lain. Setiap kali ia bicara, semakin kuat kebenciannya. Ekspresi wajah dan gerak tubuhnya ikut berubah. Gaya bicaranya berapi-api, tarikan napasnya semakin cepat dan tersengal. Akhirnya ia terserang penyakit jantung. Ketika materi itu diujikan, ia tidak berhenti mengeluhkan sang guru. Keyakinan dan perilaku negatifnya semakin bertambah. Ia memutuskan untuk tidak mengikuti ujian materi tersebut. Lebih dari itu, ia menghampiri sang guru dan melontarkan kata-kata kotor. Guru itu melayangkan pengaduan resmi ke pihak manajemen. Karena itulah siswa tersebut dikeluarkan dari sekolah.

    Apa yang terjadi padanya dimulai dari satu pikiran, kemudian ditambah pikiran-pikiran lain yang sejalan dengan hukum pengulangan. Akhirnya, pikiran tersebut menjadi keyakinan dan bertambah kuat hingga menjadi kebiasaan. Kebiasaan itulah yang menyebabkannya dikeluarkan dari sekolah. Tanpa disengaja saya bertemu dengannya di salah satu negara Arab. Ia bekerja di salah satu toko elektronik. Ketika kami berbincang-bincang, tiba-tiba ia berkata, “Ingatkah Anda pada peristiwa yang terjadi padaku gara-gara guru protokoler itu? Dia telah menyebabkan aku dikeluarkan dari sekolah.” Saya katakan padanya, “Itu sudah jadi masa lalu.” Selanjutnya saya mengalihkan pembicaraan tentang tema yang lain. Ini contoh menegaskan bahwa (pikiran) manusia menjadi lebih banyak dari sebelumnya.

    Di sisi lain, prinsip ini bekerja pada Anda dengan cara-cara positif. Ketika Anda putuskan belajar bahasa asing untuk mendukung karier Anda, Anda memulai dari nol. Kemudian dari hari ke hari pengetahuan Anda semakin bertambah hingga Anda menguasai bahasa itu. Jika Anda menoleh ke masa lalu, kemudian bandingkan Anda saat ini dan Anda di masa lalu, Anda akan menemukan bahwa Anda lebih banyak dari sebelumnya.

    Karena itu, amatilah pikiran dan perilaku Anda. Anda pasti menemukan bahwa semua itu dimulai dari tidak ada, kemudian Anda menjadi pandai, baik dalam hal positif  atau negatif. Saya hanya ingin mengatakan bahwa Anda akan menjadi lebih banyak dari saat ini.[]


Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar