Welcome to The Family

Senin, 13 Mei 2013

Pikiran dan Mata Rantai Persepsi_3








Seorang teman di Montreal memutuskan untuk membeli restoran seafood. Ia merencanakan segalanya dan menentukan hari pembukaannya. Surat undangan telah rampung dicetak, kemudian disebar kepada para undangan. Ia juga memasang iklan di beberapa media cetak berbahasa Prancis dan Inggris. Pimpinan dan para karyawan sudah disiapkan untuk restoran itu. Ia benar-benar siap membuka restoran tersebut. Tetapi masih ada yang kurang. Sesuatu yang kurang ini sangat penting, yaitu dana untuk membeli restoran berikut perlengkapannya, seperti meja, kursi, peralatan masak, dan lain-lain. Suatu saat ia datang ke kantor saya untuk menyampaikan undangan pembukaan restorannya. Saya bertanya padanya, “Apakah bank sudah menyetujui permohonan pinjaman dana untuk membeli restoran itu?” Ia menjawab, “Belum, Insya Allah disetujui. Jika tidak disetujui, masih ada seribu bank yang lain, atau uang pribadiku.” Saya katakan, “Aku kagum pada keinginan keras dan rencana Anda. Tetapi, Anda harus siap secara finansial sebelum memasang iklan di media massa.” Ia berkata, “Lihat di sekitar Anda. Baca dan pelajari orang-orang sukses yang menorehkan keberhasilan gemilang, seperti Walt Disney. Ketika hendak membangun Disneyland Park ia ditolak oleh tiga ratus dua bank.” Seorang karyawan bertanya padanya, “Apakah Disney kapok setelah tiga ratus dua bank menolak memberikan dukungan dana?” Ia menjawab, “Walt Disney memiliki daftar seluruh bank di dunia.” Lebih lanjut ia berkata, “Dibandingkan Disney, jumlah bank yang telah aku hubungi sangat sedikit. Dan Disney tidak tidur sampai ia berhasil mewujudkan impiannya.”

    Teman saya berkata lagi, “Ketika Thomas Edison berusaha menemukan lampu, ia mengalami kegagalan sepuluh ribu kali. Apakah Edison kemudian menyerah? Tentu tidak. Setuap langkah justru menjadi awal bagi langkah selanjutnya. Akhirnya ia berhasil menemukan lampu yang kita pakai sampai saat ini. Kihat juga Gamal Abdul Nasser. Dunia menolak memberi bantuan dana untuk membuat bendungan. Tetapi ia tetap memutuskan untuk membangunnya, apa pun yang terjadi. Dan sekarang bendungan itu benar-benar berdiri di Mesir. Lihat juga Robert H. Schuller ketika akan membangun Crystal Cathedral di California Selatan. Biaya yang dibutuhkan melebihi 100.000.000 USD, sedang dia tidak memiliki banyak uang. Semua orang mengatakan rencana Robert Schuller sebagai kemustahilan ketujuh. Mereka menilai tidak mungkin membangun impian tanpa uang.”

    Teman itu kemudian mendekati saya. Ia tatap mata saya sembari berkata, “Dr. Ibrahim, bagaimana bisa Anda menanyakan sesuatu yang Anda tulis dalam buku Anda sendiri, yaitu keyakinan dan tekad yang kuat. Aku sangat yakin dapat membuka restoran sesuai waktu yang dijadwalkan. Anda nanti akan menyaksikan!”

    Beberapa hari kemudian, kebetulan saya pergi ke luar negeri. Sayang sekali saya tidak dapat menghadiri acara pembukaan restoran teman itu. Saya menunggu kabar tentang apa yang terjadi padanya. Apa yang ia lakukan cukup menyita pikiran saya. Ketika kembali ke Montreal, saya menghubunginya lewat telepon. Ia berkata, “Aku tidak akan berbicara apa-apa kepada Anda. Aku ingin saat ini juga Anda datang ke sini dan melihat langsung.” Karena didorong oleh rasa penasaran, saat itu juga saya berangkat ke tempatnya. Sungguh tidak terduga, restoran itu berdiri megah di hadapan saya. Saya langsung mengucapkan selamat. Saya bertanya padanya, “Sekarang, aku ingin tahu, apa yang Anda lakukan?” Dengan tersenyum ia menjawab, “Apa yang ada dalam akalku hidup dalam hatiku, kemudian mengalir dalam pembuluh darahku. Karena itu, ia harus keluar dan terwujud dalam kehidupan. Selagi ada kemauan, kesabaran, dan sikap pantang menyerah keberhasilan pasti diraih.” Selanjutnya ia balik bertanya pada saya, “Bukankan itu yang Anda ajarkan pada kami, Dr. Ibrahim?”

    Ini contoh bahwa akal selalu menemukan dukungan yang menguatkan kenyataan. Jika seseorang jatuh cinta, ia akan mendapatkan pendukung. Sebaliknya, jika marah pada seseorang, ia juga akan mendapatkan dukungan. Jika memikirkan kebahagiaan, akal akan mendukungnya. Sebaliknya, jika berpikir kesengsaraan, akal pun mendukungnya. Begitulah akal bekerja dengan giat dan dinamis memberikan dukungan pada Anda, baik untuk kebaikan atau keburukan.  Ia selalu bergerak membantu Anda menggapai apa yang Anda inginkan.


Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar