Welcome to The Family

Jumat, 22 Maret 2013

Pengaruh Pikiran_Hukum Sebab Akibat








Agar mendapatkan hasil yang diinginkan, petani pertama kali harus menyemai benih di tanah yang baik, kemudian menyirami dan merawat setiap hari sampai memberinya hasil yang diinginkan. Jika seorang siswa menginginkan nilai yang memenuhi syarat agar ia bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang diinginkan, pertama kali ia harus belajar dan menguras tenaga untuk mendapatkan hasil yang didambakan. Seorang ibu yang menginginkan putranya berpegang teguh pada ajaran agama, pertama kali ia harus mengajarinya dasar-dasar agama, ibadah, dan kecintaan pada Allah sampai berhasil menggapai yang ia inginkan. Karyawan yang menginginkan karier tinggi, pertama kali ia harus mengerahkan tenaga untuk mendapatkan banyak ilmu, keterampilan, kemudian bekerja sungguh-sungguh agar mendapatkan apa yang ia inginkan.

    Suami yang ingin hidup bahagia dalam mahligai rumah tangga tidak mungkin mendapatkannya dengan kekerasan dan tidak menghormati pasangannya. Sebab, sikap seperti ini justru akan memberikan hasil serupa yang tidak diinginkan. Untuk itu, pertama-tama ia harus menghormati, mencintai, dan mencurahkan perhatian hingga mendapat apa yang diinginkan. Seseorang yang kehilangan pekerjaan harus tahu penyebabnya. Setelah itu, ia harus belajar memperbaiki kinerjanya. Lupakan peristiwa yang telah terjadi. Kerahkan segenap kemampuan untuk meraih yang diinginkan.

    Hukum sebab-akibat bekerja di setiap kondisi, tempat, dan pada siapa saja meskipun memiliki perbedaan latar belakang, keyakinan, dan sistem nilai. Jadi, perbuatan mendatangkan hasil yang serupa. Hasil ini sama sekali tidak akan berubah selama tidak ada perubahan pada perbuatan yang dilakukan.

    Banyak orang mengeluhkan pekerjaan, tapi tidak pernah melakukan perubahan untuk mengubah hasil yang didapatkan. Banyak orang mengeluhkan kondisi keuangan, tapi tidak mengubah pola hidup dan tidak mau mempelajari sesuatu yang baru yang dapat membantu memperbaiki keterampilan untuk mendapatkan berbagai penghasilan. Pepatah Cina mengatakan, “Jika Anda melakukan sesuatu yang sama maka hasilnya tetap sama. Perubahan tidak akan terjadi sampai Anda mengubah penyebabnya.” Anda mungkin pernah menyaksikan beberapa orang yang punya masalah psikologis. Untuk keluar dari kondisi seperti itu mereka hanya memerhatikan dunia luar. Pola hidupnya masih seperti biasanya, pola pikirnya tidak berubah, selalu mengeluh, dan cenderung menyalahkan orang lain.

    Suatu hari saya berada di salah satu negara Arab. Saya naik taksi sendirian. Kepada sang sopir saya bertanya, “Sejak kapan Anda menjadi sopir taksi?” Ia menjawab, “Sudah lebih dari tiga puluh tahun.” Saya tanya lagi, “Apakah Anda mencintai pekerjaan Anda?” Ia menjawab, “Tidak sepenuhnya. Tidak ada pilihan lain karena hanya ini yang bisa aku kerjakan hidup ini sangat sulit.” Saya tanya lagi, “Sudahkan Anda mencoba mencari pekerjaan lain? Pernahkan Anda berpikir memiliki taksi ini?” Dengan penuh heran sopir taksi itu memandang saya. Saya seperti baru saja melontarkan kalimat dari dunia luar. Ia menjawab, “Aku tidak mencari pekerjaan lain. Sebab, yang aku tahu hanya ini. Sudah barang tentu aku tidak bisa memiliki taksi ini karena harganya sangat mahal.” Lebih lanjut ia berkata, “Dari ucapan Anda, sepertinya Anda bukan orang sini.”

    Mari kita analisis ucapan sopir taksi ini. Ia bekerja sebagai sopir taksi sejak tiga puluh tahun silam tapi ia tidak suka pada pekerjaannya itu. Selama ini ia tidak berusaha memperbaiki diri, meningkatkan keterampilan, mencari pekerjaan lain, dan tidak berpikir memiliki taksi itu. Sekian tahun ia berkerja dengan cara yang sama dan menghasilkan sesuatu yang sama, yaitu perasaan negatif dan tidak berarti. Coba kita lihat seorang perokok yang dalam sehari menghabiskan lebih dari lima puluh batang. Sejak dua puluh tahun silam ia menderita penyakit kanker. Sepanjang itu ia mengonsumsi obat-obat kimiawi dan dihantui rasa frustrasi dan takut. Namun, ia tidak berhenti merokok dengan alasan tanpa rokok ia tidak bisa konsentrasi atau berpikir. Bahkan, tanpa merokok ia mengaku bisa bertemperamen tinggi hingga memengaruhi interaksinya dengan orang lain. Seperti yang Anda lihat, orang ini tidak menginginkan perubahan pada sebab-sebab yang membuatnya terserang penyakit kanker. Ia memilih sering ke rumah sakit untuk berobat dan berdoa kepada Allah supaya disembuhkan.

    Dalam acara yang disiarkan oleh sebuah stasiun televisi saya ditanya, “Doktor, apakah Anda tidak pernah berpikir negatif dan frustrasi?” Saya katakan, “Sebuah penelitian tentang kebohongan pernah dilakukan di Universitas Toronto, Kanada. Penelitian tersebut menyimpulkan bahwa manusia normal dalam sehari berbohong sekitar 62 kali. Jika saya sekarang saya bilang tidak pernah berpikir negatif atau merasa frustrasi, berarti saya menambah kebohongan baru.” Si pewawancara tertawa. Setelah itu ia bertanya, “Kalau begitu, Anda juga merasakannya?” Saya jawab, “Tentu. Tetapi saya tidak membiarkan perasaan tersebut menguasai. Untuk saya, segera mencari penyebabnya kemudian saya tulis dan saya baca. Dengan cara seperti itu, saya merasa seperti berada jauh dari hal itu. Saya ingin mengambil pelajaran dari adanya rasa frustrasi dan takut dalam hidup saya. Sebagai langkah pertama, saya membuat perubahan dari dalam diri. Jika hal serupa terulang lagi maka saya sudah terlatih menghadapi dan mengatasinya.”

    Hukum kausalitas bekerja positif dan negatif. Jika Anda ingin bahagia, carilah hal-hal yang pernah Anda lakukan dan membuat Anda bahagia. Ulangi hal-hal yang menyebabkan rasa bahagia, pasti Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Jika Anda ingin lebih khusyuk ketika shalat, coba ingat-ingat waktu di mana Anda bisa khusyuk. Ulangi sebab-sebab yang sama, niscaya Anda akan mendapatkan hasil yang sama. Sebaliknya, jika Anda ajak pikiran ke masa lalu untuk mengenang hal-hal negatif maka Anda akan merasakan sesuatu yang negatif seperti dahulu. Lebih dari itu, perilaku Anda akan negatif juga. Setiap kali Anda pikirkan hal negatif ini, maka Anda merasakan hal yang sama dengan yang Anda rasakan tempo dulu.

    Allah jadikan segala sesuatu memiliki sebab supaya manusia bisa memahami makna segala sesuatu. Dengan demikian ia bisa belajar bagaimana tumbuh dan maju dalam kehidupan.

    Semua hukum bekerja dengan teratur dan aktif. Sebab, hukum tersebut bekerja bersama Anda sesuai dengan jalan pikiran Anda. Hukum kausalitas ini mengajarkan kita bahwa jika kita menghendaki perubahan dalam hidup dan mengimpikan hidup bahagia maka yang pertama kali harus kita lakukan adalah mengubah pikiran. Setelah itu, kita lakukan sebab-sebab baru yang memberi semangat untuk maju dan menggapai hasil yang kita inginkan.



Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)


Baca juga :  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar