Welcome to The Family

Rabu, 16 April 2014

Ciri-Ciri Kepribadian Positif



Tuhan, apa yang tidak Kauberi kepada orang yang telah Kauberi akal? Apa yang Kauberi pada orang yang tidak Kauberi akal?

[Imam ‘Alî ibn Abî Thâlib]

Dalam kunjungan ke salah satu negara Arab, seorang pemuda menghadiri acara saya. Saat itu ia memakai kacamata hitam dan didampingi seorang perempuan selaku penunjuk jalan. Tahu ia buta, saya mendekatinya. Saya ucapkan selamat atas keterbukaannya untuk maju dan berkembang meski kondisi fisiknya seperti itu. Pemuda itu tersenyum. Setelah menyampaikan salam, ia duduk di tempat yang disediakan untuknya secara khusus. Tema pelatihan saat itu tentang kekuatan rasa percaya diri. Pelatihan itu sarat dengan informasi. Ketika saya membuka forum tanya jawab, pemuda itu ternyata mengetahui banyak hal. Setiap kalimat yang saya ucapkan ia tulis dengan huruf braile. Usai acara, ia meminta diperkenankan untuk ikut menghadiri pelatihan bagi para terapis profesional yang akan digelar di Mesir. Saya tidak tahu harus berkata apa karena pelatihan tersebut digelar selama tujuh hari dan menuntut kondisi yang prima secara fisik dan pikiran. Saya kagum pada pikiran positif pemuda ini. Tekadnya sangat bulat untuk berprestasi dalam hidup. Kesulitan apa pun akan ia hadapi. Karena tak kuasa menolak, saya mengabulkan keinginannya. Beberapa hari kemudian pemuda itu datang bersama seratus peserta lainnya dari berbagai wilayah. Tujuan mereka satu: mendapatkan sertifikat pelatihan. Ternyata pemuda tersebut sangat disiplin dalam waktu. Di setiap sesi acara ia terlibat aktif. Dalam waktu yang relatif singkat, ia sudah disenangi oleh banyak orang karena kepribadiannya yang positif dan mengesakan. Ia selalu tersenyum dan interaksinya dengan orang lain diwarnai cinta dan perhatian. Tibalah waktu ujian teori dan praktik. Semua peserta terkagum-kagum ketika mengetahui bahwa pemuda ini mendapatkan nilai sembilan.

    Pada akhir pelatihan ia meminta bertemu dengan saya. Kami duduk bersama. Saat itu ia bercerita tentang penyakit kanker yang menyerang matanya. Para dokter sudah mengupayakan operasi agar penyakitnya tidak menyebar tapi tidak berhasil hingga ‘Umar ibn “Abd Al-Aziz—nama pemuda tersebut—buta sejak kecil. Namun, ia tidak menyerah pada kenyataan itu. Ia selalu berpikir untuk beradaptasi dengan kenyataan yang ada dan berprestasi dalam hidupnya. Ia mempelajari huruf braile dan ia sungguh berprestasi. Dibantu beberapa teman yang ahli di bidang elektronik dengan huruf braile, ia belajar cara menggunakan teknologi modern.

    Saya bertanya, “Bagaimana Anda menyikapi kesulitan yang Anda hadapi?” Sembari tersenyum ia menjawab tenang, “Kesulitan memberiku kekuatan yang lebih besar dan semangat yang lebih membara. Setiap masalah, baik yang datang dari orang atau sesuatu, tidak akan aku biarkan memengaruhi pikiranku, apalagi menghalangi tujuan hidupku. Sebaliknya, aku belajar dari segala sesuatu hingga aku menjadi seorang direktur sebuah perusahaan yang memiliki cabang di beberapa negara. Aku juga menjadi pelatih professional untuk memberi pelatihan kepada banyak orang agar hidup ini menjadi bermakna.” Inilah kepribadian positif yang saya bicarakan itu. Kepribadian yang beriman kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan tawakal kepada-Nya. Kepribadian yang yang tahu apa yang diinginkan, kapan harus menginginkan, dan bagaimana bisa mendapatkannya. Apa yang ia pikirkan dibuktikan dengan perbuatan dan tidak terpengaruh oleh hal-hal negatif apa pun. Darinya saya belajar tentang sesuatu yang tidak dipelajari di bangku kuliah atau dalam pelatihan.

    ‘Umar pergi bersama sang istri meninggalkan senyum yang yang senantiasa berkesan di hati para peserta. Sejak saat itu saya dan ‘Umar menjalin hubungan pertemanan karena tidak mudah menemukan seseorang dengan kepribadian positif seperti dia untuk menjadi sumber kekuatan, semangat, dan inspirasi dalam kehidupan.

    Mari kita menelusuri sifat-sifat kepribadian positif dan bagaimana kita bisa menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Ada sepuluh sifat utama yang menjadi ciri khas kepribadian positif. Sifat-sifat itu akan membantu kita mewujudkan cita-cita, serta memberi kebahagiaan, ketenangan, dan ketentraman jiwa.

1.    Beriman, memohon bantuan, dan tawakal kepada Allah
      Kepribadian positif adalah kepribadian yang beriman kepada Allah, tawakal kepada-Nya, dan meminta pertolongan kepada-Nya di setiap waktu. Allah berfirman, Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad maka tawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang tawakal kepada-Nya (Âli ‘Imrân: 159).

2.    Nilai-nilai luhur
      Pribadi yang sukses hidup dengan nilai-nilai luhur. Sebesar apa pun pengaruh dan godaan, ia akan selalu menjauh dari perilaku negatif, seperti bohong, menggunjing, mengadu domba, memfitnah, merokok serta segala yang membahayakan kesehatan dan menjauhkan dari Allah. Kepribadian yang sukses memiliki ciri jujur, amanah, menyukai kebaikan, murah hati, bergantung pada Allah, dan selalu meneladani akhlak Rasulullah saw. dan orang-orang saleh.

3.    Cara pandang yang jelas
      Pribadi yang sukses tahu betul apa yang diinginkan dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Ia tahu alasan menginginkan sesuatu, kapan menginginkannya, dan bagaimana cara mendapatkannya dengan mengerahkan seluruh potensi serta kemungkinan yang ada. Ia selalu merencanakan aktivitasnya dengan fleksibel hingga berhasil mewujudkan apa yang ia inginkan.

4.    Keyakinan dan proyeksi positif
     Pribadi positif tahu betul kekuatan hukum keyakinan dan prediksi. Ia menyadari sepenuhnya bahwa segala sesuatu yang diyakini dan diproyeksikan mewujud sesuai dengan keyakinan dan proyeksi itu. Keyakinan dan proyeksi ini terkait erat dengan iman pada Allah dan dengan pengetahuan bahwa Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang yang berbuat baik.

5.    Selalu mencari jalan keluar dari berbagai masalah
      Pribadi yang sukses mengetahui kekuatan hukum konsentrasi dan cara menge-sampingkan hal-hal lain agar tetap fokus pada sesuatu yang diinginkan. Karena itu, ia menyiapkan konsentrasi pada berbagai kemungkinan jalan keluar. Ia mengetahui bahwa segala masalah pasti ada penyelesaiannya secara spiritual. Ia hadapi segala sesuatu dengan santai kemudian dipahami secara positif. Ia terus berpikir seperti itu, apa pun pandangan orang lain dan pengaruh yang ada, sampai ia benar-benar berhasil menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

6.    Belajar dari masalah dan kesulitan
      Pribadi yang sukses tidak hanya fokus pada pemecahan masalah, tapi bagaimana dapat mengambil pelajaran dari setiap masalah yang dihadapi. Pelajaran itu akan ia gunakan untuk merencanakan masa depan. Dengan demikian, ia mengolah masalah menjadi keahlian, keterampilan, dan pengalaman yang dapat diandalkan.

7.    Tidak membiarkan masalah dan kesulitan memengaruhi kehidupannya.
      Ada tujuh aspek kehidupan utama, yaitu spiritualitas, kesehatan, individual, keluarga, sosial karier, dan finansial. Ketika pribadi positif menghadapi masalah keuangan atau karier, ia tidak akan rela membiarkan masalah tersebut memengaruhi aspek kehidupan yang lain. Ia sikapi segala masalah dengan wajar dan tidak berlebihan. Karena itu, hidupnya menyenangkan dan selalu dapat menemukan jalan keluar dari masalah yang dihadapi.

8.    Percaya diri, menyukai perubahan, dan berani menghadapi tantangan.
     Pribadi yang sukses tahu betul bahwa perubahan tidak dapat dihindari. Karena tahu tujuan yang diinginkan, ia menyusun rencana berdasarkan segala kemungkinan, lalu direalisasikan dalam tindakan nyata. Ia juga selalu melakukan evaluasi dan memperbaiki: belajar dari kesalahan lalu melakukan sesuatu dengan kepercayaanpada Allah sepenuhnya.

9.    Hidup dengan cita-cita, perjuangan, dan kesabaran.
      Pribadi yang sukses tahu betul bahwa tanpa cita-cita pasti hidup ini terasa sangat sempit. Tanpa cita-cita seseorang akan hilang ditelan gelombang kesulitan, perasaan negatif, pikiran negatif, dan berbagai aneka penyakit kejiwaan atau fisik. Pribadi yang sukses tahu bahwa cita-cita adalah fondasi kemajuan. Tanpa cita-cita, segala sesuatu akan terhenti. Tanpa perbuatan dan perjuangan, kemajuan tidak akan pernah terjadi. Karena itu pribadi yang sukses selalu berusaha keras dalam mengejar cita-cita dan menghadapi tantangan hidup. Ketika ia berpkir tentang segala kemungkinan, ia bersabar menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Karena, dasar kepribadiannya adalah cinta pada Allah, tawakkal pada-Nya, dan yakin bahwa Dia tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang yang berbuat baik.

10.    Pandai bergaul dan suka membantu orang lain
      Pribadi yang sukses suka bergaul dengan siapa saja dan ia dekat di hati siapa saja. Ia juga menyukai cara-cara positif, seperti menghormati orang lain hingga mudah diterima, dan tidak pernah berusaha menguasai orang lain. Ia mencintai orang lain dan suka membantu mereka. Tangannya selalu terulur untuk membantu siapa saja, bantuan harta, waktu, atau pelajaran. Kepribadian yang sukses tahu betul bahwa orang bisa mati, tapi pikirannya akan tetap hidup dan membantu orang lain. Karena itu, ia tidak pelit untuk memberikan bantuan.

    Sudah barang tentu masih banyak sifat terpuji yang dimiliki oleh orang dengan kepribadian yang sukses. Saya biarkan Anda memilih dan mengambil sifat apa pun yang Anda anggap cocok untuk mendukung mencapai kemajuan dalam setiap aspek kehidupan Anda.

    Mari kita lanjutkan pelajaran menguak misteri kekuatan berpikir. Kita akan menguak sesuatu yang saya sebut dengan “tiga kekuatan” yang terdiri dari memilih, mengambil keputusan, dan tanggung jawab. Kemudian kita pelajari bersama cara tiga kekuatan ini memengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, baik positif atau negatif.[]



Tidak ada komentar:

Posting Komentar