Menguatnya Ego Rendah
Ego rendah mengumbar amarah pada orang lain dan memutus hubungan pergaulan. Jika Anda membicarakan orang lain secara negatif, berarti Anda menggunakan ego rendah. Tanpa disadari, Anda akan menularkan ego rendah Anda kepada orang di sekitar Anda. Belakangan ini banyak kita saksikan orang menggunjing orang lain. Sebenarnya ia tampak sebagai orang yang taat beragama, tapi ia menggunjing sesama tanpa ia sadari. Inilah yang saya sebut dengan “ambang bawah sadar” yang memengaruhi manusia hingga ia seperti sedang mabuk dan tidak menyadari kelakuannya. Anda mungkin kenal dengan orang yang rajin shalat, puasa, menunaikan zakat, dan lain-lain, tapi ia juga berjudi dan menggunjingkan orang lain hingga mendatangkan banyak masalah dalam hidupnya.
Ego rendah mengumbar amarah pada orang lain dan memutus hubungan pergaulan. Jika Anda membicarakan orang lain secara negatif, berarti Anda menggunakan ego rendah. Tanpa disadari, Anda akan menularkan ego rendah Anda kepada orang di sekitar Anda. Belakangan ini banyak kita saksikan orang menggunjing orang lain. Sebenarnya ia tampak sebagai orang yang taat beragama, tapi ia menggunjing sesama tanpa ia sadari. Inilah yang saya sebut dengan “ambang bawah sadar” yang memengaruhi manusia hingga ia seperti sedang mabuk dan tidak menyadari kelakuannya. Anda mungkin kenal dengan orang yang rajin shalat, puasa, menunaikan zakat, dan lain-lain, tapi ia juga berjudi dan menggunjingkan orang lain hingga mendatangkan banyak masalah dalam hidupnya.
Ego rendah ini mendorong manusia untuk bersaing, buas, dan membabi buta. Contohnya banyak sekali. Lihatlah sekitar, Anda akan menyaksikan banyak model manusia. Ego rendah menyulut api permusuhan dan memutuskan hubungan kekerabatan, bahkan dengan orangtua atau anak sendiri. Tidak ada kata toleransi dalam kamus hidup orang seperti ini.
Saya mengenal seseorang berkebangsaan Arab yang punya cita-cita jadi dai. Saya sangat senang padanya. Kami berbincang-bincang panjang lebar dan saya mendapatkan pengetahuan syariah yang luas dan bermanfaat. Suatu hari, ia menghubungi saya dan mengatakan ingin bertemu. Karena sangat sibuk, saya tawarkan untuk bertemu pagi hari. Ia setuju dan kami bertemu. Tidak lama kemudian, ia bicara tentang seseorang yang sangat saya hormati. Dalam kesempatan itu ia malah meminta saya berhati-hati dalam berhubungan dengannya karena dinilai penipu paling besar yang ia kenal sepanjang hidupnya. Saya minta ia mengajukan bukti, tapi ia marah. Suaranya mengeras dan kata-kata yang dilontarkan sangat tidak mencerminkan kepribadian seorang dai. Saya pun mengakhiri pertemuan.
Dua hari kemudian, saya terkejut karena dikunjungi oleh orang yang ia gunjingkan. Orang itu malah menyalahkan saya karena saya dianggap telah melecehkannya. Dan saya baru sadar bahwa ego rendahlah yang menggerakkan semua. Berkat bantuan Allah saya bisa mempertemukan dua orang itu. Saya tenangkan mereka, lalu saya jelaskan konsep ego rendah dan cara ia bertepuk tangan menyaksikan hal-hal negatif karena itulah tujuannya. Hal-hal negatif selalu ia gunakan untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Ini salah satu dampak pikiran negatif, yaitu membuka pintu bagi ego rendah untuk beraksi.[]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar