Welcome to The Family

Sabtu, 19 April 2014

Tiga Kekuatan


Tiga kekuatan ini adalah sumber keseimbangan dan berpikir positif dalam hidup. Jika salah satu tidak ada, seseorang akan mudah berpikir negatif. Tiga kekuatan ini terdiri dari keputusan, pilihan, dan tanggung jawab.


    Tiga kekuatan ini tidak bisa dipisahkan. Jika dipisahkan maka akan terjadi ketidakseimbangan dan akan mengundang rasa frustrasi serta menjadi mangsa “tiga pembunuh”. Dengan demikian, Anda akan mencela, mengkritik, dan membanding-bandingkan. Konsentrasi dan pikiran Anda menjadi negatif dan akan melahirkan perasaan dan kenyataan hidup yang negatif. Pada dasarnya, sebagian besar orang memilih pikiran, konsentras, dan perilakunya. Setiap keputusan yang diambil adalah hasil pilihannya. Persoalannya terletak pada keberanian bertanggung jawab. Bisa jadi seseorang menyadari dirinya sengsara, tapi tidak tahu bahwa kesengsaraannya merupakan hasil pikiran dan pilihannya sendiri hingga ia tidak merasa harus bertanggung jawab. Itu sebabnya ia ia akan terseret melakukan “tiga pembunuh”. Ia akan mencela orang lain berdasarkan perasaannya, membandingkan dirinya dengan orang lain, dan menyalahkan nasibnya. Dengan penjelasan ini saya berharap Anda mulai menyadari bahwa Anda telah menggunakan tiga kekuatan, baik yang positif atau yang negatif.

Pengetahuan adalah kekuatan. Pengetahuan Anda tentang apa yang terjadi di dalam diri akan membantu Anda untuk melakukan perubahan dan kemajuan di jalan yang benar. Anda tidak akan menjadi mangsa perasaan negatif yang mengganggu kesehatan jiwa dan raga. Mari kita bersama mempelajari tiga kekuatan tersebut hingga kita tahu cara memanfaatkannya dengan positif dalam setiap aspek kehidupan.
 
Keputusan


Ketika berada di salah satu negara Arab, saya menumpang taksi ke hotel. Dalam perjalanan, sopir taksi itu mengeluhkan kodisi finansial, sosial, dan kehidupannya yang serba sulit. Ia juga mengeluhkan pemerintah yang tidak peduli pada masyarakat lemah. Saya bertanya, “Sejak kapan Anda bekerja sebagai sopir taksi?” Ia menjawab, “Sudah lebih tiga puluh tahun.” Saya tanya lagi, “Pernahkah Anda berpikir untuk memiliki mobil sendiri?” Ia memandang saya keheranan, kemudian berkata, “Ustadz, sepertinya Anda ini dari planet lain. Kesulitan yang menjerat hidup orang-orang seperti kami tidak memberi kesempatan untuk sukses.” Selanjutnya ia balik bertanya kepada saya, “Jika Anda berada pada posisiku, apa yang akan Anda perbuat?” Saya jawab, “Aku ingin punya banyak armada taksi.” Orang itu tertawa kencang. Ia kira pernyataanku lelucon belaka.

    Pada sebuah perguruan tinggi, saya memberi kuliah tentang kekuatan perubahan dan bagaimana ia menjadi salah satu faktor penting kemajuan. Setelah memberi kuliah, beberapa mahasiswa mendatangi saya. Salah satu dari mereka berkata, “Doktor, terima kasih atas kuliahnya. Sungguh sangat mengesankan! Tetapi sayang, tidak realistis. Nyatanya setelah tamat dari kuliah, kami tidak mendapatkan pekerjaan, seperti para alumni sebelumnya.” Saya tanyakan, “Dari para alumni sebelumnya, adakah yang mendapatkan pekerjaan?” Ia menjawab, “Ya.” Saya tanyakan, “Kalau begitu, apa masalahnya? Mengapa Anda memfokuskan diri pada hal-hal negatif dengan berpikir tidak mendapatkan pekerjaan?” Setelah berkata demikian saya mendekatinya dan berkata, “Berikan perhatian Anda pada apa yang Anda inginkan, bukan pada apa yang tidak Anda inginkan. Mulai hari ini, putuskan bahwa Anda akan mencari pekerjaan setiap hari selama sepuluh jam. Jika itu yang Anda lakukan, aku pastikan Anda mendapatkan pekerjaan.”

    Kisah ini contoh nyata dari kehidupan yang ada. Sopir taksi mengambil keputusan untuk hidup dengan cara seperti itu: mengeluh, mencela, dan tidak menciptakan perubahan apa pun adalam hidupnya. Sang mahasiswa memutuskan untuk memberi perhatian pada hal-hal negatif sehingga ia kehilangan harapan pada masa depan.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Apakah Anda bahagia dengan pekerjaan Anda? Apakah Anda bahagia dengan keluarga Anda?
Bagaimana hubungan Anda dengan Allah?
Bagaimana kesehatan Anda? Apakah Anda merasa puas dengan berat badan dan kesehatan Anda?
Bagaimana kehidupan pribadi Anda? Apakah Anda merasa lebih maju dan lebih baik?
Apakah Anda merasa cukup puas dengan kondisi keuangan Anda?

    Jawaban Anda atas pertanyaan-pertanyaan di atas adalah hasil dari keputusan yang telah Anda ambil pada masa lalu. Disadari atau tidak, keputusan itu telah memengaruhi kondisi hidup dan hasil yang Anda raih hari ini.

    Mungkin kita tidak dapat menguasai lingkungan dan pengaruh eksternal yang ada di sekitar kita. Tetapi, kita punya kemampuan untuk memutuskan bagaimana menyikapi kesulitan-kesulitan yang ada. Anda mungkin lebih fokus pada pemecahan masalah atau pada mengkrtitik, menyalahkan, dan marah. Sepenuhnya Anda dapat memilih salah satu di antara dua sikap itu. Keputusan ada di tangan Anda.

Lima Dasar Keputusan
1.    Keputusan berpikir
Dalam The Aladdin Factor, Jack Canfield dan Mark Victor Hansen menulis bahwa setiap hari manusia menerima lebih dari 60.000 pikiran. Satu-satunya yang dibutuhkan dalam menyikapi berbagai pikiran itu adalah orientasi yang ditentukan oleh manusia sendiri. Jika ia memutuskan memilih orientasi negatif maka hasilnya akan negatif. Jika ia memutuskan memilih orientasi positif maka hasilnya pun positif. Seperti Anda tahu tentang hubungan akal bawah sadar bahwa hukum aktivitas akal bawah sadar membuat pikiran tertentu menyebar.
    Karena itu, Anda harus memerhatikan pikiran Anda: apakah pikiran yang akan Anda jadikan makanan bagi akal Anda bermanfaat atau tidak? Persis seperti Anda memilih makanan bagi tubuh Anda. Pikiran adalah makanan bagi akal. Agar keputusan untuk berpikir ini bernilai positif, Anda harus mengenal pikiran Anda, kemudian mencari cara penyelesaiannya. Dengan begitu, hukum aktivitas akal bawah sadar akan bekerja untuk kebaikan Anda. Dengan mengulang hal sedehana seperti ini, berarti Anda telah melatih akal untuk memilih pikiran dan melatihnya mencari solusi.

2.    Keputusan berkonsentrasi
Hukum konsentrasi adalah salah satu hukum akal bawah sadar yang paling penting. Apa pun yang menjadi pusat perhatian akan digeneralisasi oleh akal. Akal akan menafikan pikiran lain agar dapat berkonsentrasi pada informasi tertentu. Jika pusat perhatian Anda adalah kegagalan, Anda akan menemukan bahwa akal memberikan berbagai informasi tentang kegagalan. Ia akan memperkuat persepsi kegagalan itu supaya Anda bisa benar-benar dekat dengannya. Kerja seperti itu juga terjadi pada pikiran yang positif. Jika yang Anda pikirkan adalah kebahagiaan, akal akan membuang gagasan tentang kesengsaraan dan menggeneralisasi kebahagiaan. Oleh sebab itu, Anda harus menentukan pusat perhatian Anda dengan tepat. Agar kekuatan konsentrasi bemanfaat bagi Anda, pertama kali Anda harus tahu apa yang menjadi pusat perhatian Anda. Langkah selanjutnya adalah konsentrasi pada solusi dan berbagai alternatif yang mungkin ada. Dengan demikian Anda telah menjadikan hukum akal bawah sadar dan hukum konsentrasi berpihak pada Anda.

3.    Keputusan merasakan
Perasaan adalah bahan bakar manusia. Sebagai bahan bakar, ia bisa saja membakar pemiliknya jika bersifat negatif dengan menimbulkan berbagai penyakit jiwa dan fisik. Karena itu, perhatikanlah perasaan Anda, kemudian konsentrasilah pada gerak napas Anda. Tarik napas dalam-dalam dan keluarkan dengan tenang. Lakukan beberapa kali. Pada setiap embusan napas ucapkan, “Alhamdulillah.” Dengan demikian Anda telah memberi makanan oksigen pada otak dan Anda telah menggunakan kekuatan spiritual. Selanjutnya pusatkan pikiran Anda pada rumusan solusi.

4.    Keputusan perilaku
Ada sesuatu yang saya sebut dengan istilah “mata rantai persepsi” yang dimulai dengan kesadaran. Kesadaran membuat kita berpikir tentang makna. Makna membuat kita konsentrasi, merasakan, dan berperilaku. Ketika Anda menguasai akar perilaku, yaitu kesadaran, berarti Anda telah membuat seluruh mata rantai persepsi bekerja untuk kebaikan Anda. Jika pikiran, konsentrasi, dan perasaan bersifat positif maka akan melahirkan perilaku positif.

5.    Keputusan memperbaiki
Mata rantai persepsi menghasilkan sesuatu yang Anda capai. Jika hasil yang Anda capai tidak sesuai harapan, lakukan pebaikan dalam setiap langkah. Pelajarilah hasil yang telah Anda capai, buat catatan dan susun rencana baru untuk bertindak. Kegagalan atau keberhasilan dalam setiap aspek kehidupan selalu dapat dievaluasi dan diperbaiki. Belajarlah apa yang telah Anda dapatkan dan gunakan untuk bertindak pada masa-masa selanjutnya hingga Anda menggapai cita-cita.

    Kecermatan dalam mengambil keputusan akan mengantarkan Anda pada kekuatan berikutnya, yaitu memilih.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar