Welcome to The Family

Jumat, 25 Januari 2013

Pikiran Memengaruhi Fisik


“Akal dan tubuh saling memengaruhi,” kata Herbert Spencer memulai kuliahnya di fakultas kedokteran Universitas Harvard, Amerika Serikat. Untuk menguatkan pernyataannya, Herbert Spencer meminta seorang mahasiswa maju ke depan kelas. Mahasiswa itu diminta menarik napas dalam-dalam dan memejamkan mata. Mahasiswa tersebut melakukan semua yang diperintahkan.
Dengan suara lirih Dr. Herbert Spencer berbicara pada mahasiswa itu, “Bayangkan tangan kiri Anda memegang sebuah jeruk, sedangkan tangan kanan memegang sebilah pisau tajam, dan di depan Anda terdapat sebuah meja.” Sang mahasiswa menganggukkan kepala. Kemudian Dr. Herbert Spencer memintanya berkhayal meletakkan jeruk di atas meja dan memegangnya dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan membelahnya menjadi dua. Mahasiswa itu kembali menganggukkan kepala.
Dr. Herbert Spencer memintanya meletakkan pisau di atas meja, kemudian mengambil separuh jeruk yang sudah dibelah untuk didekatkan ke mulut Anda. Pada saat itu aroma jeruk mulai tercium. Dr. Herbert Spencer mulai berkata, “Sekarang dekatkan jeruk itu ke hidung Anda. Hirup dalam-dalam dan rasakan aromanya di sekujur tubuh. Dekatkan ke mulut, masukkan, dan kunyah dengan gigi Anda. Rasakan jeruk yang pahit, kecut, dan getir di mulut Anda. Sebagian sarinya menetes dari mulut Anda dan membasahi bibir bawah. Sebagian sari yang lain masuk ke dalam tenggorokan hingga membuat Anda mau muntah . . .” Dr. Herbert Spencer terus memberikan arahan hingga tubuh mahasiswa itu gemetar dengan mimik wajah yang kaku dan merasa jijik.
Apa yang terjadi kemudian? Mahasiswa itu benar-benar muntah. Pada saat itu Dr. Herbert Spencer memintanya membuka mata dan mengambil napas dalam-dalam agar dapat keluar dari kondisi tersebut. Setelah itu ia menanyakan sang mahasiswa tentang apa yang terjadi. “Setiap kata yang Anda ucapkan aku pikirkan. Dengan begitu, aku merasakan sesuatu yang buruk di tubuhku. Apa yang aku pikirkan seperti benar-benar terjadi,” kata mahasiswa itu menjelaskan. Dr. Herbert Spencer tak kuasa menahan tawa dan diikuti seluruh mahasiswa yang ada. Setelah mengucapkan terima kasih kepada mahasiswa itu , Dr. Herbert Spencer memandang seluruh muridnya dan mengulang kalimat yang diucapkan di awal kuliah: “Akal dan tubuh saling memengaruhi.”
Apa yang anda pikirkan dan katakan pada diri Anda diambil oleh otak. Selanjutnya ia membuka data-data yang sesuai dengan apa yang Anda pikirkan. Ketika itulah pikiran Anda memengaruhi gerakan tubuh dan ekspresi wajah. Jadi, seseorang bisa merasakan bahwa tubuhnya dipengaruhi oleh pikiran.
Konon, pada perang dunia II, Hitler hendak menghukum tiga prajurit karena tidak melaksanakan perintahnya. Untuk itu Hitler meminta para ahli agar memberi mereka hukuman psikis yang tidak akan terlupakan. Setiap orang dikurung di kamar yang sangat sempit. Tidak jauh dari tempat itu air dibiarkan menetes dan menimbulkan suara gemericik. Setiap orang itu diberi tahu bahwa di dalam ruangan mereka menghirup gas beracun. Mereka juga diberi tahu bahwa kesempatan hidup merekatidak lebih dari enam jam. Selanjutnya pintu ruangan ditutup. Mereka dibiarkan dalam keadaan seperti itu. Tiga jam kemudian, tiga pintu dibuka. Sunggung mengejutkan: dua dari tiga orang prajurit itu benar-benar tewas, satu lagi sangat kritis berjuang melawan kematian.
Para peneliti menyebutkan bahwa ketika menerima informasi, ketiga prajurit itu meyakini sedang menghirup gas beracun. Semua prajurit konsentrasi pada informasi itu. Maka, otak pun mengirim data-data yang berhubungan dengan informasi tersebut ke tubuh mereka. Akibatnya, degup jantung semakin kencang. Saluran napas semakin sesak. Tekanan daran naik. Dan, keringat dingin membasahi kening. Tidak lama kemudian tubuh mereka terguncang karena sesuatu yang terus dipikirkan, yaitu kematian. Pikiran itu dikirim ke seluruh tubuh hingga menimbulkan kekejangan, baik pada organ tubuh bagian dalam atau bagian luar. Ketika informasi itu dikirim balik ke otak, pikiran semakin menguat. Begitulah seterusnya hingga tiga prajurit itu meregang nyawa. Meskipun dinilai jahat dan banyak ditentang, kesimpulan dari semua ini adalah “akal dan tubuh saling mempengaruhi.”
Di rumah sakit pusat San Fransisco, Amerika Serikat, pasien diterapi dengan tawa dan kabar positif. Hasilnya, terapi seperti ini meningkatkan kesembuhan sampai 35%. Ketika yang sakit berpikir positif, tersenyum, optimis, dan tertawa, kadar endorfin dalam tubuhnya meningkat. Endorfin membantunya untuk sembuh. Di sini juga terdapat bukti kuat bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi.
Mari kita coba sesuatu yang biasa. Pikirkan seseorang yang Anda cintai dan sudah sekian lama Anda tak berjumpa dengannya. Bayangkan ia kini berada di hadapan Anda. Coba perhatikan raut wajah dan gerakan tubuh Anda. Setelah itu, coba pikirkan orang yang Anda benci. Bayangkan ia berada di hadapan Anda. Lihatlah ekspresi wajah dan gerakan tubuh Anda. Adakah Anda melihat perbedaan di antara keduanya?
Mari kita coba sesuatu yang lain
Bayangkan Anda sedang menonton film misteri pukul dua malam. Saraf Anda pasti tegang mendengar suara televisi. Apa yang sedang terjadi pada pikiran, ekspresi wajah, dan gerakan tubuh Anda? Saya yakin Anda bisa membedakan. Bila Anda membayangkan sedang menghadiri kuliah, kemudian sang dosen mengambil palu dan memukulkannya ke papan tulis berkali-kali, pasti tubuhmu akan bergidik.
Ini bukti bahwa apa yang Anda pikirkan menjadi pusat perhatian akal Anda, kemudian membuka memori di file khusus hingga memengaruhi tubuh saat itu juga. Jika memikirkan sesuatu yang menakutkan, Anda akan merasakan hal itu di tubuh Anda. Jika memikirkan sesuatu yang membuat putus asa, Anda akan merasakan hal itu di tubuh. Jika memikirkan sesuatu yang membahagiakan, Anda akan merasakan hal itu di tubuh.
Di sisi lain, kondisi tubuh Anda juga memengaruhi akal: membuatnya membuka file yang sejenis dengan kondisi tubuh. Jika tubuh dalam kondisi kuat dan tangguh, akal akan menerima kondisi itu lalu membuka file kekuatan dan ketangguhan.
Akal memiliki kemampuan mengobati tubuh dan membantunya bebas dari penyakit. Karena itu , mulai hari ini, putuskanlah apa yang akan Anda pikirkan. Sebab, pikiran Anda akan berpengaruh pada tubuh, potensi, dan semangat Anda. Selain itu, perhatikan kondisi tubuh Anda karena ia akan berpengaruh pada pikiran Anda, baik negatif maupun positif.[]


Dr. Ibrahim Elfiky (Maestro Motivator Muslim Dunia)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar