Welcome to The Family

Kamis, 19 Juni 2014

Tujuh Prinsip Berpikir Positif


2.    Masalah Tidak Akan Membiarkan Anda dalam Kondisi yang Ada: Ia Akan Membawa Anda pada Kondisi yang Lebih Buruk atau yang Lebih Baik.


Syekh Muhammad Mutawallî al-Sya’râwî menuturkan dalam Allâh wa al-Nafs al-Basyariyyah, “Anda tidak akan mampu menyelesaikan masalah dengan pikiran Anda yang sudah ada tentangnya. Sebab, pikiran ini adalah penyebab lahirnya masalah itu. Untuk menyelesaikannya, Anda harus berpikir dengan cara yang lain.”

    Setiap masalah yang datang kepada kita dalam hidup ini membuat kita keluar dari rasa tenang, damai, dan nyaman. Masalah juga memengaruhi pikiran, konsentrasi, kekuatan, dan perasaan kita sampai kita dapat melepaskan diri darinya dengan cara-cara tertentu. Kita akan menemukan orang yang berkepribadian negatif akan kehilangan keseimbangan ketika menghadapi masalah hingga ia berpikir secara negatif dan emosional. Perhatiannya akan difokuskan pada masalah dan dampak yang paling buruk. Dengan begitu, perasaannya semakin negatif dan mendorongnya berperilaku negatif hingga masalah yang ia hadapi semakin rumit. Baginya masalah membuat kondisinya menjadi lebih buruk.

    Orang yang berkepribadian positif akan memusatkan perhatian pada upaya mencari solusi dengan cara-cara yang rasional dan perasaan yang tenang. Maka, ia mempelajari masalah yang ada dan memperbaiki sikapnya hingga dapat berperilaku positif. Baginya masalah justru mengantarkannya kepada kondisi yang lebih baik.

    Saya pernah berkunjung ke Aljazair untuk memberikan ceramah dan pelatihan tentang kekuatan potensi manusia. Pada akhir sesi pertama yang membahas “Cara Berprestasi”, seorang pemuda berusia sekitar dua puluh tahun datang kepada saya. Ia bersikeras agar meluangkan waktu untuknya. Tanpa basa-basi ia berkata, “Dr. Ibrahim, aku tahu betul Anda sangat sibuk. Aku sangat menghargai waktu yang Anda luangkan untukku. Aku hanya ingin mengatakan kepada Anda bahwa aku memasuki tahun ketiga di bangku kuliah. Aku berasal dari keluarga tak mampu. Karena itu, aku tidak mampu membeli komputer yang menjadi andalan aktivitasku di meja kuliah. Aku bisa saja menyalahkan keluargaku atau kondisiku. Namun, aku berpikir untuk memanfaatkan waktu dengan cara-cara yang positif. Untuk itu aku datang ke warung internet. Di situ aku belajar mati-matian selama berjam-jam. Aku berpikir mamanfaatkan keahlianku untuk menambah penghasilan. Maka, aku mengajari beberapa mahasiswa tentang penggunaan internet, meskipun mendapatkan upah tidak seberapa. Enam bulan kemudian aku bisa membeli komputer. Sekarang aku punya cita-cita lain. Aku ingin berangkat ke Mesir dalam rangka menghadiri pelatihan untuk para pelatih professional yang akan Anda gelar di Kairo. Aku sudah mengambil keputusan untuk menjadi pelatih yang sukses dan bermanfaat, baik bagi diriku, orang lain, atau negara. Aku hanya ingin mengatakan itu kepada Anda, Doktor. Insya Allah, tidak lama lagi, Anda akan mendengar namaku.”

    Benar, beberapa hari kemudian, saya melihat dia di hadapan saya, mengikuti acara pelatihan itu. Ia berhasil mendapatkan sertifikat, kemudian menjadi tenaga pelatih pengembangan sumber daya manusia. Ia juga hafal Al-Qur’an seluruhnya.

Saya ingin bertanya kepada Anda:
Mungkinkah pemuda itu memusatkan semua perhatiannya pada keluhan atau tidak?
Mungkinkah ia mengalami frustrasi dan iri pada orang lain?
Mungkinkah ia menjadi sumber kesengsaraan orangtuanya?

    Jawabannya tentu, “Mungkin.” Pemuda seperti dia sangat mungkin berkonsentrasi pada hal-hal negatif. Tetapi ia membuat keputusan untuk menjadi orang sukses. Untuk menggapai impiannya, ia harus memikirkan cara yang dapat membantunya. Maka, ia memilih warung internet. Daripada membuang waktu untuk sesuatu yang tidak bermanfaat, ia memilih belajar sampai mahir. Ia terus menggunakan potensi yang dimiliki dengan tetap tawakal pada Allah sampai berhasil mewujudkan impiannya.

    Ini contoh sederhana tentang orang yang tidak membiarkan kondisi menguasai dirinya. Ia tahu menyadari bahwa apa yang terjadi pada dirinya tidak penting. Yang penting adalah apa yang harus dilakukan terhadap apa yang terjadi pada dirinya.

    Mulai hari ini, jangan pernah lagi menyalahkan kondisi, orang lain, sesuatu, atau kehidupan. Hal itu hanya akan membuat Anda merasakan hal-hal negatif dan menjauhkan Anda dari impian. Pusatkan perhatian Anda pada apa yang Anda inginkan. Coba dan coba lagi sambil tetap tawakal pada Allah. Suatu saat Anda pasti akan dibuat kaget dengan hasil positif yang Anda capai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar