Dalam perjalanan ke
wilayah Arab, saya naik pesawat dari Montreal ke Bahrain. Setelah duduk di kursi
dan pesawat lepas landas, kami mendengar kapten bicara melalui mikropon. Usai
mengucapkan salam dan berterima kasih pada kami yang telah menggunakan jasa
penerbangan maskapainya, ia menjelaskan rincian perjalanan, antara lain:
pesawat akan berada di atas ketinggian 150.000 kaki, suhu 80o di
bawah nol, kecepatan 700 mil/jam, pesawat sering berada di atas samudra, kru
kabin akan melayani para penumpang, alat keselamatan cukup, dan ada pintu
keluar. Tidak lama kemudian ia menutup pembicaraan dengan berkata, “Kami harap
kalian menikmati perjalanan yang tenang dan membahagiakan ini.”
Dalam
menyimak setiap kalimat yang diucapkan kapten, saya mengucapkan syahadat,
istigfar, dan membaca Al-Qur’an. Ketika itu seorang perempuan berkata kepada
temannya, “Di tempat inilah pesawat
Mesir itu jatuh.” Perasaan saya menjadi tidak nyaman. Perempuan di belakang
saya mulai menangis ketakutan. Saya mencoba mengatasi ketakutannya. Tidak lama
kemudian, perempuan itu tenang. Alhamdulillah.
Saya
mencoba menyalakan televisi untuk mengubah pikiran dan konsentrasi saya.
Sungguh di luar dugaan, film yang mereka suguhkan saat itu adalah Titanic.
Film yang bercerita tentang kapal besar yang tenggelam di samudra. Saya merasa
seperti diintai banyak kamera tersembunyi. Saya mencoba memejamkan mata, tapi
tidak bisa. Tampaknya konsentrasi saya sudah negatif. Perasaan saya terhadap
sang Kapten dan penumpang perempuan tadi juga negatif. Saya sudah mulai merasa
bahwa pikiran mempengaruhi ekspresi wajah saya hingga seperti drakula. Tubuh
saya bergetar seperti akan bertarung melawan dinosaurus. Jantung berdetak
semakin kencang dan dada terasa sesak. Saya pikir pilot dan krunya telah
membuat para penumpang merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
Seperti
biasanya, saya mengambil secarik kertas dan pena, kemudian menulis tentang
kekuatan pikiran. Saya tuliskan bahwa pikiran mempengaruhi perasaan dan bahwa
pikiran adalah ciptaan manusia. Dunia luar tidak tidak bisa mempengaruhi atas
izin dirinya. Sayalah yang memutuskan merasa seperti ini, bukan dunia luar. Perasaan
tidak bisa berubah begitu saja. Untuk bisa berubah, saya harus mengubah pikiran
dan konsentrasi. Saya pun benar-benar mencoba dan ternyata perasaan saya
mengikuti pikiran saya. Saya bersyukur kepada Allah yang telah memberi
informasi ini. Setelah itu, saya baru bisa memejamkan mata dan bangun ketika
tiba di tempat tujuan dengan selamat.
Sekarang saya ingin
bertanya kepada Anda:
·
Pernahkah
Anda mengalami hal semacam itu?
·
Pernahkan
Anda merasa tank nyaman karena memikirkan sesuatu yang terjadi di masa lalu?
·
Apakah
yang terjadi sebaliknya ketika Anda memikirkan pengalaman yang membahagiakan?
·
Setujukah
Anda dengan pendapat saya bahwa pikiran mempengaruhi perasaan dan perasaan tidak
akan berubah kecuali dengan mengubah akar yang terdapat dalam pikiran?
Saya
teringat saat memberikan kuliah dengan tema Dari Takut Menjadi Percaya Diri
dan Dari Percaya Diri Menjadi Hebat. Saya dan panitia pelaksana memutuskan
menyampaikan kuliah ini di atas punggung kapal. Sebuah ide bagus dan berhasil.
Banyak orang yang memerhatikan dan di antara mereka ada yang takut ketinggian
dan takut air. Saya berdiri di luar kapal dan membantu mengubah keyakinan ini
dan melepaskan mereka dari rasa takut. Sebelum datang kepada saya , seorang
panitia pelaksana berkata kepada peserta, “Kapal ini akan membentur gelombang.
Jika ada yang merasa pusing dan ingin muntah, itu namanya mabuk laut. Kami
harap segera meminta obat-obatan agar bisa menikmati perjalanan ini.” Kata-katanya
belum selesai, sebagian besar peserta sudah mabuk laut. Mereka segera meminta
obat yang sebetulnya tidak berfungsi sebagai penawar mabuk laut. Kemudian kami
memutuskan untuk kembali dan meneruskan acara di hotel.
Ketika
panitia menanyakan apa yang terjadi, saya ucapkan selamat kepadanya yang telah
berhasil menenangkan semua orang yang diserang mabuk laut. Ia bilang, “Tidak
masuk akal!”
Ini
contoh lain tentang kekuatan pikiran dan pengaruhnya pada akal, ekspresi wajah,
gerakan tubuh, dan perasaan yang menguasai seseorang.
Lakukan beberapa hal
berikut ini:
·
Pejamkan matamu, tarik napas dalam-dalam, pikirkan
seseorang yang Anda cintai datang dari belakang dan memegang pundak kanan Anda.
Saat Anda bebalik, dia berdiri di hadapan Anda. Coba perhatikan perasaan Anda,
kemudian buka mata dan tarik napas dalam-dalam kembali.
·
Sekarang pejamkan mata Anda lagi, pikirkan seseorang yang
Anda tidak ingin berjumpa dengannya sama sekali. Tiba-tiba ia datang dari
belakang dan memegang pundak kiri Anda. Saat Anda membalikkan badan, ia berdiri
tepat di hadapan Anda. Coba perhatikan perasaan Anda. Setelah itu, buka mata
dan tariklah napas dalam-dalam.
·
Selanjutnya bayangkan pengalaman manis Anda pada masa
lalu seakan terjadi. Perhatikan Perasaan Anda. Setelah itu tarik napas
dalam-dalam. Bayangkan pengalaman pahit Anda yang kini tengah terjadi.
Perhatikan perasaan Anda.
Sebagaimana
Anda lihat, setiap pengalaman memengaruhi perasaan Anda sesuai yang ada di
benak Anda dan data yang tersimpan.
Perasaan
tak ubahnya bahan bakar bagi manusia. Perasaan adalah reaksi alamiah dari
pikiran dalam diri kita. Adalah karunia Allah, Dia jadikan kita mengetahui
makna setiap perasaan, baik yang positif seperti cinta, kasih sayang,
kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, kelapangan, dan sebagainya, atau yang
bersifat negatif sepeti marah , benci dendam, dan sebagainya. Selain itu, Allah
memberi kita kemampuan menguasai pikiran. Dia berfirman, Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada
diri mereka sendiri (al-Ra’du: 11).
Setiap
kali mempelajari ilmu modern, kita menemukan kekuatan makna ini. Sebab,
perubahan benar-benar dari dalam, yaitu pikiran, file-file yang ada, citra
diri, penghargaan terhadap diri sendiri, nilai-nilai, dan keyakinan kuat yang
tersimpandi akal bawah sadar. Semua itu bersifat internal. Perasaan juga
bersumber dari pikiran. Karena itu, jika Anda benar-benar ingin mengubah
kehidupan menjadi lebih baik maka mulailah hari ini. Perhatikan pikiran Anda
dan kuasai. Anda akan menyaksikan perbedaan besar dalam diri dan perubahan
positif yang terjadi dalam kehidupan Anda.
Kita
akan melanjutkan perjalanan mengarungi samudra kekuatan pikiran positif,
perbuatan strategis, serta lebih banyak menyingkap kekuatan rahasia kekuatan
pikiran dan pengaruhnya terhadap perilaku.[]