Welcome to The Family

Jumat, 25 Januari 2013

Pikiran Memengaruhi Perasaan


Dalam perjalanan ke wilayah Arab, saya naik pesawat dari Montreal ke Bahrain. Setelah duduk di kursi dan pesawat lepas landas, kami mendengar kapten bicara melalui mikropon. Usai mengucapkan salam dan berterima kasih pada kami yang telah menggunakan jasa penerbangan maskapainya, ia menjelaskan rincian perjalanan, antara lain: pesawat akan berada di atas ketinggian 150.000 kaki, suhu 80o di bawah nol, kecepatan 700 mil/jam, pesawat sering berada di atas samudra, kru kabin akan melayani para penumpang, alat keselamatan cukup, dan ada pintu keluar. Tidak lama kemudian ia menutup pembicaraan dengan berkata, “Kami harap kalian menikmati perjalanan yang tenang dan membahagiakan ini.”
Dalam menyimak setiap kalimat yang diucapkan kapten, saya mengucapkan syahadat, istigfar, dan membaca Al-Qur’an. Ketika itu seorang perempuan berkata kepada temannya, “Di tempat inilah  pesawat Mesir itu jatuh.” Perasaan saya menjadi tidak nyaman. Perempuan di belakang saya mulai menangis ketakutan. Saya mencoba mengatasi ketakutannya. Tidak lama kemudian, perempuan itu tenang. Alhamdulillah.
Saya mencoba menyalakan televisi untuk mengubah pikiran dan konsentrasi saya. Sungguh di luar dugaan, film yang mereka suguhkan saat itu adalah Titanic. Film yang bercerita tentang kapal besar yang tenggelam di samudra. Saya merasa seperti diintai banyak kamera tersembunyi. Saya mencoba memejamkan mata, tapi tidak bisa. Tampaknya konsentrasi saya sudah negatif. Perasaan saya terhadap sang Kapten dan penumpang perempuan tadi juga negatif. Saya sudah mulai merasa bahwa pikiran mempengaruhi ekspresi wajah saya hingga seperti drakula. Tubuh saya bergetar seperti akan bertarung melawan dinosaurus. Jantung berdetak semakin kencang dan dada terasa sesak. Saya pikir pilot dan krunya telah membuat para penumpang merasakan sesuatu yang tidak nyaman.
Seperti biasanya, saya mengambil secarik kertas dan pena, kemudian menulis tentang kekuatan pikiran. Saya tuliskan bahwa pikiran mempengaruhi perasaan dan bahwa pikiran adalah ciptaan manusia. Dunia luar tidak tidak bisa mempengaruhi atas izin dirinya. Sayalah yang memutuskan merasa seperti ini, bukan dunia luar. Perasaan tidak bisa berubah begitu saja. Untuk bisa berubah, saya harus mengubah pikiran dan konsentrasi. Saya pun benar-benar mencoba dan ternyata perasaan saya mengikuti pikiran saya. Saya bersyukur kepada Allah yang telah memberi informasi ini. Setelah itu, saya baru bisa memejamkan mata dan bangun ketika tiba di tempat tujuan dengan selamat.
Sekarang saya ingin bertanya kepada Anda:
·         Pernahkah Anda mengalami hal semacam itu?
·         Pernahkan Anda merasa tank nyaman karena memikirkan sesuatu yang terjadi di masa lalu?
·         Apakah yang terjadi sebaliknya ketika Anda memikirkan pengalaman yang membahagiakan?
·         Setujukah Anda dengan pendapat saya bahwa pikiran mempengaruhi perasaan dan perasaan tidak akan berubah kecuali dengan mengubah akar yang terdapat dalam pikiran?
Saya teringat saat memberikan kuliah dengan tema Dari Takut Menjadi Percaya Diri dan Dari Percaya Diri Menjadi Hebat. Saya dan panitia pelaksana memutuskan menyampaikan kuliah ini di atas punggung kapal. Sebuah ide bagus dan berhasil. Banyak orang yang memerhatikan dan di antara mereka ada yang takut ketinggian dan takut air. Saya berdiri di luar kapal dan membantu mengubah keyakinan ini dan melepaskan mereka dari rasa takut. Sebelum datang kepada saya , seorang panitia pelaksana berkata kepada peserta, “Kapal ini akan membentur gelombang. Jika ada yang merasa pusing dan ingin muntah, itu namanya mabuk laut. Kami harap segera meminta obat-obatan agar bisa menikmati perjalanan ini.” Kata-katanya belum selesai, sebagian besar peserta sudah mabuk laut. Mereka segera meminta obat yang sebetulnya tidak berfungsi sebagai penawar mabuk laut. Kemudian kami memutuskan untuk kembali dan meneruskan acara di hotel.
Ketika panitia menanyakan apa yang terjadi, saya ucapkan selamat kepadanya yang telah berhasil menenangkan semua orang yang diserang mabuk laut. Ia bilang, “Tidak masuk akal!”
Ini contoh lain tentang kekuatan pikiran dan pengaruhnya pada akal, ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan perasaan yang menguasai seseorang.
Lakukan beberapa hal berikut ini:
·      Pejamkan matamu, tarik napas dalam-dalam, pikirkan seseorang yang Anda cintai datang dari belakang dan memegang pundak kanan Anda. Saat Anda bebalik, dia berdiri di hadapan Anda. Coba perhatikan perasaan Anda, kemudian buka mata dan tarik napas dalam-dalam kembali.
·      Sekarang pejamkan mata Anda lagi, pikirkan seseorang yang Anda tidak ingin berjumpa dengannya sama sekali. Tiba-tiba ia datang dari belakang dan memegang pundak kiri Anda. Saat Anda membalikkan badan, ia berdiri tepat di hadapan Anda. Coba perhatikan perasaan Anda. Setelah itu, buka mata dan tariklah napas dalam-dalam.
·      Selanjutnya bayangkan pengalaman manis Anda pada masa lalu seakan terjadi. Perhatikan Perasaan Anda. Setelah itu tarik napas dalam-dalam. Bayangkan pengalaman pahit Anda yang kini tengah terjadi. Perhatikan perasaan Anda.
Sebagaimana Anda lihat, setiap pengalaman memengaruhi perasaan Anda sesuai yang ada di benak Anda dan data yang tersimpan.
Perasaan tak ubahnya bahan bakar bagi manusia. Perasaan adalah reaksi alamiah dari pikiran dalam diri kita. Adalah karunia Allah, Dia jadikan kita mengetahui makna setiap perasaan, baik yang positif seperti cinta, kasih sayang, kebahagiaan, kedamaian, ketenangan, kelapangan, dan sebagainya, atau yang bersifat negatif sepeti marah , benci dendam, dan sebagainya. Selain itu, Allah memberi kita kemampuan menguasai pikiran. Dia berfirman, Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri (al-Ra’du: 11).
Setiap kali mempelajari ilmu modern, kita menemukan kekuatan makna ini. Sebab, perubahan benar-benar dari dalam, yaitu pikiran, file-file yang ada, citra diri, penghargaan terhadap diri sendiri, nilai-nilai, dan keyakinan kuat yang tersimpandi akal bawah sadar. Semua itu bersifat internal. Perasaan juga bersumber dari pikiran. Karena itu, jika Anda benar-benar ingin mengubah kehidupan menjadi lebih baik maka mulailah hari ini. Perhatikan pikiran Anda dan kuasai. Anda akan menyaksikan perbedaan besar dalam diri dan perubahan positif yang terjadi dalam kehidupan Anda.
Kita akan melanjutkan perjalanan mengarungi samudra kekuatan pikiran positif, perbuatan strategis, serta lebih banyak menyingkap kekuatan rahasia kekuatan pikiran dan pengaruhnya terhadap perilaku.[]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar